Jam telah menunjukkan pukul 10.00 malam, Fiona mulai terbangun dari tidurnya.
Mendengar suara berisik yang berasal dari dapur, dengan segera ia melangkahkan kakinya mendekat kearah sana.
Dapat ia lihat Felix, yang tengah berusaha untuk menahan kantuknya itu tengah merebus ayam, ia merasa tak enak dengan suaminya itu, bagaimanapun saat diperjalanan tadi Felix lah yang paling leleh diantara mereka berdua. Namun setelah pulang pria itu bahkan tidak bisa langsung beristirahat.
Mereka sendiri pulang pada pukul 8, dan Felix langsung menyuruh Fiona untuk membersikan diri dan langsung tidur, Fiona sendiri langsung menuruti ucapan itu, karna ia sendiri merasa sangat leleh, tanpa ia peduli jika suaminya itu juga pasti lelah.
Dengan perlahan ia mendekat kearah Felix, dan memijat pundak lelaki itu tanpa mengucapkan sepatah-kata pun.
"Kenapa bangun?" Tanya Felix yang merasakan tangan mungil yang tengah memijatnya itu.
Dengan suara yang terdengar rendah dan terdapat rasa penyesalan disana Fiona mengatakan, "Maaf,"
Mendengar hal itu Felix langsung berbalik dan menatap Istrinya itu dengan lembut, "kenapa?,"
"Karna aku tidak berperasaan dan membiarkan mu bekerja terlalu keras, padahal sedari tadi pagi kau belum istirahat sama sekali."
Kali ini ia merasa benar-benar merasa sangat keterlaluan. "Sementara aku..."
"Ngomong apa si, Kamu tu lagi hamil, perlu banyak istirahat," potong Felix
"Sekarang sudah jam segini lanjutkan tidur mu, sebentar lagi aku selesai, dan akan langsung istirahat." Lanjutnya dengan mengelus rambut Fiona lembut.
"Nggak mau, nanti bareng aja," tolak Fiona menggelengkan kepalanya.
Felix sendiri sudah tak tau harus mengatakan apa, saat melihat raut sedih istrinya. Ia hanya bisa mempercepat pekerjaannya, agar cepat bisa segera istirahat dan tidak membuat Fiona menunggu lama.
Setengah jam sudah berlalu akhirnya Felix menyelesaikan pekerjaannya, "aku aku sudah selesai," ujarnya mendekat kearah Fiona
"Sungguh?"
"Ya, sudah selesai,"
Dengan semangat akhirnya Fiona menggandeng tangan Felix pergi menjauhi area dapur. "Ya sudah pasti kamu sudah sangat leleh, cepat istirahat,"
"Jangan cepat-cepat atau kau akan terjatuh nanti," nasehat Felix
"Em," angguk Fiona dan memperlambat jalannya
"Sudah sana tidur," ujar Felix saat mereka sudah sampai didepan kamar.
"Kamu tidur di kursi?" Tanya Fiona berdiri diambang pintu
"Ya, memegang boleh kalo aku tidur bersama mu?" Ujar Felix dengan bercanda.
Dengan enteng Fiona mengatakan, "Boleh, kalaupun kamu memegang mau tidur dengan ku,"
Felix sendiri yang mendengar hal itupun langsung menatap Fiona tanpa berkedip, 'apa dia sungguhan?' pikir Felix
"Serius?," Tanya Felix dengan mempertahankan ekspektasi bingungnya
Mendengar pertanyaan itu seketika Fiona sadar jika mereka berdua sudah lama tidak tidur di ranjang yang sama, mungkin akan sedikit canggung jika, mereka kembali tidur bersama, namun ia tadi sudah terlanjur mengatakan boleh, "Em, bukannya kalau tidur di kursi badan mu akan sakit-sakitan, dan juga tidurmu tidak akan nyenyak,"
"baiklah Karna istriku sudah mengijinkannya aku akan tidur dengan mu," ujar Felix dengan gembira, dan langsung menggandeng tangan Fiona masuk ke kamar, ia bahkan sudah tak ingat untuk memberikan badannya itu karena saking bersemangatnya
Dengan cepat Fiona menaiki kasur usang itu dan bergeser mendekat kearah tembok, "ambillah selimut di lemari," ujarnya saat Felix hendak berbaring disampingnya
Dengan patuh Felix mengambil selimut di lemari dan kembali tidur disamping Fiona, namun kini wanita itu sudah membelakanginya.
"Astaga, aku malu sekali, apa yang akan dia pikirkan tentang aku nanti," batin Fiona yang merutuki kebodohannya
Namun semua yang ia pikirkan itu berbanding terbalik dengan apa yang dipikirkan oleh Felix, pria itu bersyukur setidaknya hubungannya dengan Fiona sudah ada banyak perkembangan, ia berpikir, 'hal apa yang harus ia lakukan untuk merayakan perkembangan hubungannya ini?'
"Ah lain kali aku akan membelikannya mesin jahit," batin Felix yang mengingat hobby Fiona, namun sesaat kemudian ia ingat jika ia juga harus membeli sepeda motor agar saat mengatakan Fiona cek up, wanita itu tidak perlu berjalan seperti tadi.
Ya, mungkin sekitar satu atau dua bulan lagi ia baru bisa membelikan Fiona mesin jahit.
"Tak, apa aku akan bekerja keras untuk membelikannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
kehidupan kedua milyader
RomanceSemua kehidupannya seakan tak berarti apa-apa,setelah sang istri meninggalkannya untuk selamanya Terus bekerja demi membalaskan dendamnya atas kepergian istrinya,meskipun dendam itu sudah terbalaskan ia masih saja merasa tidak berguna Sampai dimana...