Saat ini Felix dan juga Fiona tengah berada di pasar, ke duanya terlihat seperti pasangan muda mudi yang baru saja menikah, lantaran tindakan yang diberikan Felix untuk Fiona terlebih sedikit berlebihan, bagaimana tidak, sejak sampai di pasar Felix sama sekali tidak melepaskan tangannya dari Fiona, pria itu juga akan selalu meminta pendapat Fiona saat membeli sesuatu, seperti sekarang.
"Sayang, kita beli yang mana?, udang atau cumi?" Tanya Felix mengalihkan tatapannya ke arah Fiona.
"Terserah," jawab Fiona, jujur saja wanita itu juga bingung ingin apa jadi biarkan Felix saja yang memutuskan ingin membeli apa, toh ia juga tidak pilih-pilih makanan.
"Terserah?, kamu lebih suka yang mana dari keduanya?" Tanya Felix kembali, di kehidupannya yang pertama Felix sering kali mendengar jika wanita sudah bilang 'terserah' maka sebagai seorang pria, harus bisa mengartikan kata tersebut, karna jika sampai salah maka konsekuensinya bisa membahayakan.
"Terserah kamu, aku tidak tau harus pilih yang mana." Jawab Fiona yang semakin membuat Felix merasa bimbang.
"Hanya ada dua kesimpulan dia ingin salah satu dari mereka, atau mungkin dia tidak suka keduanya, bisa tidak sih kata itu dihilangkan." Batin Felix.
"Jangan terserah pada ku, pilih apa yang kamu inginkan, atau kamu ingin yang lain?" Saut Felix.
"Benar-benar tersebut mu, toh nanti yang masak juga kamu kan, aku hanya tinggal makan, lagian apapun yang kamu masak juga akan ku makan." Balas Fiona.
"Sungguh?, Kalo kamu ingin yang lain kamu bisa mengatakannya pada ku loh." Saut Felix yang masih berusaha mencari jalur aman untuk dirinya.
"Iya, beli saja apa yang ingin kamu masak, aku tidak akan komplain, yang terpenting rasanya enak saja sih." Jawab Fiona.
"Oke terserah pada ku kan, jalur aman adalah membeli ke-duanya." Batin Felix.
"Yah sudah,"
"Bang, aku beli udang dan cumi ini masing-masing seperempat saja." Ujar Felix pada penjual nya."Kalian yakin hanya membeli seperempat saja, udang dan cumi disini sangat segar loh. Lihat saja kebanyakan dari mereka masih hidup." Ujar penjual itu.
"Iyah, lagi pula kamu hanya tinggal berdua." Jawab Felix.
"Em, kalian pengantin baru yah?" Tanya penjual itu.
"Tidak, kami sudah lama menikah," jawab Felix yang sedikit membuat penjual itu terkejut.
"Benarkah?, Aku lihat interaksi kalian seperti pasangan baru saja, apalagi melihat wajah kalian yang masih sangat muda ini." Ujar penjual itu dengan sedikit rasa tidak percaya.
"Bisa saja kamu bang," saut Felix dengan senyumannya.
"Sungguh, aku dan juga istri ku saja tidak seromantis kalian, bahkan meskipun kita diluar kami sering berdebat." Ujar penjual itu.
"Oh ya ini, pesanan mu." Ujar penjual itu menyerahkan kresek berisi udang dan cumi pesanan Felix.
"Oke berapa totalnya?" Tanya Felix.
"Karna kalian pasangan yang serasi, kalian bayar separuh harga saja."
"Jadi semuanya 6.700 ribu rupiah saja.""Sungguh?, Terimakasih kalau begitu." Balas Felix dan segera mengeluarkan uangnya untuk membayar.
"Aku terima uangnya, lain kali belanja disini lagi." Ujar penjual itu dan segera menerima uang Felix.
"Ya sudah bang, kami pergi dulu."
"Yah-yah."
"Penjualannya baik yah." Ujar Fiona saat sudah sedikit jauh dari kios penjual ikan tersebut.
Felix sendiri hanya menggagukan kepalanya, bagaimanapun sikap seperti yang dimiliki oleh penjual ikan tersebut sangatlah wajar, bagaimanapun mereka pasti akan selalu berusaha untuk menarik pembeli baru setiap harinya, terlebih lagi jika mereka bisa mempertahankan mereka untuk selalu membeli dagangan mereka, konsep dasar yang harus dikuasai oleh penjual adalah bermulut manis, semakin manis ucapannya semakin banyak orang yang akan menyukainya.
"Lain kali kita beli ikan disana saja yuk." Lanjut Fiona.
"Terserah padamu, aku akan ikut kemana pun sesuai dengan apa yang kamu inginkan." Balas Felix.
"Sudahlah kita sedang berada diluar, jauhkan ucapan manis mu itu dulu," saut Fiona, ia tidak ingin wajahnya berubah menjadi merah tomat karna mendengar semua ucapan manis yang keluar dari mulut Felix.
"Baiklah, tapi kalo kamu benar-benar ingin sesuatu kamu bisa langsung bilang ke aku." Balas Felix.
"Ayo pergi beli bumbu dapur." Ujar Fiona, yang langsung menarik Felix kearah penjual bumbu-bumbu dapur, lebih baik mengalihkan pembicaraan ke timbang harus menahan rasa malu karena ucapan Felix itu.
"Oke."
KAMU SEDANG MEMBACA
kehidupan kedua milyader
RomanceSemua kehidupannya seakan tak berarti apa-apa,setelah sang istri meninggalkannya untuk selamanya Terus bekerja demi membalaskan dendamnya atas kepergian istrinya,meskipun dendam itu sudah terbalaskan ia masih saja merasa tidak berguna Sampai dimana...