Saat ini Fiona tengah menatap Felix dengan penuh binar, bukan tanpa sebab Fiona menatap Felix seperti itu.
Dengan antusias Fiona memperhatikan bagaimanakah Felix memasak kannya sayur asem, entah kenapa Fiona merasa jika sayur asem buatan Felix akan 100 kali lebih enak dari pada buatannya sendiri maupun orang lain.
Dia benar-benar tak sabar untuk segera mencicipi rasa dari masakan Felix tersebut.
"Apa masih lama?" Tanya Fiona dengan tak sabar
Felix sendiri tak bisa menahannya senyumnya, ini sudah yang ke 10 kalinya Fiona menanyakan hal yang sama, "Sabarlah, aku saja baru memasukkan ikannya," jawab Felix dengan senyuman yang tak luntur dari bibirnya.
Dengan lesu Fiona menyahuti, "apa tidak bisa dipercepat, aku benar, benar lapar," katanya dengan mengelus-elus perutnya.
"Apa dia sedang mengidam?" Batin Felix, untuk pertama kalinya Fiona menjadi benar-benar menjadi tak sabaran, meskipun begitu ia bersyukur, karna atas tindakan ketidak sabaran Fiona tersebut, bisa membuat Fiona menjadi terbuka, dan mungkin jika mereka sering mengobrol hubungan mereka akan membaik seperti sedia kala, diawal pernikahan dulu.
Mendengar pertanyaan itu, Felix langsung berjalan dan mengelus lembut rambut Fiona dan mengatakan, "tunggulah beberapa menit lagi, aku jamin jika kau bersabar sebentar lagi, pasti rasa masakannya akan enak,"
"Aku tau, kau tak perlu berbohong untuk menyuruh menunggu lebih lama, dari baunya saja itu sudah wangi, aku beneran pengen makan, apa hubungannya bersabar dan rasa masakannya." Cerca Fiona dengan cemberut
Felix sendiri tak habis pikir dengan jalan pikir Fiona, "sudahlah, kau Kana tau nanti setelah mencicipinya, sekarang makanlah sedikit buah untuk mengganjal perutmu." Titah Felix menjauh menuju arah lemari, dan mengambilkan buah pisang, dan juga mangis itu.
"Makanlah, jangan cemberut." Kata felix menaruh buah itu dihadapan Fiona.
Fiona sendiri menatap Felix dengan tatapan memelas, "aku tidak ingin makan buah, aku hanya ingin makan sayur asem," tolak Fiona dengan menutup mulutnya mengunakan kedua tangannya.
"Makan lah sedikit, sejak pagi kau masih belum makan buah sama sekali." Titah Felix, yang pastinya mendapatkan tatapan memelas dari Fiona, Fiona sendiri benar-benar tidak ingin makan buah-buahan itu, ia benar-benar ingin menangis,
"Felix~, aku tak ingin, jangan memaksaku!" serunya, dengan mata yang sudah berkaca-kaca, Felix sendiri menjadi tak tega melihat Fiona yang berkaca-kaca itu.
"Baiklah, tidak makan buah,"
"Jangan menangis oke, aku akan segera menyelesaikan," kata Felix, menenangkan Fiona, mungkin karena efek dari kehamilannya, Fiona menjadi seperti ini."Cepat~" balasnya menatap kedua mata Felix
"Sudahlah, jangan tergoda dengannya, dia sedang hamil, jangan mempengaruhi perkembangan yang sudah kau buat selama beberapa hari ini," batin Felix menguatkan hati dan juga pikiran, setelah melihat tatapan memelas yang terlihat imut itu dari istrinya.
"Aku percepat," balas Felix,
Dengan senang Fiona menyugihkan senyumannya, "semangat, buat yang enak," ujarnya menyemangati Felix.
.
.
15 menit berlalu akhirnya, sayur asem buatan Felix akhirnya matang, dengan semangat Fiona mengambil piring dan juga sendok yang berada di lemari."Wahh, baunya harum, aku akan mencicipinya terlebih dahulu." Kata Fiona hendak mengambil kuah asem tersebut mengunakan sendok.
"Duduklah, aku akan menyiapkannya untuk mu," sela Felix, menghentikan sendokkan Fiona tersebut, ia khawatir jika Fiona langsung memakannya, tanpa meniupnya terlebih dahulu.
Bukan tanpa sebab Felix bisa menyimpulkan itu, Karna dari ekspresi Fiona saja, sudah tergambar jelas rasa ketidak sabaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
kehidupan kedua milyader
RomanceSemua kehidupannya seakan tak berarti apa-apa,setelah sang istri meninggalkannya untuk selamanya Terus bekerja demi membalaskan dendamnya atas kepergian istrinya,meskipun dendam itu sudah terbalaskan ia masih saja merasa tidak berguna Sampai dimana...