Setelah memastikan jika bayi besarnya itu sudah tertidur pulas, Fiona bergegas keluar untuk membeli bahan masakan yang akan ia buat nanti, setelah beberapa bulan tinggal disini Fiona sudah kurang lebih akrab dengan beberapa warga disini.
"Tumben ke pasar sendiri?, biasanya suami mu itu selalu ikut jika kamu keluar," tanya salah satu ibu-ibu yang kebetulan rumahnya tidak jauh dari kontrakannya.
"Oh dia sedang istirahat," jawab Fiona ramah, pasalnya setiap kali Felix pergi keluar melakukan pekerjaannya, Bi Susi pasti akan datang ke kontrakannya dan menemaninya mengobrol.
"Oh, mau Bibi temani tidak?" Tanya Bibi Susi.
"Tidak usah Bi, aku juga tidak akan lama di pasar." Tolak Fiona.
"Beneran?, Tidak usah sungkan dengan Bibi kayak kita baru kenal aja sih," saut Bibi Susi.
"Sungguh Bi, tidak perlu, aku bisa sendiri lagi pula aku hanya akan belanja di penjual sayur dekat gerbang pasar saja jadi tidak terlalu jauh." Balas Fiona.
"Baiklah kalau begitu, hati-hati yah." Ujar Bibi Susi, setelah mendengar itu Fiona langsung melangkahkan kakinya menuju pasar, bibi Fida juga melihat Fiona dari kejauhan hingga tubuh wanita itu semakin mengecil karna menjauh.
Fiona sendiri hanya ingin membeli telur, beberapa sayuran untuk ia masak menjadi capcay, serta ikan mujaer kesukaan Felix. Setelah membeli semua itu ia langsung bergegas pulang kerumah dan memulai acara masaknya, wanita itu sangat yakin akan rasa masakannya yang tidak akan kalah jauh dari Felix, toh setiap kali ada kesempatan wanita itu pasti akan meminta Felix untuk mengajarinya. Dengan keyakinannya itu ia mulai mempersiapkan bahan-bahan masakannya, dan segera memulai aksinya bak seorang chef profesional, kali ini Fiona akan membuat hidangan favorit Felix yakni mujair bumbu bali, capcay, kerupuk udang dan tidak lupa lalapan.
Setengah jam sudah akhirnya Fiona dapat menghelan nafasnya lega, dan segera mencicipi masakannya, "em, lumayanlah."
"Tinggal tunggu Felix bangun baru makan," lanjutnya.
Setelah selesai Fiona langsung membereskan semua peralatan ataupun bumbu-bumbu yang berserakan di dapur sebelum ia beristirahat, jika Felix tau apa yang sedang dilakukan istrinya itu sudah pasti pria ia akan langsung menggendong Fiona untuk istirahat di ruang depan, memang Felix tidak melarang Fiona untuk melakukan pekerjaan berat, namun pria itu juga membatasi pekerjaannya, semisal jika Fiona yang menyapu maka Felix yang akan mengepel, jika Felix yang mencuci pakaiannya maka Fiona yang akan menjemurnya, ataupun sebaliknya, keduanya sudah sepakat dengan hal ini namun adakalanya masing-masing dari kedua orang itu tidak ingin merepotkan yang lain dan akan mengerjakannya secara diam-diam.
Sesudah merapikan dapur Fiona berjalan menuju kamar tidurnya dan juga Felix, saat ia lihat pria manjanya itu tengah tertidur pulas sambil memeluk guling, terkadang saat melihat Felix tertidur seperti ini Fiona merasa ini seperti tidak nyata, namun waktu membuatnya yakin jika ini benar-benar kehidupannya, kehidupan yang amat Fiona inginkan sedari dulu.
Dengan senyuman bahagianya ia mendekat kearah ranjang tempat tidur dan mengelus rambut Felix pelan, "aku berharap jika kehidupan kita kedepannya akan terus berjalan dengan baik, tanpa ada masalah sedikitpun didalamnya."
Puas melihat wajah tampan suaminya Fiona berjalan membuka lemari pakaiannya dan mengambil bungkusan kain yang dibungkus dengan koran, bisa kalian tebak kain apa itu?, Yap kain itu adalah kain yang ia gunakan guna membuat baju untuk Felix, sudah 5 bulan lebih namun baju itu tidak selesai-selesai, bukan tanpa alasan Fiona belum juga menyelesaikannya hanya saja beberapa bulan ini Felix suka sekali tidak melakukan pekerjaannya dan memilih untuk menemaninya di rumah, bahkan bisa dibilang Felix itu tipe pria yang lengket.
"Mumpung lagi tidur, aku lanjutkan saja jahitan ini." Monolognya dan segera mengambil peralatan menjahitnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
kehidupan kedua milyader
RomanceSemua kehidupannya seakan tak berarti apa-apa,setelah sang istri meninggalkannya untuk selamanya Terus bekerja demi membalaskan dendamnya atas kepergian istrinya,meskipun dendam itu sudah terbalaskan ia masih saja merasa tidak berguna Sampai dimana...