enakk

5.3K 277 13
                                    

Melihat Fiona yang patuh, Felix langsung mengambil mangkuk kecil untuk kuah dari sayur asem tersebut, dan mengambil piring lain untuk belutnya.

Fiona sendiri dibuat mengerucutkan bibir, melihat apa yang dilakukan oleh Felix, ia berpikir jika Felix tak mengizinkan nya untuk memakan belut itu.

Meskipun begitu ia tetep mengambil mangkuk kecil tersebut dan menaruhnya dihadapannya dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

Namun sepersekian detik kemudian kemudian mata itu kembali bersinar dengan tindakan Felix.

"Makan lah," kata Felix menaruh daging ikan tersebut pada mangkuk Fiona.

Melihat itu Fiona langsung tersenyum cerah dan melahap daging yang telah terpisah dari tulangnya itu, "terimakasih." Ujar Fiona disela suapannya.

Felix sendiri tak menanggapi ucapan Fiona, ia hanya tersenyum dan kembali meletakkan daging belut itu pada mangkuk Fiona

Melihat Fiona yang makan dengan lahap itu, dalam hatinya Felix merasa senang dan juga bersyukur, karna setelah sekian lama ia bisa melihat Fiona kembali makan dengan lahap tanpa harus memikirkan beban yang ia tanggung.

Melihat itu Felix bertanya, "apa enak?" Tanya Felix

"Enak, Sangat enak," jawabnya dengan senyum yang mengambang
"Lain kali kau harus mengajari ku untuk membuatnya," lanjutnya

Daging belut tersebut sangatlah lembut dan juga guri dan juga, ke asaman, selain itu daging belut tersebut sama sekali tidak berbau lumpur.

Fiona sendiri pernah beberapa kali memasak belut tak kala ia tidak memiliki sepeserpun uang untuk membeli makanan, namun belut-belut yang ia dapatkan dari sungai tersebut masih berasa lumpur meskipun ia cuci beberapa kali.

Berbeda dengan belut yang dimasak oleh Felix, rasa belut yang dimasak Felix sangatlah enak, ia sendiri sebagai seorang perempuan merasa iri dengan skill memasak yang dimiliki oleh Felix.

"Iya-iya, lain kali aku akan mengajarimu untuk membuatnya." Balas Felix

"Ku pegang kata-kata mu, awas saja jika kau lupa," saut Fiona dengan mengacungkan sendokannya ke arah Felix.

"Iya-iya, aku akan mengingatnya."
.
.
.
Setelah makan siang tadi, kini kedua suami istri itu sibuk membersikan belut-belut hasil tangkapan Felix disungai tadi.

"Apa kita akan memasak semua belut-belut ini?" Tanya Fiona

"Tidak, sepertinya aku hanya akan memasaknya separuh, lagi pula aku masih harus berjualan lauk lainnya." Jawab Felix

Mendapatkan jawaban itu Fiona menganggukkan kepalanya, "jika begitu, kau siapkan saja bumbu-bumbu lainnya untuk memasak lauk, aku akan membuatmu untuk membersikan belut-belut ini," kata Fiona, yang sudah jelas tidak akan mendapatkan persetujuan dari Felix.

Ia sudah berbaik hati membiarkan Fiona membersikan belut-belut itu, meskipun itu semua atas paksaan Fiona.
Wanita ini malah bilang ingin membersikan belut-belut ini sendiri, apa dia gia?.

"Tidak, bukannya aku sudah bilang setelah lima belas menit kau harus istirahat dan tidur siang, jangan mencari alasan lain." Kata Felix menghentikan aktivitasnya sebentar

"Tapi, akan lama jika hanya satu orang yang membersihkan belut-belut ini," balas Fiona masuk akal.

"Lantas?, Tak masalah jika lama, aku bisa menyelesaikan nya sendiri." Tolak Felix, ia tak ingin membuat Fiona kelelahan karena harus bekerja.

"Tapi..."

Sebelum bisa menyelesaikan kata-katanya Felix sudah terlebih dahulu memotongnya, "sekali tidak, ya tidak, kau harus istirahat,"

"Felix..."

Melihat tatapan yang ditampil Fiona, Felix tak bisa memotong ucapan Fiona dengan nada tegas yang pada akhirnya ia mengatakan, "kau bisa membantu ku, asal kau tidur siang terlebih dahulu, jika kau sudah bangun nanti kau bisa kembali kesini dan membantu ku."

kehidupan kedua milyaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang