Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh akhirnya mereka sampai ke tempat tujuan.
"Ini kuncinya." Ujar Felix menyerahkan kunci kontaknya pada Fiona.
"Oke, hati-hati, ingat untuk langsung pulang jika sudah selesai." Balas Fiona sambil menerima kunci itu.
"Siap, kamu tunggu aku pulang, jika kamu ingin tidur langsung tidur saja, aku membawa kunci cadangan." Ujar Felix memberi tahu.
"Em, ya sudah sana berangkat, ingat hati-hati." Balas Fiona.
"Oke sampai jumpa nanti lagi istriku." Saut Felix dan segera pergi menjauh dari jangkauan Fiona.
Segera setelah Felix sudah tidak terlihat lagi Fiona langsung menuju kontrakannya, dapat ia lihat beberapa baran-barang yang berjejer rapi didekat pintu, segera Fiona membuka pintu itu dan memasukkan barang-barang itu kedalam. Wanita itu tidak bisa berhenti begitu saja, dia mulai membersihkan ruangan-rungan itu dan menata barang-barang yang ada didalam tas atau pun kardus yang ia bawah masuk tadi.
"Sementara seperti ini saja dulu, jika felix tidak menyukai pengaturannya dia bisa membenarkannya sendiri." Ujarnya dengan mengelap beberapa butiran keringat di dahinya.
Setengah jam sudah Fiona terus melakukan pekerjaannya, hingga wanita itu tidak sadar jika suaminya sudah pulang, melihat ruangan yang tertata rapi Felix langsung dibuat kesal, 'apa istrinya itu tidak bisa diam beberapa jam atau bahkan beberapa menit saja, kenapa wanita itu suka sekali bekerja?' pikir Felix.
Dengan rasa tidak senangnya Felix langsung mencari keberadaannya, "Fiona, apa yang kamu lakukan?"
"Aku sedang beres-beres." Jawab Fiona tanpa tau jika suaminya itu sudah sangat kesal.
"Aku tau, tapi apa yang sudah aku katakan tadi, aku menyuruhmu untuk istirahat, lihatlah keringat ditubuh mu itu," ujar Felix tidak senang, jika tau seperti ini sudah pasti Felix lebih memilih mengajak Fiona pergi bersamanya tadi.
" Aku tidak bisa tidur, lagi pula aku sudah biasa melakukan ini bukan, ini bukanlah pekerjaan yang berat." Balas Fiona memberikan alasan yang sangat tidak masuk akal untuk Felix dengar.
"Bukan pekerjaan berat?, Kau tadi mengangkat barang-barang itu masuk kan, lalu posisi lemari itu juga bergeser dan kau masih bilang tidak melakukan pekerjaan berat?, Lain kali jangan melakukan pekerjaan berat, aku tidak melarang mu untuk melakukan apapun yang kamu mau, tapi kamu juga harus memikirkan dirimu sendiri, setidaknya perhatian kesehatan mu." Saut Felix, ia sering kali mendengar jika beberapa ibu-ibu mudah yang hamil dan terlalu banyak melakukan pekerjaan berat mereka keguguran, bahkan ada beberapa dari ibu-ibu mudah itu merasa depresi, ia sendiri tidak terlalu peduli dengan anaknya, tapi ia juga tidak bisa melihat istrinya sedih.
"Barang-barang itu berat dan kamu membawanya masuk sendiri setelah itu kamu juga membereskan ruang-ruang ini." Lanjut Felix dengan sedikit melembutkan nada bicaranya.
"Maaf, aku tidak bermaksud membuat mu khawatir, lain kali aku tidak akan mengulanginya lagi." Balas Fiona, wanita itu amat merasa bersalah dengan Felix, apalagi melihat tatapan tidak berdaya itu sungguh membuatnya tidak berdaya.
"Pegang ucapan mu biak-baik, oke, sekarang kamu bisa selalu mengandalkan aku, aku bisa melakukan apapun untuk mu," ujar Felix, dia benar-benar ingin Fiona mengandalkannya dalam kehidupan ini cukup di kehidupannya dulu Fiona menjadi wanita mandiri sekarang ia ingin Fiona bisa manja dengannya dan akan selalu ingat padanya saat wanita itu dalam kesulitan bukan sebagai bebannya namun sebagian seseorang yang bisa diandalkan dan selalu ada untuknya.
"Sekarang istirahatlah, biar aku yang menyelesaikan sisanya, aku akan memasak, kamu bisa tidur dulu, saat sudah matang aku akan membangunkan mu." Lanjut Felix, namun Fiona agak kurang setuju dengan gagasan itu
"Aku bisa.."
"Tidak ada, cepat berbaring ditempat tidur dan istirahat, jika tidak bisa tidur kamu bisa duduk-duduk saja." potong Felix dengan cepat.
"Jangan keras kepala, atau semua jatah makan mu akan digantikan dengan makan buah setiap hari." Lanjut Felix.
KAMU SEDANG MEMBACA
kehidupan kedua milyader
RomansaSemua kehidupannya seakan tak berarti apa-apa,setelah sang istri meninggalkannya untuk selamanya Terus bekerja demi membalaskan dendamnya atas kepergian istrinya,meskipun dendam itu sudah terbalaskan ia masih saja merasa tidak berguna Sampai dimana...