"tidak ada masalah apapun, untuk pembelian tanah yang ada disebelah sana kemarin Aku sudah membicarakannya dengan pemiliknya." Ujar bibi Fida
Saat kedua pasangan suami-istri itu tengah berdebat, bibi Fida yang kebetulan akan mengecek kondisi kontrakan tidak sengaja melihat kedua pasangan suami-isteri itu, dengan ramah bibi Fida menyapa keduanya, awalnya bibi Fida mengira jika Fiona adalah adik Felix namun dengan cepat Felix langsung membantahnya, jika kalian ingat bibi Fida memiliki anak laki-laki, jadi Felix ber-antisipasi bila saja bibi Fida ingin memperkenalkan anaknya pada istri mungilnya ini.
Setelah pembicaraan singkat itu, keduanya diajak oleh bibi Fida untuk melihat kondisi kontrakan sekaligus membahas tanah yang berada disebelah kontrakan yang hendak Felix beli, Yap pria itu berencana untuk memperluas kontrakannya.
"Lalu bagaimana hasilnya?" Tanya Felix.
"Belum jelas, karna tanah itu merupakan tanah warisan dari 3 bersaudara, jadi mereka perlu berdiskusi dulu dengan yang lain." Jawab bibi Fida. Mendengar itu Felix menggagukan kepalanya paham.
Setelah melihat seluruh bagian kontrakan kedua pasangan suami-isteri itu pun diajak oleh bibi Fida untuk makan siang terlebih dahulu dirumahnya, namun dengan tegas Felix menolak ajakan itu lantaran khawatir jika anak bibi Fida ada disana dan berusaha menggoda istrinya.
"Tidak usah, kami tadi sudah makan terlalu banyak, jadi setelah ini kami akan langsung pulang." Tolak Felix.
"Benarkah?, Tapi kalau kalian tidak lapar setidaknya singgah dulu di rumah ku sebentar, apa kalian tidak lelah?" Ujar bibi Fida.
"Tidak perlu repot-repot, aku dan juga istri ku masih ada urusan dirumah." Balas Felix dengan cepat.
"Ya sudah kalau begitu bi, kami berdua pamit duluan yah." Pamit Felix dan langsung menarik Fiona untuk pergi menjauh.
Fiona yang langsung ditarik itu merasa tidak enak dengan bibi Fida, "sampai jumpa bi, lain kali kami pasti akan mampir ke rumah mu."
"Yah aku tunggu kedatangan kalian, hati-hati diperjalanan pulang." Balas bibi Fida.
"Iya bi, kita duluan yah." Saut Fiona dan melambaikan tangannya.
Setelah memastikan bahwa jarak mereka sudah agak jauh dari rumah bibi Fida, Felix langsung menghentikan langkahnya dan menatap Fiona, "jangan pernah kerumah bibi Fida."
Mendengar itu Fiona merasa ada yang salah, "memangnya kenapa?"
"Ya pokoknya jangan." Ujar Felix dengan kekeh.
"Lalu alasannya apa, tidak mungkin kan kamu melarang ku datang kesana tanpa sebab?" Balas Fiona.
"Tidak ada alasan apapun, aku hanya tidak mengijinkan mu datang kesana." Saut Felix yang membuat Fiona bingung.
"Tapi kamu tidak memiliki alasan yang jelas, apa kamu menyembunyikannya sesuatu dari ku?" Tanya Fiona penuh selidik, khawatir jika suami manjanya itu sebenarnya mempunyai selingkuhan yang berhubungan dengan bibi Fida.
"Aku tidak pernah menyembunyikan apapun dari mu, hanya saja aku tidak ingin kamu kesana." Jawab Felix yang membuat Fiona memicingkan matanya.
"Untuk apa melarang ku, jika kamu saja tidak menjelaskan alasannya." Ujar Fiona dengan nada tidak suka.
"Tidak ada alasan apapun, intinya kamu harus mendengarkan ku." Balas Felix.
Dengan bibir yang ditekuk dan rasa dongkol dihatinya Fiona menunjuk Felix dan mengatakan, "kamu punya selingkuhan yang tinggal bersama bibi Fida?"
"Apa itu alasannya?" Lanjutnya.
"Tidak-tidak aku sebenarnya..."
"Tidak perlu bicara lagi, dari tadi kamu terus saja berbelit-belit," potong Fiona.
"Aku tidak begitu,"
"Tidak begitu lalu apa?, Kamu tidak mengatakan alasan apapun dan terus bilang jangan pernah kerumah bibi Fida, lalu apa jika kamu tidak berselingkuh." Balas Fiona.
"Sayang tidak begitu, dengarkan aku," ujar Felix yang dibuat panik seketika.
"Sudahlah, jika kamu memang sudah bosan dengan ku bilang saja, jangan bermain gila dibelakang ku." Marah Fiona.
"Aku, aku hanya tidak ingin kamu bertemu dengan anaknya bibi Fida." Ujar Felix dengan menundukkan kepalanya, ayolah pria ini cukup malu untuk mengakui dirinya itu pria pencemburuan.
"Apa anaknya begitu cantik?, Jika kamu memang menyukainya hidup saja berdua dengannya dan cepat ceraikan aku," balas Fiona kesal.
"Tidak, tidak mungkin aku mau dengannya, hanya saja aku, aku.."
"Aku apa?, Tidak usah bertele-tele katakan dengan jelas jangan membuat ku emosi." Potong Fiona yang jenggang dengan ucapan Felix yang berbelit-belit itu.
"Anak bibi Fida laki-laki, aku takut jika kamu menyukainya, meskipun badannya itu kurus seperti cacing, kulitnya hitam dan rambutnya botak tetap saja kan dia laki-laki, bisa saja kan dia mau merebut mu dari ku." Ujar Felix dengan cemberut.
Fiona sendiri tidak tau harus bereaksi seperti apa setelah mendengar itu, bayangkan dia sudah sangat emosi dan ingin segera membunuh Felix saat itu juga namun saat mendengar kata-kata itu ia dibuat mematung.
'entah aku atau dia yang salah, namun dia begitu mengesalkan sekali hari ini,' batin Fiona yang masih mematung dengan menatap Felix
'seharusnya katakan saja dari awal dan jangan membuat ku salah paham hingga membuat kepalaku hampir meledak,"
KAMU SEDANG MEMBACA
kehidupan kedua milyader
RomanceSemua kehidupannya seakan tak berarti apa-apa,setelah sang istri meninggalkannya untuk selamanya Terus bekerja demi membalaskan dendamnya atas kepergian istrinya,meskipun dendam itu sudah terbalaskan ia masih saja merasa tidak berguna Sampai dimana...