"Felix, kamu bilang ingin melihat pembagunan rumah," ujar Fiona yang sudah pusing dengan tingkah Felix yang hanya menempelinya saja sedari pagi.
"Nanti siang aja deh, sekarang aku lagi males keluar rumah," balas Felix, jujur saja seandainya ia mempunyai kekuatan teleportasi ia tidak perlu pusing saat jauh dari sang istri, kalau kangen tinggal teleportasi saja.
"Ck, apa sih, kamu nggak bosen apa dirumah terus," balas Fiona bukannya ia tidak senang jika Felix dirumah hanya saja jika pria itu ada didekatnya sudah pasti Felix akan membatasi aktifitasnya dengan alasan takut jika dia akan lelah.
"Nggak, lagian ngapain bosen, orang aku malah seneng bisa liat muka mu terus," saut Felix dengan tampang tanpa dosanya.
"Terserah," balas Fiona, ia yakin kegiatannya tidak akan bisa bebas jika Felix sudah bersikap seperti ini.
"Baiklah jika kamu bilang begitu, aku akan menemanimu sampai siang nanti," saut Felix bersemangat, bagaimana tidak bersemangat jika sudah diberikan kesempatan seperti itu.
Fiona sendiri hanya menatap Felix malas, ia bingung dengan jalan pikir Felix, terkadang pria itu terlihat sanga berwibawa dan berkarisma, lalu beberapa saat kemudian pria itu sudah terlihat seperti seorang anak kecil dengan tingkahnya yang random, lalu bisa saja dia terliha sangat menyebalkan.
"Lalu apa yang akan kita lakukan setelah ini?, Apa kamu ingin menjahit baju?, Atau kamu ingin memasak?, Atau.."
"Aku tidak ingin ngapa-ngapain, jadi diam saja, aku lagi males ngomong," potong Fiona, semakin mendekati hari persalinan Felix semakin gemar menempelinya, bahkan pria itu sudah seperti memperlakukan orang yang sakit parah.
"Em oke," balas Felix mengangguk.
Namun persekian detik kemudian Felix kembali bertanya, "sayang ingin makan cemilan nggak?"
"Tidak," balas Fiona singkat.
"Em oke, apa kamu ingin sesuatu?, mungkin aku bisa membuatnya atau kalau tidak aku bisa membelinya diluar sebentar," tanya Felix kembali.
"Tidak perlu, aku hanya ingin duduk-duduk santai saja," balas Fiona.
"Em oke," saut Felix mengangguk dan membelai perut Fiona pelan.
Felix sendiri sebenarnya enggan untuk jauh dari istrinya terlebih lagi ini sudah mendekati hari persalinan sang istri, dia ingin memastikan bahwa dia akan selalu ada disaat Fiona membutuhkannya, selalu bisa diandalkan oleh Fiona. Kandungan Fiona sendiri sudah hampir 9 bulan, kurang dari 2 minggu lagi wanita itu akan segera melahirkan, baik Felix dan juga Fiona menyambut bahagia kehadiran kedua buah hatinya, Yap Fiona mengandung bayi kembar, mengetahui jika akan memiliki anak kembar keduanya menyiapkan begitu banyak hal untuk calon buah hatinya, terutama Felix, pria itu begitu sangat bersemangat bisa dibilang Felix adalah orang yang paling bahagia menyambut kehadiran buah hatinya.
Lalu untuk Fiona, wanita itu bukan tidak menyukai perlakuan Felix padanya, dia hanya tidak suka diperlakukan seperti orang sakit, terlebih lagi felix kerap kalo membatasi kegiatannya, atau bahkan terkadang Fiona hanya bisa terdiam di dalam kamar dengan Felix yang mengurus semua keperluannya.
"Sayang, apa kamu sudah memikirkan nama untuk anak kita?" Tanya Felix, pria itu sendiri tidak akan bisa diam jika berada didekat istrinya, bahkan saat sang istri itu dalam mode merajuk pun mulutnya itu tidak akan bisa diam saja.
"Entah, aku belum memikirkannya," balas Fiona sambil melihat perutnya yang sudah membesar, sebenarnya dia sudah menyiapkan nama untuk buah hatinya hanya saja ia masih ragu apakah nama itu cocok atau tidak untuk anaknya.
"Aku juga, bagaiman kalau kita membahas nama anak kita?" Saut Felix.
"Boleh," balas Fiona setuju.
"Kamu sendiri apa sudah memikirkan nama yang bagus untuk mereka?" Lanjut Fiona bertanya.
"Aku sudah kepikiran beberapa nama sih, tapi aku masih merasakan nama-nama itu nggak cocok deh sama mereka."
KAMU SEDANG MEMBACA
kehidupan kedua milyader
RomanceSemua kehidupannya seakan tak berarti apa-apa,setelah sang istri meninggalkannya untuk selamanya Terus bekerja demi membalaskan dendamnya atas kepergian istrinya,meskipun dendam itu sudah terbalaskan ia masih saja merasa tidak berguna Sampai dimana...