Warning!!!
Kalo ada yang taypo, atau kalimat yang nggak sesuai sama paragraf sesudah ataupun sebelumnya langsung tandain aja
......."Felix, aku ingin keluar." Ujar Fiona yang kini berada di pelukan Felix.
"Disini saja, aku masih ingin tidur sebentar." Balas Felix yang enggan melepaskan Fiona dipeluknya.
"Hey ini sudah jam setengah 8 aku ingin makan roti kukus di depan gang sana." Balas Fiona dengan kesal, ayolah sudah dari beberapa hari yang lalu wanita itu menginginkan roti kukus yang ada di depan gang kontrakan mereka, namun setiap kali dia pergi kesana roti kukus itu sudah habis.
"Aku tidak ingin tidak kebagian lagi, cepat lepaskan aku." Lanjut Fiona, berusaha menyingkirkan lengan Felix yang melingkari perut besarnya.
"Kemarin kan sudah makan roti kukus, masak sekarang makan lagi?" Balas Felix dengan suara seraknya, sungguh pria itu benar-benar enggan untuk melepas istri kecilnya itu.
"Tapi itu tidak dibeli di tempat yang ku inginkan, aku hanya ingin yang di depan gang sana." Ujar Fiona.
Mendengar itu Felix hanya bisa menghembuskan nafasnya pasrah dan melepaskan pelukannya pada sang istri, "baiklah kamu tunggu aku disini, aku akan keluar dan membelikannya untuk mu."
"Sungguh?, baiklah kalau begitu aku akan menyiapkan sarapan untuk kita." Balas Fiona senang.
"Terserah mu, tunggu aku pulang." Saut Felix, Yap meskipun tidak rela namun Felix tidak bisa berbuat apapun, istrinya sudah menginginkannya, bisa-bisa jika ia menahan Fiona di tempat tidur,pria itu khawatir jika ia tidak diizinkan untuk memeluk istrinya itu lagi.
"Tentu, cepat pulang." Balas Fiona dengan senyuman puasnya.
Sambil menunggu Felix pulang Fiona segera menuju dapur dan membuat sarapan sederhana untuk ia dan juga suaminya.
Tak butuh waktu lama untuk memutus membuat sarapan apa, Fiona segera mengambil telur untuk didadar, tak lupa ia juga membumbui ikan untuk digoreng serta menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat sambel tomat. Tak lupa ia juga memasak air untuk membuatkan Felix teh.
Di sisi lain Felix yang tengah berjalan menuju tempat penjual roti kukus itu pun melangkahkan kakinya dengan cepat, ia sudah tidak ingin lama-lama diluar rumah, untuk apa ia mengambil cuti 3 hari jika tidak menghabiskan waktunya bersama sang istri, Yap meskipun jadwal kerja Felix yang bisa dibilang singkat pria itu juga kerap mengeluh lelah pada sang istri.
"Buk roti kukusnya masih ada kan?" Tanya Felix setelah sampai ditempat tujuannya.
"Masih mas, tapi cuman sisa satu." Jawab sang penjual.
"Nggak papa, saya beli, sekalian sama kue lumpur nya 3, terus kue lapisnya 4." Jawab Felix.
"Udah itu aja mas?, Nggak nambah yang lain?" Tanya sang ibu penjual sebelum menyerahkan keresek berisi pesanan Felix.
"Udah itu aja buk,"
Setelah mendapatkan apa yang diinginkan sang istri Felix langsung bergegas pulang, namun saat dipertengahan jalan Felix dibuat kesal.
"Sial orang gila itu lagi." monolognya saat melihat seorang gadis yang tengah berjalan kearahnya dengan senyuman yang menurut Felix sangat menyeramkan.
Berlagak seolah tak melihat kehadiran gadis itu Felix kembali melangkahkan kakinya, "tak apa hiraukan saja, jangan menanggapinya, tetap tenang."
"Mas Felix." Sapa gadis yang membuat Felix kesal saat jarak mereka sudah cukup dekat.
Felix sendiri tidak membalas sapaan itu dan langsung melawati gadis itu begitu saja namun sebuah tangan kecil memegang lengannya.
Dengan kaget Felix langsung menepis tangan itu dan berlari menuju rumah, pria itu ingin segera mengadu pada sang istri.
Sementara itu gadis yang melihat reaksi Felix yang sangat berlebihan itu menatap Felix dengan tatapan kesal, gadis itu tak lain adalah tetangga sebrang rumah Felix, beberapa hari yang lalu saat Felix kembali ke kontrakan sehabis membelikan Fiona martabak Felix tidak disengaja berpapasan dengan Liana, Liana yang merupakan orang baru di daerah tersebut pun menyapa Felix, melihat paras Felix yang tampan Liana mengajak Felix untuk berbicara.
Felix sendiri tidak terlalu menanggapi apa yang sedang dibicarakan oleh gadis disampingnya, namun saat dia sudah berada didekat kontrakannya pria itu melihat Fiona yang tengah menatapnya dengan tatapan permusuhan, melihat sinyal bahaya tersebut Felix mempercepat langkahnya untuk segera sampai dilontarkannya, namun sebelum Felix sampai Fiona sudah masuk kedalam kontrakan, tanpa pikir panjang Felix langsung berlari meninggalkan Liana yang tengah asik berbicara itu.
"Sayang, sayang, cepat tolong aku." Ujar felix dengan panik.
Mendengar suara kepanikan itu tanpa pikir panjang Fiona menghentikan acara masaknya dan segera menghampiri sang suami.
"Kenapa?, Apa terjadi sesuatu?" Tanya Fiona yang juga ikut panik.
"Iya lihat tangan ku." Balas Felix mengulurkan tangannya untuk dilihat Fiona.
Fiona sendiri langsung melihat tangan yang disodorkan oleh Felix tersebut, wanita itu melihat secara seksama untuk memastikan tidak ada cedera ditangan itu.
"Tidak ada apa-apa," ujar Fiona setelah melihat tangan Felix dengan teliti.
"Bagaimana tidak ada apa-apa, kamu tau saat aku pulang tadi aku dicegat orang gila yang tinggal di sebrang sana." Ujar Felix yang mendramatisir.
"Kamu ingat wanita yang beberapa hari lalu pindah disana, dia mencegat ku dan memegang lengan ku seperti ini." Lanjut Felix yang hanya ditatap datar oleh Fiona.
"Aku rasa jika seperti ini terus aku bisa gila," batin Fiona, ayolah dia sudah sangat panik mendengar Felix yang terus memanggil namanya tadi
"Lalu?" Ujar Fiona yang sudah kesal.
"Kamu tidak kasihan dengan ku?, dia memegang lengan ku seperti ini loh." Balas Felix yang kembali mempraktekan saat Liana memegang lengannya tadi.
"Ya kan kamu bisa mengelapnya, atau nggak cuci tangan, aku kira ada apa sampai kamu sepanik ini, bikin kaget saja." Ujar Fiona mencubit perut Felix kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
kehidupan kedua milyader
RomanceSemua kehidupannya seakan tak berarti apa-apa,setelah sang istri meninggalkannya untuk selamanya Terus bekerja demi membalaskan dendamnya atas kepergian istrinya,meskipun dendam itu sudah terbalaskan ia masih saja merasa tidak berguna Sampai dimana...