Setelah berkeliling beberapa saat akhirnya mereka memutuskan untuk makan di sebuah warung makan sederhana didekat start tempat acara karnaval akan dimulai nantinya.
"Sayang kamu ingin nasi kuning dengan lauk apa?" Tanya Felix.
"Kita antri bersama saja." Balas Fiona.
"Tidak usah kamu duduk saja dulu biar aku yang antri, kamu tidak lihat banyak orang yang berdesakan di sana." Saut Felix tidak setuju dengan ucapan Fiona.
"Kamu yakin?," Tanya Fiona
"Tentu saja, sudahlah kamu buruan cari tempat duduk, biar aku yang antri." Jawab Felix dan mengelus rambut Fiona pelan.
"Baiklah kalau begitu." Balas Fiona menggagukan kepalanya.
"Lalu kamu ingin pakai lauk apa?" Tanya Felix
"Em, Telur, perkedel,dan juga tempe orek," jawab Fiona.
"Oke, tunggu aku."
Setelah itu keduanya segera berpisah, Felix yang dengan segera berbaris untuk mengambil makanan dan Fiona yang mencari tempat duduk yang kosong.
Rumah makan tersebut didesain dengan meja panjang, jadi para pengunjung disana akan makan di dimeja yang sama, konsep warung makan ini menggunakan konsep prasmanan yang dimana pembeli dapat mengambil makanan sesuka mereka, setelah mengambil makanan mereka bisa datang ke kasir untuk memesan minuman sekaligus untuk membayar. Sekitar 10 menit berlalu akhirnya Felix sudah selesai mengambil makanan dan minumannya dengan segera pria itu mencari keberadaan istrinya.
Fiona sendiri yang melihat Felix celingukan melambaikan tangannya sebagai isyarat, 'aku disini.'
"Maaf yah lama." Ujar Felix setelah duduk disamping Fiona.
"Tak apa, lagi pula antriannya juga banyak, kamu pasti lelah kan berdiri disana?" Balas Fiona.
"Em lumayan, kamu tau kaki ku kesemutan tadi." Jawab Felix sambil mengadu.
Mendengar itu Fiona merasa tak tega pada suaminya itu, "Benarkah?, Apa mau aku pijat sebentar?"
"Tidak perlu sekarang sudah baik-baik saja, apalagi saat melihat wajah istri ku yang cantik aku menjadi semakin bersemangat." Jawab Felix dengan senyumannya yang mengambang.
"Huh, sudah mulai lagi." Saut Fiona menggelengkan kepalanya.
"Hehe, ayo makan,"
"Oh yah, aku menambahkan ayam goreng dan juga kerupuk udang kesukaan mu." Lanjut Felix dan menaruh makanan milik Fiona dihadapan wanita itu."Felix ini terlalu banyak, aku tidak bisa menghabiskannya sendiri." Balas Fiona, bagaimana tidak nasi yang ada di piring itu terlalu banyak, apalagi lauknya, 1 buah telur dadar besar, 3 perkedel dengan ukuran sedang lalu tempe orek yang sangat banyak, dan jangan lupakan paha ayam goreng yang jumbo.
"Em kamu bisa menghabiskan lauknya lalu untuk nasinya jangan khawatir jika tidak habis aku akan memakannya." Balas Felix santai.
"Oke, tapi lain kali jangan mengambil ku terlalu banyak seperti ini, aku ini memang suka makan tapi jika kamu memberi ku makan seperti ini setiap hari aku akan menjadi gemuk seperti babi." Saut Fiona yang hanya dibalas kekehan oleh Felix.
"Tidak masalah, jika kamu gemuk aku juga akan Ikut gemuk."
"Pria dan wanita itu berbeda yah, saat aku naik berat badan 1 kilogram saja berubahnya sudah sangat terlihat berbeda dengan mu jika kamu naik 1 sampai 5 kilogram badan mu masih terlihat sama saja." Balas Fiona yang tidak terima.
"Memegangnya bisa begitu?"
"Tentu saja, lihat badan ku meskipun berat badan ku jauh lebih ringan dengan mu, tubuh ku sudah terlihat gemuk."
Felix sendiri mengerutkan keningnya tidak paham, 'bukankah tinggi badannya yang mempengaruhinya' pikir Felix, namun itu hanya bisa ia ungkapkan dalam hatinya.
"Tidak apa, aku akan tetap mencintai mu," ujar Felix setelah berpikir selama beberapa saat untuk membalas ucapan Fiona.
Fiona sendiri tidak senang ketika mendengar itu, "kamu bisa mengatakannya sekarang, tapi tidak tau untuk beberapa tahun kedepannya, apa kamu masih akan suka pada ku ataukah tidak."
"Mungkin saja kan suatu saat nanti ada wanita yang lebih segalanya dibanding ku." Lanjut Fiona.
"Tidak akan, aku hanya milik mu." Balas Felix.
"Simpan saja kata-kata mu, dan lihat untuk waktu kedepannya." Saut Fiona.
"Oke, tapi kamu harus percaya kalau aku hanya akan menjadi milik mu," balas Felix dengan sungguh-sungguh.
'Entah di kehidupan sebelum ataupun kehidupan ini dan seterusnya, aku akan selalu menjadi milik mu, begitu juga dengan mu, kamu akan selalu menjadi milik ku' lanjutnya didalam hati.
"Em, sudahlah kenapa jadi bahas soal ini, ayo makan." Balas Fiona lalu mengambil sendoknya.
"Oke, selamat makan sayang." Saut Felix yang juga mengikuti apa yang Fiona lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
kehidupan kedua milyader
RomanceSemua kehidupannya seakan tak berarti apa-apa,setelah sang istri meninggalkannya untuk selamanya Terus bekerja demi membalaskan dendamnya atas kepergian istrinya,meskipun dendam itu sudah terbalaskan ia masih saja merasa tidak berguna Sampai dimana...