Di tepi jendela yang terbuka lebar, cahaya remang-remang bulan menyinari ruangan itu. Sebuah kamar hotel mewah dengan hiasan-hiasan bergaya memberikan sentuhan romantis pada malam pertama [Name] dan Kim Jungoo. Namun, di balik keromantisan yang terpancar dari setiap sudut kamar, ada ketegangan yang sulit dihindari.
[Name], seorang wanita yang cantik dan berjiwa mandiri, tahu bahwa malam ini akan menjadi momen yang tak terlupakan. Ia merasakan perasaan cinta yang kuat terhadap Kim Jungoo, seorang pria yang dikenal sebagai penggila wanita. Jungoo terkenal dengan pesonanya yang sulit diabaikan, namun [Name] berharap bahwa malam ini akan membawa kedekatan yang lebih dalam di antara mereka. Jungoo, dengan senyumnya yang memikat, memandang [Name] dengan tatapan penuh gairah. Kedua mata mereka bertemu, menciptakan keintiman yang begitu mendalam. Mereka duduk berdekatan di ranjang, menciptakan ketegangan yang tak terucapkan, seperti magnet yang saling tarik menarik.
"[Name]," ucap Jungoo dengan suara yang penuh kelembutan, "malam ini adalah malam yang kita tunggu-tunggu. Aku ingin membuatnya istimewa untukmu."
[Name] tersenyum, meski dalam hatinya ada kekhawatiran yang menyelubungi. Ia tahu reputasi Jungoo yang sering berpindah dari satu wanita ke wanita lainnya, dan itu menciptakan keraguan dalam dirinya. Namun, cinta yang mereka rasakan membuatnya ingin memberikan kesempatan pada malam ini. Mereka saling berhadapan, dan perasaan canggung menciptakan suasana yang tegang. Jungoo dengan lembut menggenggam tangan [Name], mengirimkan getaran hangat yang mengalir ke dalam hatinya.
"Malam ini, [Name], biarkan kita lupakan dunia luar dan nikmati saat-saat bersama," kata Jungoo dengan nada yang membuat hati [Name] meleleh.
Sambil berbicara, Jungoo memulai dengan menyentuh lembut pipi [Name], meluncur turun ke lehernya. [Name] merasa jantungnya berdegup kencang, perasaan yang campur aduk di dalam dirinya. Ia mencoba untuk menenangkan diri, memberikan kesempatan pada perasaan positif untuk berkembang.
"Aku tidak pernah merasakan jatuh cinta sedalam ini kecuali saat aku bersamamu, [Name]."
Jungoo berkata dengan sangat pelan, lengan lengan kurusnya perlahan menyusuri buah dada yang begitu bulat dengan gigitan di bahu yang diberikaanya pada sang wanita. Suara lenguhan itu terdengar, Jungoo menyukai suara yang seakan memanggilnya untuk semakin dalam.
"ahh"
Jungoo mengangkat wajahnya, melihat bagaimana wajah psikopat gila itu kini semakin menggila dengan mata sendu dibalik kacamata yang ia kenakan, menatap penuh minat kearah sang hawa hingga getaran penuh nafsu kini mengelegar disegala pejuru ruangan kamar malam itu.
"Aku mencintaimu, [Name]"
Junggo menempatkan kedua tanganya untuk menangkup penuh kedua pipi sang wanita sembari mendekatkan wajah mereka. Membiarkan rona merah semu pada sang hawa kini semakin memerah bagaikan jambu yang kini sudah mencapai usia matangnya.
"mmm"
Kedua bibir adam dan hawa itu bertemu, membiarkan begitu banyak perasaan yang tergabung akibat sebuah pangutan yang awalnya hanya menempel kini berubah menjadi lumatan penuh nafsu diantara keduanya. Terus memangut hingga tanpa sadar tangan satu sama lain sama sama bekerja untuk melepaskan kain penghalang tubuh keduanya.
"Mmmmahhh!"
Jungoo mendorong tubuh [Name] hingga berbaring diatas kasur dengan tubuh telanjang, membiarkan pria berambut kuning itu kini tersenyum kemenangan melihat bagaimana polosnya tubuh gadis yang ia cintai terbaring menyerahkan hal yang ia nanti selama ini.
"Kau benar-benar siap?"
[Name] mengangguk, siap menerima apapun yang akan terjadi berikutnya diantara keduanya. Bahkan [Name] tak segan membuka kedua pahanya sendiri hingga mengangkang dihadapan Jungoo.
Jungoo hanya tersenyum, pria itu segera membuka nakas disamping tempat tidur keduanya untuk mengambil benda yang sudah lama ia simpan didalam sana.
Kondom.
[Name] melihat pergerakaan Jungoo yang seakan slow motion hingga ia bisa melihat bagaimana kerennya pria wibu itu merobek bungkus alat kontrasepsi dengan gigi gigi putihnya hingga tampa sadar Jungoo sudah memeluknya dan ia bisa merasakan benda tumpul yang kini berusaha masuk kedaerah intimnya.
"Baby! ahh!"
"[Name], baby... its okay, hmm?"
"aaahhhh!"
Teriakan penuh panas itu terdengar begitu menyakitkan, namun, itu hanya diawal dan tidak berlanjut bahkan saat [Name] dengan senang berteriak penuh kenikmatan mendesahkan nama sang pria yang kini mengagahinya, memeluk, mengigit hingga menjadikan seluruh tubuhnya tampa henti.
Malam itu terus berlanjut, dengan sentuhan-sentuhan yang semakin mendalam. Jungoo, meskipun dikenal sebagai lelaki yang penggila wanita, menunjukkan sisi lainnya yang penuh perhatian. Setiap sentuhan, setiap ciuman, memberikan kehangatan yang membuat [Name] merasa dicintai.
Namun, di tengah keintiman yang tercipta, [Name] tidak bisa menghilangkan keraguan dalam dirinya. Apakah malam ini hanya sekadar kesenangan sesaat baginya? Ataukah Jungoo benar-benar ingin membangun sesuatu yang lebih dalam?
Ketika malam semakin larut, Jungoo menghentikan segala sentuhan. Ia menatap [Name] dengan serius, sebagai tanda bahwa ia ingin berbicara tentang sesuatu yang lebih mendalam.
"[Name], aku tahu reputasiku. Aku mengerti jika kamu memiliki keraguan. Namun, malam ini, aku ingin kamu tahu bahwa aku sungguh-sungguh ingin memahamimu, bukan hanya sebagai seorang wanita di sampingku, tapi sebagai seseorang yang dapat aku cintai sepenuh hati."
[Name] terdiam, terkejut dengan kata-kata yang keluar dari mulut Jungoo. Ia bisa merasakan kejujuran dalam suara pria itu, dan hal itu membuat hatinya meleleh.
"Jika ini hanya tentang kesenangan sesaat bagimu, aku tidak ingin terlibat," ujar [Name] dengan tegas, mencoba untuk mengungkapkan perasaannya.
Jungoo menatap [Name] dengan penuh perhatian. "Aku mengerti. Namun, [Name], apakah kamu bisa memberiku kesempatan untuk membuktikan bahwa aku bisa lebih dari sekadar itu? Aku ingin menjadi bagian dari hidupmu, memberikanmu kebahagiaan yang sejati."
[Name] terdiam sejenak, mempertimbangkan kata-kata Jungoo. Meski hatinya masih ragu, ada sesuatu dalam ekspresi Jungoo yang membuatnya ingin memberikan kesempatan. Mereka berdua saling pandang, seolah saling memahami satu sama lain tanpa kata-kata.Malam itu berlanjut dengan percakapan yang jujur dan tulus di antara mereka. Jungoo membuka dirinya, menceritakan bagian hidupnya yang tidak pernah [Name] ketahui sebelumnya. [Name], pada gilirannya, juga berbagi cerita dan impian-impian masa depannya.Seiring malam berjalan, [Name] dan Jungoo tidak hanya berbagi keintiman fisik, tetapi juga menggali kedalaman perasaan mereka satu sama lain.
Perlahan, keraguan [Name] mulai memudar, digantikan oleh kepercayaan yang tumbuh di antara mereka.Ketika fajar mulai menyingsing, [Name] dan Jungoo menyadari bahwa malam pertama mereka tidak hanya tentang cinta fisik, tetapi juga tentang membangun fondasi hubungan yang kuat dan bermakna. Meskipun Jungoo memiliki reputasi sebagai penggila wanita, [Name] memutuskan untuk memberinya kesempatan untuk membuktikan bahwa cinta sejati bisa tumbuh di antara mereka.
Malam itu menjadi titik awal dari perjalanan panjang [Name] dan Jungoo bersama-sama, menghadapi lika-liku kehidupan dengan kepercayaan dan cinta yang mereka bangun pada malam yang penuh arti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE STORY OF US - LOOKISM
FanfictionSTORY OF LOOKISM CHARACTER DESC ; Taejun Pak