Di tengah hiruk-pikuk kota Seoul yang gemerlap, terdapat jurang tak terlihat antara kasta sosial. Kehidupan mereka yang hidup berkecukupan di antara bangunan pencakar langit dan pusat perbelanjaan mewah kontras dengan realitas pahit yang dihadapi oleh mereka yang terpinggirkan. Dalam dunia ini, kisah cinta antara orang kaya dan miskin berkembang, merajut benang merah di antara takdir yang bertentangan.
Nam [Name], seorang perempuan lemah dari keluarga kaya, hidup dalam kemewahan dan kenyamanan. Kehidupannya yang dipenuhi dengan layanan dan kelembutan, diatur oleh sejumlah besar pembantu dan pelayan. Namun, kehidupannya yang tampak sempurna ini terasa hampa. Hatinya merindukan sesuatu yang lebih dari sekadar kekayaan dan kemewahan.
Di sisi lain kota, di lingkungan yang jauh dari cahaya gemerlap pusat kota, hidup seorang pria bernama Kim Gimyung. Ia adalah pemimpin kelompok preman setempat, terbiasa dengan kerasnya hidup jalanan. Kim Gimyung tumbuh dalam lingkungan yang keras, di mana bertahan hidup adalah aturan utama. Meskipun terlahir dalam kemiskinan, ia memiliki semangat juang yang membara.
Suatu hari, takdir membawa [Name] dan Kim Gimyung bersilang jalan. Keduanya bertemu di sebuah toko kecil di pinggiran kota, tempat [Name] merasa tertarik untuk membeli beberapa barang kebutuhan sehari-hari. Kim Gimyung, yang mengawasi keadaan di sekitar toko, memperhatikan [Name] yang terlihat agak kebingungan.
"Apakah kau butuh bantuan?" tanya Kim Gimyung, dengan nada suara yang tidak seperti preman pada umumnya. Ia melihat ke dalam mata [Name], dan di situlah ia menemukan keindahan yang tak pernah ia lihat sebelumnya.
[Name] merasa terkejut oleh pertanyaan itu. Biasanya, dia terbiasa dengan pelayan dan orang-orang yang selalu siap membantu tanpa diminta. Tapi tatapan tulus Kim Gimyung membuat hatinya bergetar, seolah-olah ada kehangatan yang baru ia temukan.
"Ah, tidak perlu. Saya bisa melakukannya sendiri," jawab [Name] dengan senyum malu-malu.
Kim Gimyung tidak menyerah begitu saja. Ia tetap berdiri di sana, membantunya memilih beberapa barang dan membayar di kasir. [Name] merasa ada sesuatu yang berbeda tentang pria ini, sesuatu yang tak bisa dijelaskan dengan kata-kata.
Seiring berjalannya waktu, [Name] dan Kim Gimyung mulai bertemu secara tidak sengaja di tempat-tempat lain. Pertemuan mereka terasa seperti takdir yang mengikat keduanya. Meskipun hidup dalam dunia yang sangat berbeda, keduanya menemukan kehangatan satu sama lain.
------------------------------------
Malam itu, [Name] memutuskan untuk melakukan perjalanan ke pinggiran kota. Dia merasa lelah dengan rutinitas yang monoton dan ingin menghirup udara segar. Saat berjalan-jalan di sekitar toko-toko kecil, [Name] memasuki sebuah toko kecil yang menjual barang-barang sehari-hari. Di dalamnya, suasana tenang dan ramah membuatnya merasa sedikit lebih santai.
Tak sengaja, matanya bertemu dengan Kim Gimyung, pria yang kelihatannya berbeda dengan pengunjung toko lainnya. [Name] terlihat agak kebingungan saat memilih beberapa barang, dan itulah saat Kim Gimyung datang mendekat.
[Name] dengan senyum malu-malunya "Ah, saya agak bingung memilih ini semua."
Gimyung tersenyum dengan ramah "Tidak masalah. Aku bisa membantu. Ada yang bisa kubantu?"
Kim Gimyung dengan sabar membantu [Name] memilih dan mengumpulkan barang-barangnya. Pertemuan mereka terasa seperti takdir yang menghubungkan dua dunia yang berbeda. Dan bermula dari sana pertemuan mereka beberapa kali terjadi tampa disengajakan. contohnya saja seperti :
Pertemuan mereka di Tempat Makan Lokal.
Beberapa minggu setelah pertemuan di toko kecil, [Name] dan Gimyung mulai sering bertemu di sebuah tempat makan lokal di sudut kota yang jauh dari kilau gemerlap pusat perbelanjaan. Gimyung, yang tahu tempat ini dengan baik, memperkenalkan [Name] pada makanan lokal yang lezat dengan harga terjangkau.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE STORY OF US - LOOKISM
FanfictionSTORY OF LOOKISM CHARACTER DESC ; Taejun Pak