Kim Gitae (2)

790 82 0
                                    

Manik menerjab pelan kala rasa pusing menghampiri, manik terbuka menampilkan ruangan yang remang seperti kamar minimalis pada umumnya. Perlahan mengangkat kepala dan duduk untuk bersandar pada kepala kasur menatap ke sekitar.

"Dimana ini?"

Y/n menarik tali dari saklar lampu yang terdapat di samping kasur hingga kamar yang tadinya remang kini sudah terang kembali. Namun, pintu yang terbuka hingga sesosok lelaki yang hanya mengenakan celana pendek memasuki kamar membuat Y/n tak bisa mengontrol perasaan terkejutnya.

"Apakah tidurmu nyenyak, nona?"

"KAU! Kenapa aku disini!!?" Y/n yang terkejut langsung saya berteriak pada sosok lelaki berwajah seram bernama Kim Gitae yang ia temui sebelum ia bangun dari tidurnya,

"Berhenti berteriak atau aku akan menciummu."

Y/n mendelik kasar, ia bangkit dan langsung berdiri dihadapan Gitae yang harus menundukkan kepalanya untuk menatap wajah sang gadis.

"Dasar brengsek! Aku akan keluar dari sini."

Gitae terkekeh pelan melihat wajah Y/n yang tampak berani, bahkan gadis itu tidak terlihat takut sedikitpun ketika berhadapan dengannya. Berbeda dengan wanita lainnya yang akan ketakutan ketika berdekatan dengannya.

Ketertarikannya pada Y/n saat gadis itu menamparnya membuat Gitae seakan merasa senang atas apa yang terjadi. Menganggap seakan pertemuan mereka memang disengaja untuk membuatnya tertarik pada sesosok wanita yang selama ini ia anggap hanya mainan dan budak seperti apa yang ayahnya Kim Gabryong lakukan.

Bersenang-senang dengan banyak wanita tanpa perlu memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya, jikapun akan ada terjadi terjadinya itu akan mudah untuk dipertangungjawabkan atau tidak. Sama sepertinya ibunya yang tidak dipertanggungjawabkan oleh Gabryong karena Gabryong menghamili perempuan lain saat ibunya mengandung dirinya.

"Coba saja.."

Y/n menggeram pelan, melangkah menuju pintu yang terbuka namun langkahnya terhenti tepat di depan pintu saat Gitae kembali membuka suara beratnya.

"Jika kau mau anak buahku melihat tubuhmu yang polos itu."

Y/n menurunkan pandangannya, menatap tubuhnya yang ternyata hanya menggenakan kemeja berwarna putih yang menampilkan dengan jelas bra dan celana dalam berwarna hitam. Warna dalaman mencolok yang sama sekali tidak kontras dengan warna kemejanya membuatnya bisa melihat jelas lekukan tubuhnya sendiri,  bahkan kemeja itu tidak sampai pahanya hingga celana dalam hitam yang ia kenakan benar-benar terlihat jelas.

"AAKH! APA YANG KAU LAKUKAN!!!"

Y/n memekik, menatap Gitae dengan wajah memerah sembari menutupi tubuhnya dengan tangannya.

Gitae yang melihat itu hanya menyeringai membuat matanya yang sudah sipit semakin menyipit.

"Hanya sedikit hal menyenangkan.."

Y/n semakin terkejut, tak bisa menahan rona merah di pipinya. Pikirannya terbawa oleh ujaran Gitae yang membuatnya berfikir tentang banyak hal termasuk hal hal negatif yang menghantui pikirannya.

Dengan langkah lebar Y/n menarik kedua bahu Gitar yang dipenuhi dengan otot, menatap manik itu dengan dalam sembari menyalurkan perasaan marah diantaranya.

"Dasar bajingan!!Apa yang kau lakukan!!"

Gitae tertawa pelan, "Kau ingin mengetahuinya?"

"Tentu saja, katakan padaku!"

"Memangnya kau tidak mengingat apa yang kita lakukan semalam?"

Y/n menatap wajah Gitae, kembali berusaha untuk mengingat apa yang sebenarnya terjadi sebelum ia bisa bangun. Namun, ingatnya seakan tidak menangkap gambaran apapun membuatnya frustasi dengan sendirinya.

"Tidak. Katakan Gitae! Katakan!"

Gitae tersenyum, melingkarkan kedua tangannya pada pinggang Y/n dan mengusapnya pelan.

"Apa kau yakin benar-benar ingin mengetahuinya?"

Y/n bisa merasakan tubuhnya merinding ketika menerima sentuhan dari Gitae, lelaki itu seakan mampu membuat tubuhnya tak mampu mengontrol detak jantungnya ketika pikiran negatifnya menghantuinya. Maniknya kembali menatap Gitae yang menatapnya, kemudian merenggut kesal.

"Cepatlah katakan padaku, Gitae! Aku tidak mengingat apapun."

"Baiklah... Ku pastikan kau tidak akan melupakannya lagi."

Gitae dengan cepat menarik pinggang Y/n dan menyatukan bibir keduanya dalam ciuman panas dan terkesan penuh nafsu dan kasar. Y/n yang terkejut hanya bisa terdiam dan merasakan detak jantungnya yang terasa berdetak lebih pelan dan membuatnya pening. Membiarkan seseorang yang baru ia temui sebagai seseorang yang menabraknya karena ugal-ugalan kini mencium bibirnya bahkan tak segan meremas pantatnya tanpa izin.

Y/n terlena, maniknya yang awalnya terbuka kini perlahan menutup kala rasa lembut ketika Gitae menghisap bibir bawahnya. Gitae yang awalnya kasar juga semakin melembutkan ciumannya, ia sudah sangat sering berciuman dengan banyak wanita namun bibir Y/n seakan terasa berbeda dan manis untuk dicicipi bagaikan permen gula.

Gitar menangkup wajah cantik Y/n sembari mengigit dan menarik bibir bawah sang gadis sebelum melepas pangutan keduanya. Manik keduanya saling pandang, menatap satu sama lain dengan manik sendu, Gitae menatap sosok Y/n yang terlihat malu-malu dengan rona merah dipipinya.

"Kau berciuman dengan orang asing, nona Y/n..."

Y/n merasakan nafasnya memberat, mulutnya yang sedikit terbuka dan ia masih bisa merasakan hasil emutan Gitae pada bibir bawahnya yang terasa begitu lembut dan menagihkan. Kelopak matanya terangkat menatap sosok Gitar dihadapannya.

"Memangnya tidak boleh berciuman dengan orang asing?"

Gitae tersenyum dan mengaitkan rambut panjang Y/n kebelakang telinganya, menampilkan anting-anting dari emas putih yang berkilau yang melengkapi wajah cantik itu.

"Tapi tidak sepatutnya untuk berciuman dengan orang yang baru kau temui..."

"Tapi aku tidak mencium-mu, kau yang menciumiku lebih dulu.."

Gitae terkekeh pelan, menarik pinggang sang wanita agar semakin dekat dengannya.

"Kau tahu nona, aku memang belum tahu namamu tapi aku bukan orang asing untukmu..."

Y/n menyeritkan dahinya tak mengerti, "maksudnya?"

"Aku sudah lama mengawasi-mu dari jauh saat kau pulang kerja setiap malam..."

Y/n menatap Gitae dalam diam, berusaha mengerti apa yang dimaksud  oleh pria itu lewat perkataannya.

"Jadi kau..?"

Gitae tersenyum ketika menyadari gadis dihadapannya sudah mengerti apa yang dimaksud olehnya, kedua tangan besarnya kembali menangkup wajah sang gadis lalu mendaratkan kecupan singkat pada bibirnya.

"Mau melanjutkan permainan?"

"..."

Hahahaha masih ada part lagi yaa, stay tune!


THE STORY OF US - LOOKISMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang