"Julian."
Mendengar namanya dipanggil Julian membalikkan badannya. Terlihat Raja Hugo yang berjalan menuju tempatnya berdiri.
"Yang Mulia." Julian membungkukkan sedikit badan memberikan hormat saat Raja Hugo berhenti dihadapannya.
Sepertinya Raja Hugo baru saja dari ruang kerjanya.
"Mau kemana kau Julian?" tanya Raja Hugo melihat putranya sudah memakai jubah.
"Aku hanya akan keluar sebentar Yang Mulia," jawab Julian.
Raga Hugo memicingkan matanya curiga. "Kau kira ayah tidak tahu kemana kau akan pergi!"
"...."
"Berhentilah mengunjungi tempat itu Julian, bertindaklah sesuai dengan posisimu."
Julian terkekeh mendengar ucapan ayahnya.
"Berhentilah menasihatiku Yang Mulia kau tidak lebih baik dariku." Julian memandang datar Ayahnya. "Sebelum menasihatiku ingat dosa Yang Mulia lakukan dimasa lalu."
Setelah mengatakan itu Julian membalikkan kembali badannya melangkahkan kaki meninggalkan Raja Hugo yang terdiam.
Raja Hugo memperhatikan punggung Julian yang semakin menjauh. Julian tumbuh menjadi sosok yang keras dan dingin semua ini salahnya. Raja Hugo menghela nafas lelah.
Semenjak Julian tahu alasan mengapa ibunya melahirkan dirinya diusia kandungan masih delapan bulan hubungan Raja Hugo dan Julian menjadi tidak baik ada tembok tinggi yang menghalangi hubungan ayah dan anak itu.
Julian terus melangkah menuju kudanya, tangannya terkepal kuat. Persetan dengan aturan dan etika kerajaan. Sekarang dia butuh hiburan dan alkohol untuk menenangkan pikirannya yang kacau. Ya tempat yang akan Julian kunjungi merupakan tempat hiburan malam. Mari lupakan Posisinya sebagai Putra Mahkota kerajaan Bellvania malam ini.
Kerajaan Bellvania merupakan kerajaan yang memiliki lima wilayah bagian. Wilayah Selatan merupakan wilayah dengan tempat penghasilan pertambangan, wilayah Timur dipenuhi dengan para pedagang dari berbagai belahan dunia, wilayah Utara tempatnya untuk para petani, wilayah Barat merupakan tempat penghasil minyak dan gas alam sedangkan Ibu Kota sebagai pusat dari semua wilayah.
Kerajaan Bellvania sekarang dipimpin Raja V Raja Hugo Celeste dan posisi Ratu ditempati Ratu Quanda Celeste menggantikan Ratu Rosalina Celeste yang telah wafat. Memiliki seorang Pangeran Charlos Peliph Celeste anak dari Raja Hugo dan Ratu Quanda.
*****
Saat sudah sampai di tempat tujuannya Julian langsung masuk ke dalam diikuti Louis pengawalnya di belakang. Dia perhatikan sekitarnya untuk mencari seseorang. Yup dia menemukannya Graziano Harry Moonstone sahabatnya sejak kecil merupakan anak dari panglima perang terkuat di kerajaan Bellvania.
"Kau datang!" seru Harry saat Julian duduk di sampingnya.
Julian tidak menghiraukan ucapan Harry dia hanya melihat Harry sekilas.
"Kau mau minum apa?" tanya Harry.
Julian tidak menjawab dia hanya memperhatikan minuman yang sudah tersedia di atas meja. Setelah menentukkan pilihannya dia langsung menuangkan dalam gelas.
"Kau jarang sekali menggunakan bibir seksimu itu," terdengar decakan Harry.
"Aku kasihan dengan wanita yang akan menjadi istrimu. Siapa namanya? Aku melupakan namanya," tanyanya pada Julian tapi Julian tidak menghiraukan sibuk dengan minumannya.
"Kau tau namanya?" tanyanya pada Louis karena tidak mendapat jawaban dari Julian. Louis hanya mengedikkan bahu sebagai jawaban.
"Kau sama saja seperti Tuanmu."
Harry mencoba mengingatnya. "Je..Jen Jena, ya Jena!" seru Harry bahagia karena mengingat nama Calon Putri Mahkota.
"Jane," koreksi Julian.
"Ohiya Jane, maksudku Jane. Ternyata kau mendengarkanku dari tadi."
Harry bersuara lagi, "Sudah lama aku tidak melihatnya disekitarmu padahal hampir tiap hari dia menempelimu."
Hening sebentar, tiba-tiba Harry menepuk tangannya sekali. "Aku tahu mungkin dia sudah tidak mencintaimu lagi mungkin dia sudah menemukan pria lain yang lebih menarik darimu."
Julian menoleh kearah Harry. "Begitukah?" tanya Julian.
Harry mengangguk sekali lalu mengambil tangan Julian dijabatnya. "Selamat kawan akhirnya kau bebas," Harry menunjukkan senyuman bodohnya.
Julian menghentak tangan Harry dia tidak akan repot-repot menjelaskan keadaan Jane kepada Harry biarkan Harry berpikir semaunya. "Tidak ada pria yang lebih menarik dariku di kerajaan ini."
"Wah lihatlah kepercayaan diri ini, tapi aku akui omonganmu."
Harry melihat Julian akan menuangkan lagi minumannya. "Sebaiknya kau berhenti dan pulang sekarang."
"Berani sekali kau memerintah Putra Mahkota!"
"Hei Louis bawa pulang Tuanmu sebelum prajurit kerajaan yang datang menyeretnya." Louis hanya diam memperhatikan Tuannya.
"Ada denganmu Harry? sebaiknya kau yang pergi bersenang-senang dengan para wanita di sini," ucap Julian.
"Julian kalau kau terus minum aku tidak yakin besok kau akan bangun pagi. Kau tahu besok hari yang pen ...."
Harry tidak melanjutkan kata-katanya karena melihat Julian membanting gelasnya ke meja menatap Harry tajam.
Susah payah Harry menelan ludahnya. Walaupun dia anak seorang panglima perang dia tidak akan menang melawan Julian.
"Kau tahu Harry, kau sangat menyebalkan." Setelah mengatakan itu Julian langsung berdiri melangkahkan kakinya keluar dari tempat itu diikuti Luois dibelakangnya.
Julian benci Harry dia baru saja sampai tapi harus pulang dengan cepat karena mulutnya itu.
Harry mengangkat tangan memegang dadanya. "Aman aman."
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi ■ True Destiny
FantasyKembali mengulang takdir. Akankah semuanya tetap sama? Haruskah dia menghindar? Atau, Berjuang bersama untuk mengubah takdir masa lalu. Ini tentang mereka yang ditakdirkan bersama tetapi terhalang oleh sesuatu yang tidak terlihat. *Jane Georgiana Ma...