Malam semakin larut. Angin yang berhembus dari hutan Azury cukup membuat beberapa orang harus memakai pakaian tebal namun itu tidak cukup untuk membuat para bangsawan menghentikan pestanya. Mereka memilih bersenang-senang dari pada beristirahat dalam tenda yang hangat. Bahkan suara burung hantu dan gagak terdengar samar akibat teredam suara musik. Mereka semua berkumpul beramai-ramai di sekitaran panggung merayakan kompetisi berburu yang telah usai.
Julian berdiri lumayan jauh dari panggung, punggunya dia sandarkan pada salah satu pohon. Sebelah tangannya dia masukkan dalam kantong celana sedang tangan satunya lagi mengapit cerutu diantara jari-jarinya. Dia menyilangkan kaki. Satu kakinya ditekuk dan dibiarkan berjinjit. Tubuh Julian ditelan oleh bayangan dari pohon membuat orang-orang hanya akan melihat api dari cerutu yang diapit oleh jarinya.
Dari jauh mata Julian mengamati Jane yang duduk bersama kedua orang tuanya dan temannya Margaret. Julian menghembuskan asap dari mulutnya, dia menatap Jane tajam yang menampilkan wajah kesal. Akhir-akhir ini dia terlalu membiarkan Jane mempengaruhinya.
Julian terkekeh mengingat kejadian tadi, kakinya hampir saja berlari mengejar Jane dan menjelaskan apa yang terjadi. Dia juga ingin melayangkan tinjunya melihat Charlos yang berdiri di samping Jane. "Kau takkan pernah bisa menjadi kelemahanku Jane," gumamnya.
Julian besar dengan rasa ambisi untuk tetap mempertahankan tahtanya. Dia tahu Ratu Quanda yang ingin menjadikan Charlos penerus Bellvania. Dia tidak boleh lemah dan tidak boleh memiliki kelemahan. Sejak awal dia selalu menghindari setiap wanita yang ingin mendekatinya, menurutnya mereka sangat merepotkan dan hanya akan mengganggu tujuan hidupnya.
Bola matanya berputar melihat Ratu Quanda yang berbicara dengan beberapa bangsawan. Bibirnya tersungging sinis, dia ingin sekali mencekik leher Ratu Quanda yang selalu mengangkat dagu setiap melihatnya. Dia ingin membunuh Ratu Quanda dari dulu tetapi itu akan membuatnya diturunkan dari tahta karena dianggap berkudeta.
Julian kembali melihat Jane yang menarik ujung rambut sahabatnya. Kedua ujung bibirnya sedikit terangkat ke atas, garis bawahi SEDIKIT! Dia selalu menyukai ekspresi Jane yang mencoba mengintimidasi orang dengan tatapannya namun terlihat menggemaskan di matanya.
Julian memasukkan lagi cerutu dalam mulutnya lalu menghisapnya membiarkan asap dari cerutu memenuhi mulutnya sebelum dihembuskan. Dia melihat kedua orang Jane yang berjalan menjauhi tempat Jane dan Margaret tetapi itu tidak akan membuatnya mendekati tempat Jane. Sedari tadi dia terus menghindari Jane untuk membuat dirinya kembali waras. Bukan hanya dirinya, sepertinya Jane juga menghindarinya. Mereka tadi sempat berpapasan tetapi hanya saling melewati. Jane sama sekali tidak menatapnya.
Tatapan mata Julian menajam melihat keberadaan Charlos yang bergabung bersama Jane dan Margaret. Julian membuang cerutunya ke tanah. Sebelum melangkah dia menginjak cerutu yang masih menyala dan mengeluarkan asap. Dia akan lebih tidak waras jika membiarkan Charlos disekitar Jane tanpa pengawasan.
Dia memang tidak menginginkan Jane tetapi Jane yang terus datang padanya. Saat menjadi miliknya tidak semudah itu untuk keluar dari dunianya. Dia hanya tidak ingin Jane menjadi kelemahannya bukan berarti Jane boleh seenaknya pergi dari sisinya.
*****
Jane menengadah. Matanya menyipit memperhatikan Julian yang berdiri menghalangi penglihatannya. Jane mendengus kesal, dia membuang pandangannya ke samping, lebih memilih melihat Margaret dan Charlos yang terdiam.
"Berdiri!" Julian mengatakannya bukan sebagai permintaan namun sebagai perintah. Jane benci Julian yang selalu bertindak berkuasa atas dirinya. Jane tetap diam tidak bergerak sama sekali. Dia merasakan kursi yang didudukinya bergoyang akibat tendangan Julian pada kaki kursi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi ■ True Destiny
FantasyKembali mengulang takdir. Akankah semuanya tetap sama? Haruskah dia menghindar? Atau, Berjuang bersama untuk mengubah takdir masa lalu. Ini tentang mereka yang ditakdirkan bersama tetapi terhalang oleh sesuatu yang tidak terlihat. *Jane Georgiana Ma...