Kepala Jane terasa berat. Menangis semalaman membuat keadaannya kacau. Dia ingin tetap menyembunyikan tubuhnya di bawah selimut. Namun gejolak dalam perutnya mengharusnya segera beranjak ke kamar mandi.
Ternyata penderitaannya berlanjut sampai sekarang. Cepat-cepat Jane bangun dan menyibak selimut lalu berlari kearah kamar mandi.
Pergerakan tiba-tiba Jane membangunkan Duchess Letizia yang tidur di samping Jane. Begitupun Duke Aldrich yang merebahkan tubuhnya di sofa.
Mereka terbangun namun tidak langsung beranjak. Duke Aldrich dan Duchess Letizia saling pandang mencoba mengumpulkan kesadaran mereka.
Ketiganya baru saja tertidur. Samalaman Jane terus menangis sembari menceritakan masalah yang menjadi akar perkelahiannya dan Julian.
Jane terus mengumpati Julian dengan kata-kata pria berengsek. Setelahnya mengatakan ingin meminta maaf pada pria itu karena telah menyakitinya dengan kata-katanya yang ingin bercinta dengan Charlos. Sungguh Jane tidak tertebak.
Suara sesuatu terjatuh dari kamar mandi membuat Duke Aldrich dan Duchess Letizia bergerak cepat menuju kamar mandi.
"Jane," panggil Duchess Letizia dan Duke Aldrich bersamaan seraya berlari.
"Ya Dewa," pekik Duchess Latizia terkejut menemukan Jane yang terduduk di lantai sedang meringis kesakitan memegang perutnya.
Duchess Letizia dan Duke Aldrich mendekati Jane."Kau baik-baik saja?" tanya mereka bersamaan.
Jane tidak menjawab. Ringisannya berubah menjadi tangisan. Sekarang bukan hanya perutnya yang menyiksanya. Tetapi punggungnyapun begitu nyeri seperti tulang-tulangnya diremukkan.
"Ini begitu sakit," ucap Jane disela-sela tangisannya.
Cepat-cepat Duke Aldrich membantu putrinya berdiri namun Jane kembali terduduk tidak mampu menahan bobot tubuhnya. Tangannya terus meremas perutnya mencoba menghilangkan rasa sakitnya.
"Kau seharusnya berhati-hati." Duchess Letizia memarahi putrinya yang selalu ceroboh.
"Apa yang kau lakukan? Cepat angkat putrimu sekarang." Bukan hanya Jane. Duchess Letiziapun memarahi suaminya.
Duke Aldrich menyelipkan tangannya di bawah leher dan lutut Jane kemudian mengangkat tubuh putrinya berjalan keluar dari kamar mandi.
Jane terus menangis dan meraung-raung kesakitan digendongan ayahnya. Wajah yang mulai memucat membuat Duchess Letizia dan Duke Aldrich khawatir.
Kepanikan mereka bertambah melihat darah yang mengalir di antara paha Jane mengotori baju putih putri mereka.
"Ya Dewa! Jane kau berdarah," pekik Duchess Letizia begitu histeris.
Duke Aldrich merasakan tangannya yang berada di bawah lutut Jane basah akibat darah yang terus keluar. Hati-hati ia meletakkan Jane di kasur.
Duchess Letizia mendekati putrinya yang terus menangis kesakitan sambil meremas perutnya. Sedangkan Duke Aldrich langsung berlari keluar kamar.
"PELAYAN! PENJAGA!" teriak Duke Aldrich menggema mengisi setiap sudut rumah megah miliknya.
*****
Louis berlari terburu-buru. Dia hampir saja tergelincir karena tidak menginjak pijakan tangga dengan benar.
Kejadian kecil tadi tidak menghentikannya untuk terus melangkah menuruni tangga ruang bawah tanah.
Dia samakin mempercepat larinya melewati Lorong yang terasa panjang. Akhirnya ia sampai, berdiri di depan pintu coklat lalu mengetuk pintu itu keras tanpa jeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi ■ True Destiny
FantasyKembali mengulang takdir. Akankah semuanya tetap sama? Haruskah dia menghindar? Atau, Berjuang bersama untuk mengubah takdir masa lalu. Ini tentang mereka yang ditakdirkan bersama tetapi terhalang oleh sesuatu yang tidak terlihat. *Jane Georgiana Ma...