Maxis

375 23 1
                                    

Suasana ruangan pada salah satu Istana kerajaan Maxis begitu tegang. Duduk dua lelaki dan satu gadis saling berhadapan.

Julian menatap Luisa. Gadis itu baru saja melontarkan kesepakatan yang diinginkannya. Bola matanya bergerak melihat reaksi Raja Dougal, Raja kerajaan Maxis.

Raut wajah terkejut dengan mata melotot yang ditujukan untuk putrinya menandakan Raja Dougal tidak mengetahui kesepakatan yang diinginkan Luisa.

"Berhentilah bermain-main," ucap Raja Dougal memperingati putrinya.

Senyuman kecil Luisa tetap tersemat di bibirnya. Dia menoleh kearah ayahnya. "Aku serius ayah. Bukankah itu keinginan ayah dulu? Ingin memperkuat persahabatan kerajaan Bellvania dan kerajaan kita dengan pernikahan."

"Ya kau benar, tapi kau tahu sendiri sekarang keadaannya berbeda. Kau akan menjadi seorang selir dan ini poin penting." Raja Hugo sampai memajukan tubuhnya. "Sekarang posisi Julian sudah terancam bukan calon Raja Bellvania lagi."

Julian merotasikan bola matanya. "Berhenti membicarakanku seakan-akan aku tidak ada di sini."

Iris abu-abu Julian melihat secara bergantian ayah dan anak yang sekarang berhenti berdebat. Sebelum tatapannya berhenti pada pria dengan beberapa rambut yang sudah memutih.

"Anda tenang saja Yang Mulia Raja Dougal. Aku akan mendapatkan kembali yang menjadi hakku," lanjut Julian.

Karena terkejut dengan usulan yang dilontarkan Luisa Raja Dougal sampai melupakan keberadaan Julian dalam ruangan itu. Sangat memalukan harus berdebat dengan putrinya di depan seorang tamu. Dia berdehem sekali lalu memperbaiki posisi duduknya.

"Aku memiliki keragukan kau bisa mengambil alih kembali kerajaan Bellvania. Aku mendengar kau menjadi pelaku dari pembunuhan ayahmu sendiri."

Julian terkekeh ternyata masalah ini telah sampai ke kerajaan Maxis. "Anda tahu betul, aku tidak akan melakukan tindakan ceroboh dengan mempertaruhkan posisiku."

Raja Daogal terdiam sesaat lalu mengangguk membenarkan ucapan pria pirang yang duduk tegap di hadapannya. Dia sudah mengenal Julian dari kecil.

"Walaupun bukan kau yang melakukannya tetapi posisimu sekarang sebagai calon Raja sudah tersingkirkan."

"Itulah tujuanku kemari. Aku membutuhkan kekuatan militer dan dukungan kerajaan Maxis." Julian menjeda ucapannya. "Aku akan memberikan salah satu wilayah pertambangan milik kerajaan Bellvania sebagai imbalannya, bagaimana?"

Kedua pria beda usia itu saling bertatapan. Keterdiaman Raja Dougal membuat sebelah sudut bibir Julian sedikit terangkat.
Dia tahu Raja Dougal sudah lama menginginkan salah satu wilayah pertambangan milik anggota keluarga kerajaan Bellvania.

"Bukankah menjalin hubungan dengan pernikahan lebih menguntungkan?" timpal Luisa.

Sekarang perhatian Julian dan Raja Dougal beralih pada Luisa. Gadis cantik pemilik warna rambut seperti Julian masih mencoba untuk meyakinkan kedua pria itu.

"Aku tidak masalah jika kau sudah beristri. Aku akan menjadi Ratu kerajaan Maxis dan Jane tetap akan menjadi Ratu kerajaan Bellvania."

"Berhentilah mempermalukan dirimu," hardik Raja Daogal.

Putrinya begitu cantik dan memiliki masa depan cerah. Hanya karena menginginkan seorang pria, putrinya sampai harus merendahkan diri dengan menjadi seorang selir.

Yang tidak diketahui Raja Dougal. Ini Luisa lakukan karena ingin memberikan pelajaran pada Jane. Wanita sombong dan angkuh yang telah melukai harga dirinya saat berkunjung ke kerajaan Bellvania.

Transmigrasi ■ True DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang