Jane berjalan cepat menuju kediaman Ratu. Tangannya terkepal, setiap orang yag melihatnya pasti akan tahu sekarang Jane sangat marah. Pagi ini dia dikejutkan dengan pengumuman yang dikeluarkan oleh penasihat kerajaan. Dia tidak menyangka Ratu Quanda begitu licik. Mereka tidak dibiarkan berduka atas kepergian Raja.
Dua prajurit berdiri di ujung lorong mencoba menghalangi jalan Jane.
"Louis."Mendengar namanya disebut. Louis berjalan mendahuli Jane dan Ana. Dia berlari menuju dua prajurit yang juga berlari kearahnya. Dia tersenyum sinis menatap dua prajurit yang merupakan teman satu pelatihannya.
Jane melihat Louis yang berkelahi melawan dua prajurit tadi, apakah Ratu Quanda becanda? bahkan prajurit tadi tidak bisa menyentuh wajah pengawal pribadi Julian. Dia tidak berhenti, kakinya tetap melangkah ke depan melewati tubuh dua prajurit yang sudah tergelatak tak sadarkan diri.
Sejak semalam Louis selalu berada di samping Jane atas perintah Julian. Selama dirinya dipenjara dia memerintahkan Louis untuk menjaga Jane.Langkah Jane terhenti saat berbelok. Ana dan Louis juga ikut menghentikan langkah mereka. Jika tadi hanya dua prajurit, sekarang lorong itu dipenuhi hampir sepuluh orang prajurit.
"Kau boleh mengatasinya?" tanya Jane tanpa menoleh ke belakang.
"Kita takkan pernah tahu jika tidak mencobanya," jawab Louis mengikuti ucapan Julian setiap dia bertanya pertanyaan yang sama seperti Jane.
"Baiklah."
Jane kembali berjalan. Tidak ada gurat takut yang terlukis di wajahnya, malah dagunya semakin terangkat melihat tampang-tampang sangar yang menatapnya datar. Jika mereka berani menyakitinya, Julian akan mematahkan tangan mereka setelah keluar dari penjara.
Langkah Jane terhenti. Dia membuang napas kasar. "Beraninya kau prajurit rendahan menghalangi jalanku!"Prajurit itu menunduk hormat. "Maafkan saya Yang Mulia. Anda tidak boleh berada di sini. Ini perintah dari Ratu," ucap salah satu prajurit.
Jane menatap tajam prajurit itu. Kepalanya miring ke samping melihat prajurit lainnya sudah berdiri di belakang prajurit yang berdiri di hadapannya. Dia mendengus kesal.
"Aku tahu ini tidak akan bisa diselesai dengan cara baik-baik. Mari gunakan cara kasar."
Baru saja ucapan Jane selesai prajurit itu sudah terdorong ke belakang akibat tendangan lompatan dari Louis. Jane dan Ana mundur membiarkan Louis mengatasi prajurit-prajurit itu.
Jane terkejut saat seseorang tiba-tiba berlari begitu cepat melewatinya. Lalu ikut bergabung dengan Louis melawan prajurit-prajurit tadi.
"Apakah aku terlambat?" tanya Harry. Orang yang baru saja mengejutkan Jane. Tinjunya melayang saat seorang prajurit mencoba memukul wajahnya. Wajah adalah aset berharganya.
"Selesaikan cepat," ucap Louis tidak menjawab pertanyaan Harry.
Jane tidak bisa menunggu Louis dan Harry melumpuhkan semua prajurit itu. "Ayo Ana."
Jane berjalan santai melewati orang-orang yang sedang berkelahi. Tidak berlaku untuk Ana, kakinya sekarang gemetar. Tetapi tetap memaksa kaki gemetarnya untuk terus melangkah.
Tanpa sepengatuhan Jane, semalam Ratu Quanda melakukan pertemuan darurat bersama menteri-menteri. Membahas tentang keterlibatan Julian dalam pembunuhan Raja. Bukannya bersedih, Ratu malah membuat rencana untuk menggulingkan Julian dari posisinya.
Pagi ini Bellvania kembali dikejutkan dengan pengumuman yang dikeluarkan penasihat kerajaaan, hasil dari rapat darurat semalam.
Julian dinyatakan sebagai pelaku dari pembunuhan Raja dan posisinya sebagai calon penerus Raja Bellvania dicabut. Ratu Quanda sengaja mengambil keputusan cepat sementara Julian dipenjara dan sebelum Julian dilantik menjadi Raja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi ■ True Destiny
FantasyKembali mengulang takdir. Akankah semuanya tetap sama? Haruskah dia menghindar? Atau, Berjuang bersama untuk mengubah takdir masa lalu. Ini tentang mereka yang ditakdirkan bersama tetapi terhalang oleh sesuatu yang tidak terlihat. *Jane Georgiana Ma...