Buronan Istana

843 47 3
                                    

Suara ketukan pertemuan antara jari Ratu Quanda dan meja terdengar berulang kali. Ketukan itu tidak hanya menghasilakn suara namun juga menggetarkan teh dalam gelas yang berada di atas meja.

Pandangannya melihat ke luar jendela kaca yang terhubung langsung dengan taman. Dia memperhatikan Helena yang berbicara dengan Charlos. Sepertinya Helena sedang menenangkan Charlos, terlihat tangannya yang menepuk-nepuk pelan bahu putranya itu.

"Siapa kau sebenarnya, Helena?" tanya Ratu Quanda terdengar seperti gumaman.

Ternyata dia telah salah meremehkan gadis kecil itu. Helena gadis yang berbahaya. Dia tidak menyangka Helena mampu menyusun renncana pembunuhan Raja tanpa dicurigai bahkan Helena mampu membuat Julian masuk dalam jebakannya. Awalnya dia meragukan Helena akan berhasil.

Ratu Quanda mengingat kembali kesepakatan yang dibuatnya dengan Helena satu hari sebelum ulang tahun Charlos.

Flashback On

Ratu Quanda dan Helena bertemu di salah satu kedai yang ada dipusat kota. Mereka menggunakan ruangan yang terpisah dari pengunjung lainnya untuk menghindari seseorang mengenali mereka.

"Aku sudah memikirkan tawaranmu," ucap Ratu Quanda.

Helena yang duduk di hadapan Ratu Quanda tersenyum, dia tahu wanita yang menatapnya tidak percaya akan menerima tawarannya.

Ratu Quanda meletakkan kedua tangannya di atas meja, dia memajukan badannya. "Kau yakin dengan rencanamu?" tanya Ratu Quanda dengan suara pelan.

Helena mengangguk, dia mengikuti Ratu Quanda memajukan badannya.

"Jika Raja Hugo masih hidup, anda tidak akan pernah bisa menggulingkan Julian dari posisinya walaupun anda memiliki banyak sekutu, itu tidak akan cukup. Karena Raja Hugo akan selalu melindungi Julian dari posisinya," jelas Helena.

"Membunuh Raja sama saja membunuh diri sendiri," beritahu Ratu Quanda. Dia sangat tahu konkuensi yang diterima jika berkudeta.

"Anda tenang saja, tidak akan ada yang tahu jika kita yang merencanakan pembunuhan Raja. Anda hanya perlu mempersiapkan sandiwara yang baik agar tidak ada yang curiga."

"Bagaimana jika ada yang menyadarinya?" Ratu Quanda tidak akan mempertaruhkan posisinya dan nyawanya, dia sudah sejauh ini. Tetapi rencana yang diusulkan Helena membuatnya tertarik.

"Aku sudah mengatakan tidak akan ada yang menyadarinya. Kita hanya perlu membuka jalan. Semuanya akan berjalan sesuai rencana." Helena menyeringai.

"Kau begitu yakin. Bagaimana jika Julian tidak masuk dalam jebakan yang kau buat?"

Helena menyandarkan punggungnya. Dia mengibas rambutnya ke belakang. "Kepala Pelayan akan mengurusnya."

Kening Ratu Quanda berkerut. Dia tidak menyangka Kepala Pelayan akan ikut dalam rencana ini. Selama ini Kepala Pelayan tidak pernah menunjukkan akan berkhianat. Dia selalu menunjukkan kesetiaannya pada Bellvania.

"Kepala Pelayan?" tanya Ratu Quanda.

Helena merotasikan bola matanya jengah. "Berhentilah bertanya Yang Mulia. Anda hanya perlu mempercayakan semuanya padaku. Anda hanya perlu bersandiwara dan mengambil langkah cepat saat Julian terpojokkan."

Ratu Quanda mengamati wajah Helena. Tidak ada keraguan dari wajah itu. Haruskah dia percaya?

"Kau hanya menginginkan posisi Putri Mahkota?" tanya Ratu Quanda.

"Ya." Helena menggangguk. Senyumannya semakin lebar.

"Mengapa kau menginginkan posisi Putri Mahkota?"

Transmigrasi ■ True DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang