Setiap Migel akan mengetahui anugerah mereka setelah memasuki usia tujuh belas tahun.
Jika kalian berpikir Migel adalah orang yang sempurna, maka kalian salah! Seorang Migel tidak dapat menggunakan anugerahnya untuk dirinya sendiri begitupun dengan garis keturunannya.
Migel Colton adalah Migel yang sekarang memimpin Phenia. Dia menerima anugerah berupa kemampuan melihat keberuntungan setiap orang.Pada hari eksekusi Jane. Migel Colton merasakan anugerah Migel lain yang begitu besar. Dia beranggapan itu adalah anugerah Migel dari Grace yang mulai terbentuk.
Tidak pernah terpikirkan dalam dirinya jika anugerah itu berasal dari seorang gadis yang duduk bersimpuh di atas sebuah panggung dikelilingi oleh rakyat Bellvania.
Tidak ada lagi pakaian sutra yang biasa gadis itu kenakan. Sosok cantiknya tertutupi oleh kotoran dan darah dari beberapa luka yang mulai mengering disekujur tubuh.
Iris birunya menatap kosong ke depan. Tidak ada lagi harapan hidup dari tatapan itu. Baru saja kedua orangnya dan pelayan pribadinya dipenggal di depan mata kepalanya.
Migel Colton dan Grace berdiri di samping tempat duduk Raja Hugo. Sedangkan Julian duduk di sebelahnya lagi. Mereka berada di tempat sedikit lebih tinggi dari panggung yang di tempati oleh Jane.
Algojo menari di belakang Jane. Pedang besar di tangannya ia putar bersamaan dengan tubuhnya juga ikut berputar, namun bukan seperti itu yang terlihat dari pandangan Migel Colton sekarang.
Migel Colton melihat tempat itu begitu merah. Suara teriakan yang mencaci maki Jane berganti dengan suara rintihan kesakitan dari rakyat Bellvania.
Sosok di atas panggung telah tergantikan menjadi calon Raja selanjutnya, Julian Silverlake Celeste. Tidak ada ekspresi apapun dari wajah tampan Julian.
Keadaan sekitar berubah hanya dalam sekali kedip. Rakyat Bellvania saling membunuh. Kelaparan dan penindasan melanda semua orang. Darah memenuhi tempat itu. Kumpulan mayat tersebar di seluruh penjuru tempat. Adegan demi adegan berganti dalam penglihatan Migel Colton.
Seorang gadis datang dari tumpukan rakyat Bellvania yang telah menjadi mayat. Tanpa rasa bersalah gadis itu berjalan di atas tumpukan mayat Bellvania. Migel Colton tidak dapat melihat jelas wajah gadis itu.
Tangan gadis itu memegang sebuah Mahkota yang dipenuhi lumuran darah. Migel Colton melihat aura gelap dari gadis yang mulai menaiki tangga. Saat di hadapan Julian, gadis itu langsung memeluk pria yang hanya diam tidak bergerak sama sekali.
Beberapa detik kemudian, Migel Colton melihat tubuh Julian jatuh begitu saja. Pria itu terbatuk. Entah apa yang terjadi, tiba-tiba darah mulai keluar dari tubuh Julian dan mulai mengalir mengotori panggung. Sedangkan gadis itu malah tersenyum lebar. Dia berputar melihat dengan puas penderitaan di sekitarnya.
Pandangan mengerikan di depannya membuat Migel Colton ketakutan. Sepanjang mata memandang hanya ada kobaran api yang begitu dahsyat dan tumpukan mayat rakyat Bellvania.
Tanpa sadar ia memegang bahu Raja Hugo untuk menopang tubuhnya yang mulai limbung. Dia ingin menghilangkan penglihatan ini namun tidak bisa.
Tiba-tiba gendang telinganya mendengar suara teriakan 'Hentikan'. Dia mengenali suara itu. Itu adalah suara teriakan Julian. Tetapi di sana ia melihat Julian masih tergelatak tidak berdaya.
Detik selanjutnya cahaya putih memenuhi tempat itu. Penglihatan Migel Colton kembali berubah.
Dia melihat Julian dan Jane berlari di sebuah padang rumput yang begitu luas. Mereka terlihat begitu bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi ■ True Destiny
FantasyKembali mengulang takdir. Akankah semuanya tetap sama? Haruskah dia menghindar? Atau, Berjuang bersama untuk mengubah takdir masa lalu. Ini tentang mereka yang ditakdirkan bersama tetapi terhalang oleh sesuatu yang tidak terlihat. *Jane Georgiana Ma...