Mata Jane melihat jengah tribun penonton yang dipenuhi oleh pelayan. Pertandingan balab kuda yang dilakukan oleh Julian dan Luisa sudah berakhir beberapa menit lalu namun mereka masih histeris meneriaki kata-kata selamat untuk Julian yang memenangkan pertandingan.
Jane menyandarkan punggungnya dengan malas memperhatikan Luisa yang sedang berbicara dengan Julian di tengah lapangan pacuan kuda. Hari ini merupakan hari kedua Luisa berada di Bellvania.
"Dia jauh-jauh dari Maxis hanya untuk bertanding balab kuda," gumam Jane. Dia menggelengkan kepalanya tidak habis pikir dengan gadis pirang itu.
Jika tadi Jane dibuat bingung dengan Luisa sekarang dia dibuat kesal dengan tindakan Luisa yang tiba-tiba. Luisa berdiri di depan panggung tempat keluarga kerajaan dan mengatakan ingin berlomba balap kuda dengannya. Dia menatap kesal Luisa yang menampilkan senyuman tercantiknya.
Jane ingin menolak. Bukannya dia tidak bisa berkuda hanya saja dibandingkan dengan kemampuan Luisa, kemampuannya tidak ada apa-apanya. Jane yakin dia pasti kalah dan dia benci itu, namun menolakpun akan memalukan. Kedua ujung bibirnya tertarik membentuk senyuman paksa. "Baiklah!"
Jane berjalan menuruni tangga. Dia melihat Julian yang sudah berdiri di depan tangga mengulurkan tangannya. Dia menyambut uluran tangan Julian.
Julian mengubah pegangan tangannya menjadi menggenggam tangan Jane. Mereka berdua berjalan berdampingan menuju tempat perlombaan. Jane melirik Luisa yang juga berjalan ke tempat yang sama.
"Aku akan memakai kudamu?" tanya Jane. Karena sekarang Julian membawa Jane ke tempat kudanya.
Julian tidak menjawab. Dia hanya menunjuk kearah kanan Jane dengan dagu. Jane melihat kearah yang Julian katakan. Salah satu prajurit menarik seekor kuda yang lebih kecil dari kuda Julian.
"Dia pasangan dari Leo," beritahu Julian saat sudah berhenti di depan kuda yang akan Jane gunakan.
"Leo?"
"Itu panggilan kudaku."
"Ya Dewa!" pekik Jane. "Jadi maksudmu bukan hanya kita yang berpasangan? Tetapi kuda kita juga berpasangan?" Jane sengaja membesarkan suaranya agar Luisa yang berada tidak jauh dari tempatnya berdiri dapat mendengarnya.
Jejeran gigi Jane terlihat saat dia tersenyum karena ekspresi kesal Luisa. Dia mendongak, seketika senyumannya luntur melihat Julian mengangkat sebelah alisnya. Jane berdehem sekali. "Aku hanya bercanda."
Julian sudah terbiasa dengan tingkah Jane dan memilih mengabaikannya kali ini. Dia mengambil pelindung kepala yang diberikan prajurit lalu memakaikannya di kepala gadis aneh yang ada di depannya.
Jane memperhatikan Julian yang serius mengaitkan tali pelingdung kepala di bawah dagunya. Saat Julian balik melihatnya Jane langsung melihat kearah lain matanya sedikit menyipit merasa silau dengan cahaya matahari. "Siapa nama kudanya?" tanya Jane mencoba mencairkan suasana yang terlalu canggung.
"Dia belum memiliki nama."
Jane mengangguk namun terhenti karena Julian langsung menahan kepalanya dan menatapnya yang sekarang tersenyum. "Aku akan memanggilnya Malka."
Julian selesai mengaitkan tali pelindung kepala Jane. "Terserah kau saja. Sekarang dia kudamu."
*****
Jane dan Luisa sudah siap di atas kuda mereka masing-masing dan sekarang mereka sudah berada digaris star.
Jane dan Luisa memposisikan tubuh mereka. Kaki menginjak stirrup di masing-masing sisi. Pegangan mereka mengerat pada tali kekang kuda saat melihat salah satu prajurit menggogangkan bendera berwarna merah ke kiri dan kanan. Jane dan Luisa langsung menyentak kaki mereka saat prajurit tadi mengangkat bendera ke atas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi ■ True Destiny
FantasyKembali mengulang takdir. Akankah semuanya tetap sama? Haruskah dia menghindar? Atau, Berjuang bersama untuk mengubah takdir masa lalu. Ini tentang mereka yang ditakdirkan bersama tetapi terhalang oleh sesuatu yang tidak terlihat. *Jane Georgiana Ma...