Hari ini hari yang ditunggu-tunggu seluruh rakyat Bellvania. Hari pernikahan Julian dan Jane. Bahkan bangsawan dari luar ibu kota sudah tiba tiga hari sebelum acara pernikahan.
Sekarang Julian dan Jane sudah berdiri dihadapan Migel untuk membuat sumpah dan janji.
Jane tampil cantik dengan baju pengantinnya. Perpaduan antara warna emas dan merah sangat kontraks dengan warna kulitnya yang putih. Terdapat gambar burung Phionix dan Singa yang merupakan lambang dari kerajaan Bellvania. Rambut hitam Jane dibiarkan tergerai setengahnya dan setengahnya lagi diikat bagian ujung rambut dibuat sedikit bergelombang. Jane memakai hiasan kepala berupa Mahkota dengan taburan berlian disegala sisinya.
Sedangkan Julian tampil gagah dengan baju kebesarannya sebagai Putra Mahkota. Baju yang digunakan Julian memiliki warna senada dengan warna baju Jane tanpa gambar burung Phionix dan Singa. Julian terlihat berkali-kali lipat lebih tampan sekarang. Bahkan semua putri bangsawan yang hadir tidak berkedip saat melihat Julian.
Setelah melakukan sumpah dan janji. Julian dan Jane akan melakukan ritual penyatuan darah. Mereka harus meneteskan darah mereka ke cawan emas yang sudah disediakan. Ini merupakan ritual terakhir sebelum mereka resmi menjadi suami istri.
Julian sudah meneteskan darahnya, selanjutnya Jane.
Jane masih diam tidak bergerak dari tempatnya. Pandangan Jane kosong dahinya dipenuhi dengan keringat. Jane takut, seketika bayangan masa lalu memenuhi pikirannya dia ingin turun berlari tapi tidak mungkin. Wajah Jane sudah pucat seluruh tubuhnya terasa dingin matanya sudah berkaca-kaca sekali kedip maka air matanya akan keluar.
Semua orang sudah menunggu Jane dengan gugup heran karena Jane belum bergerak. Kening Julian berkerut melihat Jane.
"Jane," panggil Julian.
Jane masih tidak bergeming.
"Jane!" kali ini Julian memegang bahu Jane.
Jane tersentak melihat kearah Julian air matanya jatuh karena berkedip.
Julian meihatnya bingung. "Giliranmu."
Jane menghela napas pelan dia tolehkan kepalanya ke belakang melihat kedua orang tuanya yang menatapnya khawatir.
"Semuanya akan baik-baik saja," ucap Duchess Letizia tanpa mengeluarkan suara hanya menggerakkan mulutnya.
Jane melihat ibunya mengatakan kata-kata yang bagaikan mantra saat Jane ketakutan. Jane ingin sekali pergi mengadu pada mereka mengatakan semuanya tidak baik-baik saja taruhannya adalah nyawa mereka.
Jane takut jika pernikahan ini terjadi dia takut takdirnya akan terulang kembali seperti kehidupan sebelumnya.
"Cepatlah Jane semua orang menunggumu," bisik Julian.
Jane melihat ke depan menatap cawan emas itu, dia langkahkan kakinya pelan tangannya meremas kuat gaunnya.
Saat sudah sampai di depan tempat cawan emas Jane mengambil pisau kecil yang ada di atas meja. Saat memegang pisau itu tangan Jane bergetar membuat pisau dalam genggamannya terjatuh.
Semua orang terkejut akan kejadian barusan. Belum pernah ada calon Putri Mahkota yang menjatuhkan pisau suci. Mereka takut ini sebuah pertanda buruk.
Julian maju mengambil pisau itu.
"Terima kasih." suara Jane terdengar seperti sebuah cicitan.
Jane kira Julian hanya akan mengambilkan pisau itu.
Perkiraan Jane salah karena sekarang Julian mengambil tangan kanan Jane dan meletakkan pisau itu untuk Jane genggam lalu Julian ikut menggenggam tangan Jane menggunakan tangan kanannyan juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi ■ True Destiny
FantasyKembali mengulang takdir. Akankah semuanya tetap sama? Haruskah dia menghindar? Atau, Berjuang bersama untuk mengubah takdir masa lalu. Ini tentang mereka yang ditakdirkan bersama tetapi terhalang oleh sesuatu yang tidak terlihat. *Jane Georgiana Ma...