Pesta Pemberian Penghargaan

996 55 0
                                    

"Aku tidak mau Ana," ucap Jane. Suara Jane sedikit teredam karena sekarang Jane menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.

"Yang Mulia. Pestanya sudah dimulai satu jam yang lalu. Yang Mulia harus menghadiri pesta pemberian penghargaan untuk para prajurit yang baru saja tiba dari perbatasan," Jelas Ana.

Malam ini akan diadakan pesta pemberian penghargaan untuk para prajurit yang ikut berjuang di perbatasan.

"Yang akan memberikan penghargaan adalah Raja, jadi kehadiranku tidak berpengaruh Ana."

Ana menghela napas lelah padahal Jane harus menghadiri pesta ini karena ini pesta pertama yang akan dihadiri Jane setelah memegang gelar Putri Mahkota. Sudah dari siang Ana memaksa Jane dan jawabannya selalu sama. Karena tidak ingin menghadiri pesta itu Jane memilih tidur saat pesta sudah dimulai.

"Yang Mulia ini acara pertama yang akan Yang Mulia hadiri bersama Putra Mahkota," ucap Ana mencoba membujuk kembali.

Jane membuka selimut yang menutupi kepalanya lalu mengubah posisinya menjadi duduk.

"Ana kau lihat mataku?" Jane menunjuk matanya yang masih sedikit bengkak tidak seperti tadi pagi. "Ini semua karena Julian dan kau ingin aku berdampingan dengannya malam ini?_Oh maaf Ana. Bahkan kejadian kemarin malam masih membuatku merinding sampai sekarang."

Jane kembali berbaring dan menutupi seluruh tubuhnya tetapi hanya beberapa detik, Jane membuka kembali selimut yang menutupi kepalanya. Tadi tidak sengaja ekor matanya melihat sesuatu yang menarik. "Itu gaun yang akan aku gunakan?"

Ana melihat gaun yang Jane tunjuk. "Anda betul Yang Mulia."

Jane melompat dari tempat tidur berjalan menuju tempat gaun itu di gantung. Mata birunya berbinar melihat detail gaunnya.
Gaun yang akan Jane gunakan berwarna hitam. Gaun itu terlihat berkilau dengan hiasan berlian dan mutiara. Bahkan gaun itu memiliki corak emas di beberapa bagian, Jane menyukainya. Sangat disayangkan jika tidak memakai gaun ini dan memamerkan betapa cantiknya dia memakai gaun itu.

Jane berbalik melihat Ana. "Tapi aku tidak akan berdampingan dengan Julian."

Ana hanya mengangguk saja agar cepat selesai. Dia sudah tidak punya tenaga untuk memaksa Jane. Akhirnya Ana keluar memangil beberapa pelayan yang sudah menunggu di depan pintu dan tidak lupa memberi hormat pada pria yang berdiri bersandar pada tembok.

*****

Jane berputar di depan cermin melihat gaun yang dia gunakan sekarang, ditambah dengan Mahkota kebesarannya membuatnya tampak cantik dan berkuasa. Mereka menghabisi waktu selama satu jam untuk bersiap-siap.

Jane berjalan menuju pintu saat pintu terbuka dia terkejut menemukan Julian yang bersandar di tembok depan kamarnya dengan kedua tangan terlipat di depan dada salah satu kakinya sedikit ditekuk. Di samping Julian ada Louis yang berdiri seperti patung.

Julian membuka pejaman matanya saat mendengar suara pintu terbuka. Dia memperhatikan Jane yang keluar dari dalam kamar. Jane selalu tampil cantik tetapi kali ini ada yang berbeda. Mahkota yang Jane gunakan sekarang, untuk pertama kalinya Julian melihat Jane memakai Mahkotanya sejak memegang gelar Putri Mahkota.

Jika Julian dibuat terpesona beda lagi dengan Jane yang dibuat bingung melihat keberadaan Julian ditambah melihat pakaian Julian yang berwarna hitam dan memiliki corak emas tanpa berlian dan mutiara.

Jane melihat kearah Ana lalu memberikan pelototannya. Ana hanya memberikan cengirannya. Dia tahu jika dia memberitahukan gaun Jane dan Julian memiliki warna yang sama Ana takut Jane meminta untuk mengganti gaunnya dan itu akan lebih merepotkan, sekarangpun mereka sudah terlambat selama dua jam.

Transmigrasi ■ True DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang