Penjagaan Istana semakin diperketat. Setelah kejadian dua hari lalu yang sempat menghebohkan Istana.
Helena, calon Putri Mahkota Bellvania ditemukan tidak sadarkan diri di ruang penyimpanan obat-obatan dan ramuan.
Kesaksian Helena yang mengatakan Julianlah dibalik kejadian dirinya tidak sadarkan diri. Membuat Ratu Quanda panik dan geram. Setelah sebulan tidak menampakkan diri. Sekarang Julian sudah kembali bahkan sampai berani memasuki Istana.
Jelas saja Ratu Quanda semakin memperketat penjagaan. Jangan katakan namanya Helena jika gadis itu tidak memperkeruh keadaan.
Helena mengatakan Julian tidak datang sendiran. Harry yang merupakan sahabat baiknya terlibat dengan pelarian Julian.
Bahkan Helena sampai membuat fitnah dengan mengatakan Julian memberi pesan pada Ratu Quanda dan Charlos untuk berhati-hati.Helena tersenyum miring. Semua terasa mudah. Kehadiran Julian di Istana mempermudah rencananya dan Kepala Pelayan. Sedikit lagi mereka akan mencapai puncak.
"Julian bodoh," gumam Helena.
Seharusnya pria itu menerima tawarannya dan bersama-sama menghancurkan Bellvania. Membayangkannya membuat Helena tersenyum lebar.
Sebenarnya lebih mudah mempengaruhi Charlos dibandingkan Julian.
Inilah jalan yang diberikan Dewa kegelapan. Mungkin saja jika Julian yang naik menjadi Raja, belum tentu mereka akan mampu mempengaruhi Julian untuk ikut menghancurkan Bellvania.
Namun tetap saja. Helena selalu berharap Julianlah yang menjadi pendampingnya menyaksikan kehancuran Bellvania. Jika Kepala Pelayan tahu dirinya sempat membongkar rahasia kematian Ratu Rosalina di hadapan Julian. Entah semurka apa wanita itu padanya.
Helena berdehem. Dia menormalkan kembali ekspresi wajahnya sebelum ada yang menyadari tingkah gilanya. Tersenyum miring setelahnya tersenyum lebar.
Keadaan begitu hening. Tidak seperti biasanya. Dari jarak Helena sekarang seharusnya suara latihan para prajurit dari lapangan sudah terdengar.
Sekarang Helena mengikuti tabib Balden menuju lapangan tempat latihan para prajurit. Ini waktunya Charlos meminum obatnya namun mereka mendapat kabar Charlos sedang tidak berada di kamarnya.
Para tabib pemula bergosip Charlos sekarang kembali memberikan pelajaran para prajurit. Kamarin Charlos menjadi sangat kejam. Dia menghukum para prajurit yang berjaga pada hari insiden Helena tidak sadarkan diri.
Ternyata hukuman Charlos masih berlanjut sampai sekarang. Benar saja. Dari kejauhan Helena melihat beberapa prajurit berdiri tanpa menggunakan baju dan beberapa prajurit lainnya mengayunkan sebuah tali tebal ke punggung prajurit tanpa baju.
Charlos berada di sana. Duduk pada sebuah kursi menyaksikan penyiksaan itu. Tidak ada emosi apapun dari wajah tampan Charlos.
Semakin dekat Helena dapat melihat kekejaman Charlos. Punggung prajurit itu sudah mengeluarkan darah namun tidak ada tanda-tanda Charlos akan menghentikan hukumannya.
Kemarin Helena masih harus beristirahat. Dia hanya mendengar cerita dari teman-temannya sesama tabib pemula. Baru sekarang ia melihat hukuman Charlos secara langsung.
Pria yang dulu tidak mampu menyakiti seekor semut. Sekarang tanpa rasa bersalah menghukum orang lain dengan begitu kejam.
"Hormat Hamba yang Mulia."
Tabib Balden menunduk hormat begitupun Helena.
"Berikan." Tangan Charlos terulur meminta obatnya tanpa menoleh. Dia tahu maksud kedatangan tabib Balden.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi ■ True Destiny
FantasyKembali mengulang takdir. Akankah semuanya tetap sama? Haruskah dia menghindar? Atau, Berjuang bersama untuk mengubah takdir masa lalu. Ini tentang mereka yang ditakdirkan bersama tetapi terhalang oleh sesuatu yang tidak terlihat. *Jane Georgiana Ma...