Chapter 5 "Anggota Baru"

5.3K 471 6
                                    

Our Family

Ayah
Bunda
🦊
🐶
🐻
🐰

3 hari kemudian Ana beserta Jeffri kembali ke panti asuhan dan memberitahu ibu Fatimah tentang keputusan final mereka, awalnya ibu Fatimah masih kaget ternyata keputusan pasangan suami istri itu tidaklah berubah. Ibu Fatimah akhirnya menyetujuinya dan mulai mempersiapkan seluruh berkas-berkas untuk adopsi keempat anak itu.

Jeffri dan Ana juga mengurus kartu keluarga, akta kelahiran, dimana tanggal lahir Rendra dan Jendra yang tak diketahui di putuskan sesuai dengan tanggal saat mereka ditemukan. Sedangkan untuk Hendra dan Nandra beruntung ibu panti bertanya tentang kelahiran kedua anak itu jadi mereka berdua dapat menggunakan tanggal lahir asli.

Setelah beberapa hari mengurus berkas juga keperluan keempat anak itu akhirnya mereka bisa membawa keempatnya untuk tinggal bersama. Dapat dilihat raut kesedihan bercampur kebahagiaan yang terpampang di wajah ibu Fatimah saat melihat empat balita yang sudah beliau rawat 1 tahun lamanya itu di gendongan Ana dan Jeffri.

Tangan tuanya mengelus kepala masing-masing dari mereka sambil mengucapkan rasa syukur karna ada yang mau merawat mereka tetapi juga sedih saat dirinya akan jarang melihat keempat balita.

“mba Ana saya titip Rendra, Jendra, Hendra, sama Nandra ya. Semoga kedepannya tidak ada masalah semoga dengan kehadiran keempat anak ini keluarga mba Ana sama mas Jeffri semakin lengkap dan bahagia” ucap bu Fatimah tulus dan memeluk mba ana. Ana
mengangguk dan berterimakasih dan berjanji akan mengunjungi panti secara teratur kedepannya.

Selesai berpamitan keempat anak itu dibawa kedalam mobil sedan milik Jeffri dan mendudukan mereka di kursi bayi yang sudah di pasang di dalam mobil itu, barang-barang sudah dimasukkan ke dalam bagasi mengingat bahwa barang-barang para balita itu tidaklah banyak karna kebanyakan semuanya sudah Ana siapkan di rumah.

Perjalanan dari panti menuju rumah mereka sekitar 40 menitan sampai akhirnya mobil sedan hitam itu memasuki sebuah komplek perumahaan yang sudah Jeffri dan Ana tempati sejak keduanya menikah.

Karna masih siang ada beberapa orang yang berada di luar rumah mereka keadaan komplek tidak terlalu sepi mungkin karna hari ini weekend jadi kebanyakan dari mereka akan memilih untuk keluar rumah sambil silaturahmi dengan para tetangga. Alhamdulillahnya Jeffri dan Ana mendapat tetangga yang baik dan ramah tidak seperti kebanyakan orang yang harus tinggal dilingkungan dengan para tetangga yang sibuk menggunjing.

Berita tentang Ana dan Jeffri yang mengadopsi anak itupun sudah tersebar karena bu RT, saat mereka mengurus berkas. Bertepatan dengan Ana yang keluar dari mobil beberapa ibu-ibu dan bapak-bapak pun mendekat, mereka baru pertama kali melihat dimana ada orang yang langsung mengadopsi banyak anak seperti Ana dan Jeffri.

“ihh gemesnya” pekik seorang ibu yang mengenakan daster bunga-bunga

“ya ampun itu gembul banget” tunjuk ibu-ibu lain pada Hendra yang tengah mengemut botol susu yang sudah habis selama perjalanan tadi.

“kok ganteng-ganteng banget sih” yang lain ikut menimpali

“itu mukanya china banget bu. Dipanggil kokoh nanti kalo udah gede”

Mendengar keributan ibu-ibu yang tengah berusaha untuk mendekat pada para balita itu membuat bu RT dan pak RT yang juga disana langsung menengahi.

“ibu-ibu daripada ribut pengen nguyel-nguyel anak bu Ana sama pak Jeffri mending bantu angkat barang-barang deh” ucapan bu RT itu langsung membuat Ana kaget.

“nggak usah bu saya bisa sendiri kok”

“udah nggak papa bu ana, anak-anaknya sama barang-barang biar saya sama yang lain yang bawa masuk”

“aduh ngerepotin” jeffri menganggaruk tengkuknya tak enak dengan para tetangganya yang baik itu.

Setelah mengagguk canggung akhirnya Bu RT menggendong Hendra kedalam rumah,
disusul oleh Jeffri yang membawa barang-barang keempat anaknya, Ana yang menggendong Nandra, dan ibu-ibu lain yang juga membantu menggendong Rendra dan Jendra kedalam rumah.

Mendadak rumah Jeffri seperti tengah mengadakan syukuran karna banyaknya orang-orang disana mau ibu-ibu, bapak-bapak, juga anak-anak.

Jeffri membawa barang bawaannya kedalam kamar yang disediakan untuk para anaknya itu. Dan kembali keluar berkumpul dengan yang lainnya, tak dilihat sang istri membuat dirinya menolehkan kepalanya hingga akhirnya melihat Ana yang tengah membawa nampan berisikan air minum untuk para tetangga mereka.

Keempat balita itu entah karena sudah terbiasa dengan banyak orang atau apa, tak ada suara tangisan yang keluar malahan anak-anak lain yang menangis karna atensi orang tua mereka berpindah ke para balita gembul yang menatap para orang tua itu dengan mata bulatnya. Membuat semuanya gemas termasuk Ana dan Jeffri yang tersenyum senang melihat kedatangan anak-anak itu menjadi kebahagiaan bagi semuanya.

Hampir 2 jam setengah mereka semua berkumpul di rumah Ana hingga suara Adzan ashar berkumandang membuat pak RT membubarkan paksa orang-orang yang masih enggan pergi dari rumah Ana karna masih ingin bermain dengan para balita. Ana hanya tersenyum kecil saat melihat pandangan kecewa dari para tetangganya itu.

“nanti lagi ya ibu-ibu kasian itu anak-anaknya mau istirahat tidak lihat si gembul sama si manis udah usap-usap mata” ucap bu RT dan menggiring mereka semua keluar. Mereka semua berpamitan tak lupa ana mengucapkan banyak-banyak terima kasih pada mereka semua.

“aku nggak tau reaksinya bakal segitunya waktu mereka sampai” ucap Ana masih berdiri didepan pintu.

“aku juga” balas Jeffri, mereka berdua berbalik dan membulatkan matanya saat melihat keadaan ruang tamu. Tawa kecil keluar dari mulut keduanya, ruang tamu yang berserakan, Hendra dan Nandra yang sudah terlelap Jendra yang masih sibuk dengan mobil mainannya dan Rendra yang merangkak keliling ruang tamu.

“selamat datang di keluarga Adhitama, Rendra, Jendra, Hendra, Nandra” gumam Jeffri seraya tersenyum sampai menampilkan lesung pipinya membuat ketampanan pria itu meningkat berkali-kali lipat.



0.0



With love ❤

Our FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang