Chapter 51 "Ngidam"

2.2K 258 5
                                    

Our Family

Ayah
Bunda

🦊
🐶
🐻
🐰

Libur kenaikan kelas telah tiba saatnya bagi para siswa merehatkan diri semasa liburan. Tak terkecuali Rendra, Jendra, Hendra juga si bungsu Nandra. Tak ada yang lebih menyenangkan selain rebahan di kasur seharian sambil main game atau handphone ketika liburan datang.

Tapi itu tidak berlaku bagi mereka. Pagi menjelang siang ini tiga dari mereka tengah berdiri didepan pagar sebuah rumah sambil memandang kearah pohon mangga milik pak RT komplek mereka.

"Job desknya Hendra ini harusnya" Ucap Rendra.

Kedua adiknya mengangguk setuju.

Tadi pagi Bunda menyuruh keempat anaknya untuk meminta mangga muda di rumah pak RT Pak Sugeng namanya. Dihalaman rumah beliau memang tumbuh pohon mangga yang cukup besar terkadang juga dibagikan ke warga ketika pohon mangga itu sedang berbuah banyak.

Masalahnya adalah pohon mangga ini sekarang buahnya belum benar-benar matang dan juga masih sedikit. Mereka sih tidak masalah kalau di suruh meminta izin tapi kalau masih sedikit begini mereka juga sungkan.

Ditambah tidak ada Hendra atau ayah mereka karena hari ini ibu Hendra keluar dari rumah sakit jadinya hanya tersisa mereka bertiga. Kalau tidak membawa pulang ke rumah kasian Bunda yang tengah mengidam.

"Nan lo ketok gih minta izin sana" Suruh Jendra. Dengan cepat Nandra menoleh.

"Kok gue?"

"Lo kan akrab sama pak RT ya lo lah"

"Yang akrab tuh kak Hen bukan gue"

"Sama aja sih lo berdua kan satu paket kadang, dah sana lo aja. Kasian Bunda lama nunggu nanti" Mendengar nama Bunda disebutkan Nandra pun menghela nafas dia tidak bisa menolak.

"Ekhhmm"

Dengan memberanikan diri Nandra berteriak.

"Assalamu'alaikum! Pak RT!!"

"MISI!!!"

Pintu rumah itupun terbuka istri pak RT keluar darisana.

"Ehh? Anak-anaknya pak Jeffri kan?" Ucap ibu itu.

Ketiganya mengangguk kecil.

"Assalamu'alaikum ibu"

"Waalaikum salam"

"Ada apa? Ada perlu sama bapak?" Sebelum menjawab mereka bertiga menyengir dulu. Nandra mencolek lengan abangnya.

"Bang lo aja gih"

"Lah kan janjinya lo" Mereka berdua saling berbisik. Membuat bu RT tampak bingung.

"Mas lo gih. Kan lo paling tua" Jendra berbisik kepada Rendra.

"Pas gini aja lo bilang gue paling tua. Nandra aja tadi janjiannya kan dia" Balas Rendra

"Iya mas aja sana. Gue udah manggilin loh ya" Rendra mendelik pada kedua adiknya dan diapun menatap ke arah bu RT.

"Hehehe itu bu maaf ganggu. Jadikan itu, Bundakan lagi hamil muda ya bu yaa, kemaren kayaknya lewat sini terus liat pohon mangga ibu ada buahnya. Emm kalo boleh minta mangganya beberapa buah bu" Senyum bu RT mengembang.

"Astaga ibu kira apaan. Boleh boleh masuk aja, ibu cariin galah dulu ya" Ketiganya lekas berjalan masuk kedalam rumah pak RT, mendekati pohon mangga itu.

"Beneran nggak papa kan bu? Soalnya buahnya masih sedikit kalo keluarga ibu nggak kebagian kitanya jadi nggak enak" Bu RT menggeleng atas pernyataan Jendra.

Our FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang