Our Family
Ayah
Bunda🦊
🐶
🐻
🐰
Senyuman cerah keempat anak Adhitama yang selama perjalanan terpampang itu tiba-tiba sirna saat sudah memasuki ruangan private di restoran yang di tuju kedua orang tua mereka.
Langkah keempatnya tidak tergerak bahkan ketika sang Ayah dan Bunda sudah mengambil tempat duduk.
"Kids ayo duduk dulu" Pinta Jeffri dengan nada lembut.
Dengan enggan mereka melangkah menuju kursi kosong yang ada disana. Meja besar layaknya meja rapat itu diisi oleh sembilan orang.
Keempat remaja itu begitu kompak tak menatap ke arah depan mereka dimana ada tiga orang duduk disana. Satu orang tak dikenal dan dua orang yang sempat ribut dengan mereka. Ingatan tentang pertengkaran dengan sang bunda muncul tiba-tiba.
"Jendra" Panggil Tika lembut pada Jendra yang duduk tepat dihadapannya. Yang di panggil hanya melirik sekilas dan menunduk kecil sebagai sapaan tanpa membalas.
Keadaan berubah menjadi sangat canggung. Jeffri yang sedari tadi memperhatikan bingung harus memulai dari mana.
"Jen" Panggilnya
Jendra menengadah dan menatap ayahnya. Jeffri memberikan senyuman menenangkan untuk anaknya itu.
"Kamu udah ketemu kan sama mamah juga sodara kembar kamu?" Jendra mengangguk kecil.
"Nah bapak itu papah kandung kamu" Pandangan Jeffri terarah pada pria dewasa lain yang ada di ruangan. Jendra tidak terlalu terkejut, sedari awal masuk ruangan dan metanya menangkap orang baru yang ada di ruangan dia sudah tau bahwa itu ayah kandungnya, dari wajah keduanya pun sangatlah mirip. Ingin menyangkal pun tak bisa.
Jendra tidak tau harus berbuat apa. Ingin marah dia tidak punya alasan, ingin sedih juga tak ada hal yang memancingnya untuk sedih. Kalau di tanya apa dia marah dan sedih karena sudah dibuang oleh orang tua kandungnya jawabannya tidak. Dia terkesan tidak perduli dengan hal itu yang dia perdulikan hanyalah keluarga yang ia kenal selama ini. Ayah Bunda dan ketiga saudaranya yang lain.
"Pak Jeffri mungkin kita tunda dulu pembicaraannya dan makan dulu kasian anak-anak belum makan malam" Ucap Dimas.
Sebagai seorang ayah yang tega membuang anaknya Dimas tentu saja malu dan bersalah terhadap anak nya itu. Ditambah cerita dari eric saat mereka pertama kali menemui Jendra rasa bersalah dimas menumpuk seketika.
Jeffri memanggil pelayan yang ada di luar dan menyuruh semua orang di dalam ruangan untuk memilih menu makanan mereka.
Selama menunggu makanan mereka keadaan cukup diam, mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing. Hendra dan Nandra yang memilih untuk mengobrol sambil berbisik mengabaikan orang lain yang ada di ruangan. Rendra yang tak bisa menyembunyikan ekspresi kesalnya. Dan Jendra yang hanya bereskpresi datar.
Ana menghela nafas. Pertemuan ini memang di adakan untuk mengenalkan Jendra pada keluarga kandungnya tapi dia tau bahwa ide ini tak terlalu di sukai oleh anak-anaknya.
Makan malam mereka diisi dengan keheningan hingga makanan di piring masing-masing tandas tak bersisa.
Dimas melirikkan matanya ke arah Rajendra. Dia amati anaknya itu, dari segi wajah tentu saja Jendra dan Eric sangatlah mirip tapi kesan yang diberikan keduanya benar-benar berbeda. Dia tersenyum kecut didalam hati dia mengucap syukur anaknya bisa terawat sangat baik dan bertemu orang tua yang tepat.
![](https://img.wattpad.com/cover/356191435-288-k582427.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Family
FanfictionTak sedarah tapi tumbuh bersama. Tak seibu tapi saling bergantung. Tak seayah tapi saling sayang. Lahir dari rahim yang berbeda tetapi di rawat oleh orang tua yang sama. Mereka ada untuk melengkapi satu sama lain.