Chapter 25 "Jumat Sore"

2.6K 279 13
                                    

Our Family

Ayah
Bunda

🦊
🐶
🐻
🐰



Derap langkah kaki sepasang suami istri itu memenuhi lantai 2 salah satu rumah makan bintang lima di kota ini. Langkah keduanya terhenti saat sudah sampai di pintu tempat dimana mereka memiliki janji makan siang bersama. Tangan sang suami terulur untuk membuka pintu itu.

Di dalam sana terdapat sepasang suami istri lainnya yang tengah menunggu mereka, orang yang mengundang mereka berdua makan siang bersama.

"Pak Dimas?" Koreksi pria yang ada dalam ruangan.

Orang yang di panggil Dimas itu mengangguk

"Pak Jeffri" Balas sapanya

Sepasang suami istri yang ada di dalam ruangan itu adalah Jeffri dan Ana. Sedangkan yang baru datang adalah Dimas dan Tika orang tua kandung Jendra. 

"Silahkan duduk pak" Jeffri berdiri dari duduknya untuk memberikan sikap sopan pada dua orang didepannya.

Ana mencoba bersikap tenang meskipun dalam hati dia was was pada Tika yang kemarin sempat berselisih dengan dirinya. Tetapi meskipun begitu dia harus tetap tegar untuk anak-anaknya. Apalagi pembahasan hari ini sangatlah sensitif. Kalau saja bukan dirinya yang kemarin mengajak bertemu Ana bahkan hampir meminta Jeffri untuk membatalkan pertemuan mereka hari ini.

Meskipun dia berani berbicara saat di telpon kemarin dan mencoba meluruskan masalah, keadaan saat dirinya bertemu langsung dengan orang tua kandung anaknya membuat hatinya was-was tak tenang.

"Akan lebih baik kalau kita makan dulu sebelum masuk ke pembicaraan pak" ucap Jeffri pada Dimas yang mana di angguki oleh dirinya.

"Dimana Jendra?" Ana bahkan belum duduk sempurna saat pertanyaan itu di lontarkan secara tiba-tiba.

"Jendra masih di sekolah bu" jawab Jeffri dengan nada sopan.

Suasana makan siang itu terlalu sunyi untuk dikatakan makan siang bersama bahkan karena terlalu fokus waktu makan mereka menjadi lebih cepat hanya membutuhkan waktu 15 menit hingga makanan di piring masing-masing tandas.

"Saya tidak ingin bertele-tele. Jadi bagaimana dengan hak asuh Jendra?" Ucap Tika yang mana membuat Dimas langsung menatap istrinya itu.

"Mah, pelan-pelan aja" tegur suaminya. 

Jeffri sedikit tersenyum. Menurutnya Dimas lebih mudah di ajak komunikasi dibandingkan dengan istrinya Tika. Pembahasan hari ini memang mengenai Jendra, tentang bagaimana Jendra untuk kedepannya. Jeffri harus memutar otak mencari jalan tengah bagi kedua belah pihak karena dirinya juga tidak ingin merelakan Jendra begitu saja kembali pada keluarga kandungnya.

"Jadi mengenai Jendra....."

.
.
.
0.0
.
.
.

Tubuh penuh keringat Hendra langsung ia hempaskan di sofa ruang tamu. Dia baru saja kembali dari bermain di lapangan bersama anak-anak komplek lainnya. Ketiga saudaranya juga ikut meski Rendra dan Nandra lebih sering duduk di bangku cadangan dibanding ikut bermain.

"Bangun! Mandi! Ketahuan Bunda abis lo" tegur Rendra sambil berlalu menuju dapur untuk mengambil minum. 

"Mas ambilin juga dong!" pinta Jendra yang sudah terkapar lesehan di lantai alasannya karena lebih dingin dibandingkan di sofa.

Dia juga terlihat sangat kelelahan sama seperti Hendra, bagaimana tidak sepanjang permainan tadi dia tidak berganti dengan siapapun tubuh atletis anak itu di manfaatkan terus oleh Hendra untuk menghalau tim lawan yang beberapa diisi oleh anak yang lebih tua dari mereka. 

Our FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang