Our Family
Ayah
Bunda🦊
🐶
🐻
🐰
Jeffri terkadang bingung posisinya di rumah itu sebagai apa. Apakah hanya pemberi nafkah bagi istri dan keempat anaknya?Tidak, ini tidak akan menjadi awal konflik antara Jeffri dengan keluarganya. Hanya saja lihatlah keempat anak laki-lakinya itu sekarang.
Semenjak liburan mereka berempat tidak pernah jauh dari sang Bunda dari pagi hingga petang. Jeffri tak pernah melihat istrinya itu sendirian kecuali saat masuk kedalam kamar untuk tidur. Oh, tidak juga terkadang Nandra ikut masuk kedalam kamar dan tidur berdua dengan Bundanya.
Mengakibatkan Jeffri terusir dan mengungsi di kamar Jendra.
Saat ini, Jeffri yang baru saja selesai mandi berniat menemani istrinya dan bercuddle ria sambil menonton. Tapi rencananya itu gagal karena begitu keluar dari kamar mandi kamar utama dirumah itu sudah dipenuhi oleh anak-anaknya.
Ana duduk di tengah kasur bersender pada kusen, samping kirinya ada Nandra dan samping kanannya ada Hendra menyenderkan kepala mereka di bahu sang Bunda. Sedangkan dua anaknya yang lain rebahan didekat kaki bundanya. Mereka terfokus pada tayangan film didepan mereka.
Jeffri memicingkan mata dan memilih untuk keluar dari kamar, sebelum itu dia sengaja berlama di depan tv seolah mencari sesuatu di lemari tv yang ada di kamar.
"Ayah minggir gak keliatan itu" Ucap Hendra.
Jeffri mendengus dan keluar dari kamarnya. Hal itu tak luput dari pandangan Ana. Dia mengernyitkan dahi bingung dengan suamianya.
"Ayah kalian kenapa?" Tanyanya
Keempat anaknya kompak menggeleng, mereka kembali menaruh atensi pada acara tv.
Ana melirik ke arah kanan dia menyenggol Hendra dengan lengannya.
"Hmm?"
"Datengin ayahmu gih" Suruh Ana. Hendra melirikkan matanya ke pintu kemudian berdiri. Meskipun agak ogah-ogahan dia harus tetap pergi.
Sampai di luar Hendra melihat ayahnya menatap tak minat kearah tv yang menyala. Sebelah alisnya terangkat. Ide jahil tiba-tiba muncul dikepalanya.
Dia mendekat dengan perlahan dan saat berada di belakang ayahnya Hendra menoel sedikit bahu sang ayah.
"Kiw ganteng. Cemberut aja" Jeffri mendelik tak suka.
"Geli ih" Bukannya tersindir dia malah tertawa.
"Kenapa sih Yah. Di tanyain Bunda tuh" Ucap Hendra mengambil tempat di sebelah ayahnya.
"Ditanya malah diem. Ngambek?" Lanjutnya lagi saat ayahnya tidak memberikan jawaban.
"Ck" Jeffri mendecak kesal.
"Ngomong atuh bapak. Ini anaknya kagak ngarti" Frustasi juga Hendra lama-lama begini.
"Kalian berempat"
"Hmm?" Hendra mendengarkan
"Nempelin Bunda terus" Ada jeda sebelum Hendra mengerti permasalahannya. Dia menatap ke arah ayahnya.
"Ouhhh gitu toh. Untung Hendra peka jadi cepet ngerti"
"Mana ada! Kalo kamu peka juga nggak bakal nempelin Bunda seharian" Balas Jeffri
"Ya allah Yah. Puber kedua apa begimana. Anak loh ini gaya macem abg baru jadian gak bisa lepas barang semenit" Jeffri melemparkan bantal sofa pada Hendra setelah mendengar ucapan anaknya itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/356191435-288-k582427.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Family
FanfictionTak sedarah tapi tumbuh bersama. Tak seibu tapi saling bergantung. Tak seayah tapi saling sayang. Lahir dari rahim yang berbeda tetapi di rawat oleh orang tua yang sama. Mereka ada untuk melengkapi satu sama lain.