Chapter 44 "Cukup"

1.9K 221 6
                                    

Our Family

Ayah
Bunda

🦊
🐶
🐻
🐰




Dia yang ingin naik ke lantai 2 terhenti tatkala melihat kakaknya keluar dari kamar orang tuanya dengan wajah keras seakan menahan amarah. Selama tinggal bersama Hendra dan sekamar dengannya Nandra tak pernah melihat kakaknya seperti itu.

Tanpa menyapa dia mengikuti langkah Hendra menuju lantai 2 hingga Hendra masuk kedalam kamarnya, sedang Nandra dia berada di anak tangga memperhatikan pintu yang perlahan tertutup itu. Keinginannya untuk bertanya urung karena sepertinya Hendra tidak dalam suasana hati yang baik.

Disisi lain Hendra didalam kamarnya tengah mencoba meredakan emosinya, dia kira tidak akan secepat ini tapi ternyata ayahnya mengatakan kalau besok dia harus bertemu dengan ayah kandungnya. Mendengarnya saja Hendra kesal bukan main, selain karena memang tak mau dia juga takut kalau akan kehilangan kendali seperti di rumah sakit kemarin.

Dia menyandarkan diri di punggung kursi dan menatap langit-langit kamar, mencoba menjernihkan pikiran dan mengontrol dirinya sendir. Dia tidak tau apa yang terjadi tapi dia merasa emosinya lebih mudah terpancing beberapa waktu ini.

"Ngapain lo?" itu Rendra yang baru saja datang setelah pertemuan klub, Hendra tak menjawab dia masih tetap dalam posisinya. Rendra memilih untuk menaruh semua barang bawaannya dan membersihkan diri.

Hanya perlu 15 menit bagi Rendra untuk mandi dan berganti pakaian, pemuda itu menatap pantulan dirinya di cermin full body sambil mengusak rambutnya dengan sebuah handuk. Dirasa sudah cukup kering dia berjalan menuju kasurnya dan duduk disana, memeriksa beberapa notifkasi di handphone kemudian menaruhnya di nakas.

"Ngomong" ucap Rendra, Hendra melirikkan matanya sekilas

"Lama" balas Hendra, dia memang menunggu Rendra selesai dengan kegiatannya baru bercerita dan Rendra sadar akan hal itu.

"Kata ayah besok gue harus ketemu sama bapak kandung gue" ada jeda cukup lama sebelum Rendra mengeluarkan suaranya.

"Cepat atau lambat lo pasti ketemu sama dia kan" Hendra sadar kalau cepat atau lambat dia memang harus bertemu.

"Temenin mas"

"Kek anak cewek aja kemana-mana minta temenin" Rendra mendapat pandangan datar dari adiknya yang mana membuat dia tersenyum kecil.

"Canda doang, sama ayah juga kan pergi nya?" Anggukan diberikan Hendra

"Oke" seenggaknya Hendra bisa cukup tenang ada ayah dan masnya kalau misal terjadi sesuatu nanti.

.
.
.
0.0
.
.
.

Para laki-laki dirumah itu baru saja pulang setelah sholat jum'at, berbeda dengan Jendra dan Nandra yang beristirahat di ruang keluarga sambil menyalakan tv dua anak lainnya bergegas kekamar mereka.

Ana yang tadi menyambut anak dan suaminya pulang mulai merasakan perasaan tak nyaman matanya tak lepas dari dua anaknya yang sudah berlalu pergi menuju kamar mereka.

"Ada aku, kamu nggak usah khawatir" ucap Jeffri

"Aku tau tapi tetap aja, kita nggak tau apa yang bakal dilakuin sama bapaknya mas" balas Ana, ya Ana cukup khawatir kalau dengan istrinya saja dia bisa begitu kejam bisa saja dia melakukannya pada anak kandungnya juga.

"Hendra anakku, aku gak bakal biarin sesuatu terjadi sama dia" Jeffri meyakinkan istrinya.

Setelahnya dia juga pergi untuk bersiap. Jadwal bertemunya memang setelah sholat jum'at untungnya waktu yang diberikan oleh hakim hanya 30 menit jadi dia dan anak-anaknya tidak perlu lama melihat wajah pria itu.

Our FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang