Our Family
Ayah
Bunda
🦊
🐶
🐻
🐰Hanya suara dentingan piring dan sendok yang menghiasi makan malam mereka kali ini, tidak ada yang berbicara sama sekali.
Semuanya menunduk ke makanan mereka, padahal sebagian besar dari mereka hanya memainkannya saja tanpa berniat memasukkan pasta itu ke dalam mulut mereka.
Jeffri menghela nafas kemudian menaruh garpunya di piring, menatap kearah empat anaknya yang bermain-main dengan makanan mereka tak berselera.
"Ini emang kalian yang nggak mau makan atau makanan ayah yang nggak enak?"
Tidak ada yang menjawab, Jeffri tahu alasan kenapa anak-anaknya seperti ini. Penyebabnya adalah istrinya yaitu bunda anak-anak, setelah Hendra menjelaskan yang terjadi tadi siang Jeffri sempat berbicara dengan Ana mencoba memahami dari kedua sisi karna dia tidak ingin berat sebelah untuk menyelesaikan masalah di rumah tangganya.
Melihat dari sisi orang tua Jeffri paham mengapa Ana mendiamkan anak-anak apalagi Nandra yang menampar ibu kandung Jendra, Jeffri memaklumi amarah istrinya itu dan membiarkan Ana menenangkan diri selagi dia menasihati ke empat anaknya.
"Kids, ayah udah ngomong sama bunda. Ayah menyarankan untuk ngasih bunda waktu dulu biarin bunda tenang. Percaya sama ayah bunda nggak bisa marah lama-lama paling satu dua hari udah reda kok"
"Satu dua hari itu lama yah. Kita makin ngerasa bersalah sama bunda" Hendra mengeluh
"Kasih bunda waktu, tunggu aja" Ucap Jeffri lagi.
Tak ada yang menjawab hingga Jendra bangun lebih dulu dan membawa piring makanannya yang sudah habis ia makan sekalut-kalutnya dia, menghabiskan makanan itu wajib apalagi makan malam ini ayahnya yang memasak setidaknya Jendra menghargai usaha ayahnya.
"Yah, Jendra keatas duluan" Pamitnya dan melangkahkan kaki menuju kamarnya yang berada di lantai dua. Dia berhenti sebentar di tangga dengan mata yang sayu memandang pintu kamar orang tuanya, dan melanjutkan langkah gontainya.
Jendra melemparkan dirinya ke kasur sembari memandangi langit-langit kamar dengan pikiran yang melayang. Jendra masih bingung dengan alasan kemarahan bundanya, apa yang di lakukan Nandra tadi memang keterlaluan tapi apa itu cukup untuk membuat bundanya mendiamkan mereka berempat.
Apakah karena ia menolak ajakan ibu kandungnya untuk kembali bersama atau memang kedatangan ibu kandungnya yang membuat bunda marah.
Sakit kepala mulai mendera kepalanya dia ingin memejamkan matanya dan pergi tidur tetapi otaknya menolak hal itu.
Hingga suara pintu yang terbuka membuat matanya melirik, dapat ia lihat Rendra yang datang dengan 2 buah gelas di tangannya.
"Chamomile tea?" Mendengar itu Jendra mendudukkan diri dan mengulurkan tangannya menyambut gelas yang di berikan kakaknya.
"Ayah bener jen, kasih bunda waktu. Kedatangan ibu kandung lo aja udah bikin bunda kaget ditambah kelakuan kita yang keliatan nggak ada adab sama sekali, bunda pasti kecewa banget dan mungkin ngerasa gagal dalam ngedidik anak-anaknya"
Jendra menghela nafas pelan, mencoba mendoktrin diri bahwa esok hari akan menjadi lebih baik. Biarlah dia berharap bahwa besok pagi nanti dia akan melihat bundanya di dapur sambil menyiapkan sarapan mereka.
![](https://img.wattpad.com/cover/356191435-288-k582427.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Family
FanfictionTak sedarah tapi tumbuh bersama. Tak seibu tapi saling bergantung. Tak seayah tapi saling sayang. Lahir dari rahim yang berbeda tetapi di rawat oleh orang tua yang sama. Mereka ada untuk melengkapi satu sama lain.