Chapter 56 "sulung"

2.1K 217 13
                                        

Ayah 
Bunda

🦊
🐶
🐻
🐰

Sedari tadi dia tidak bisa menatap kearah orang tua maupun adik-adiknya, rasanya pemandangan di luar jendela lebih indah
dibandingkan mereka yang ada dihadapannya saat ini.

Walau sama sekali tak dilihat oleh Masnya, Hendra dan Nandra masih setia menatap kearah Rendra, dan bukannya tidak tau tapi Rendra sengaja tidak menoleh.

"Permisi, ini makanannya" Suara dari seorang pelayan wanita mengalihkan perhatian mereka. Satu-persatu makanan mereka dihidangkan diatas meja.

"Ngadep sini juga kamu akhirnya mas" ucap Jeffri ketika melihat Rendra yang berbalik untuk mengambil makanannya. Rendra tidak menanggapi ucapan ayahnya itu, tangannya terulur mengambil piringnya.

"Kenapa sih nggak mau liat kesini dari tadi? emang di luar ada apaan?" tanya Ana

Rendra menatap kearah Bundanya kemudian melirikkan pandangannya pada kedua adiknya yang duduk dihadapannya, seolah menyiratkan sesuatu.

Ana yang melihat itu menjadi memperhatikan dua anaknya yang lain, wajar sih Rendra malas untuk menoleh, Hendra dan Nandra menatap masnya itu sambil senyum-senyum yang mungkin membuat Rendra merasa aneh dan tidak nyaman.

"Kalian juga kenapa natap Mas gitu banget" tegur Ana, senyum kedua anaknya malah semakin lebar setelah mendengar pertanyaan Bunda mereka itu.

"Nggak papa kok Nda, cuman seneng aja ternyata Mas Ren sayang banget sama kita" jawab Hendra yang diangguki oleh Nandra. Mendengar hal itu tanpa disadari telinga Rendra memerah karenanya.

Rendra bukan orang yang bisa terang-terangan menunjukkan rasa sukanya pada keluarga, daripada afeksi secara langsung dia lebih suka menunjukkanya secara diam-diam, dan daripada kata-kata dia lebih suka menunjukkannya lewat tindakan.

Makanya setelah melakukan pidato kecil ketika pameran tadi membuat dia merasa malu sendiri hingga tak bisa bertatapan dengan keluarganya.

Dia yang menunduk mencoba fokus pada makanannya sedikit tersentak saat merasakan sebuah usapan lembut dikepalanya. Sebuah usapan yang sangat ia kenali bahkan tak perlu ia lihat dia sudah tau siapa orangnya.

"Bunda sama Ayah juga makasih sama Mas. Walau kamu tau kalau kamu bukan berasal dari rahim Bunda dan adik-adikmu juga bukan adik yang sedarah denganmu, kamu menerima mereka dan menerima kami sebagai orang tua kamu. Kamu nggak marah atau nggak memberontak sejak awal padahal hak mu kalau kamu mau pergi dan mencari orang tua kandung kamu, kamu juga nggak punya tanggung jawab sama adik-adikmu tapi terima kasih karena sudah mengambil peran sebagai anak sulung Bunda sama Ayah, terima kasih karena sudah mau dibebankan peran sebagai Mas untuk adik-adikmu" 

Rendra menggeleng pelan "Rendra nggak keberatan sama sekali sebagai anak sulung Ayah sama Bunda. Ya, walau mereka memang beban tapi Rendra masih bisa tahan kok Nda" Ucapnya merujuk pada adik-adiknya.  

Ana dan Jeffri tergelak mendengar kata-kata Rendra, sedangkan Hendra dan Nandra mengubah ekspresi mereka menjadi kesal ketika mendengar hal itu, Jendra hanya bisa tersenyum mendengarnya sudah terbiasa dengan kata-kata sarkas masnya itu.

.
.
.
0.0
.
.
.

Rendra tidak berpikir kalau banyak anak disekolahnya yang akan tau tentang performancenya kemarin di pameran. Baru saja turun dari motor Jendra, dia sudah disapa oleh teman seangkatannya yang bahkan Rendra sendiri tak tau namanya siapa, anak itu mengatakan good job dan memuji penampilannya.

Saat sampai dikelas juga sama, Mahesa, Keisha bahkan Andi berada didepan kelasnya lalu memuji penampilannya. Seingatnya dia tidak memberitahu temannya satupun tentang pameran itu, lalu darimana mereka tau bahkan sampai mengatakan kalau mereka terharu dengan kata-katanya kemarin.

"Tunggu tunggu kalian semua tau gue tampil kemaren darimana dah? perasaan gue nggak ada ngasih tau siapa-siapa selain keluarga gue" tanya Rendra kebingungan.

"Lah lo nggak tau? Hendra kan ngupload di reelsnya dia, dari awal sampe akhir show ada di ignya" jawab Keisya, Rendra terkejut dan memejamkan matanya mencoba menahan emosi pada adiknya itu.

"Beneran loh gue terharu sama kata-kata lo, ternyata lo sesayang itu sama adek-adek lo padahal tiap hari lo kerjaannya ngamuk mulu sama mereka. Tapi ternyata lo tipe yang diem-diem sayang gitu ya" Lanjut Keisha. Rendra hanya bisa mengembangkan senyumnya dan mengangguk-ngangguk saja atas setiap pujian yang ia terima, bukannya tidak senang tapi dia sangat malu saat ini.

Dia menarik Jendra masuk kekelas saat mendengar bell masuk berbunyi dan semua teman-temannya kembali ke kelas mereka. Rendra langsung mengecek akun media sosial milik adiknya itu, sejak kemarin Rendra memang tidak ada membuka sosial media dan terkadang dia juga tidak membaca notifikasi yang masuk makanya dia tidak menyadari kalau salah satu adiknya bikin ulah. 

Benar saja ada beberapa reels yang berlatarkan sama dan ada beberapa video yang wajahnya terpampang nyata disana. Rendra mengecek satu persatu video itu dan menghela nafas kasar semua kata-katanya kemarin itu terdengar begitu jelas. 

"Ingetin gue buat ngejitak tuh anak" ucapnya pada Jendra seraya menahan emosinya. Anak itu tidak menjawab masnya tapi tangannya dengan cepat mengirimkan pesan pada sang adik untuk siap-siap di amuk oleh Mas mereka.

0.0

With Love ❤

Our FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang