Chapter 30 " Paket "

2.2K 271 4
                                    

Our Family

Ayah
Bunda

🦊
🐶
🐻
🐰






Keempat pemuda itu baru saja sampai di rumah setelah menjalankan hari yang panjang di sekolah. Bahkan Hendra sudah menguap beberapa kali selama perjalanan mereka.

"Assalamu'alaikum" Salam Rendra ketika memasuki rumah

"Waalaikumsalam" Balasan dari seorang perempuan membuat keempatnya mempercepat langkah menuju dapur, dimana asal suara itu berasal.

Ana yang tengah membuat es buah berbalik ketika mendengar suara langkah di belakangnya. Satu-persatu anaknya mengamit tangan kanannya untuk disalami.

"Wiiihhh Bunda bikin es" Baru saja dia ingin mengambil centong es tangannya langsung di tepis oleh Ana.

"Kebiasaan. Bersih-bersih dulu baru habis itu makan" Dengan bibir mengerucut Hendra pergi menuju kamarnya untuk bebersih menuruti Bundanya.

"Oh iya Nan. Ada Paket atas nama kamu, udah Bunda taro di kamar mu" Nandra memasang wajah bingung perasaan dia tidak memesan barang apapun. Dengan langkah cepat ia berjalan menuju kamar untuk mengecek paket itu.

Benar saja, begitu membuka kamar matanya langsung menangkap sebuah kotak di atas kasurnya. Nandra mendekat dan mengambil paket itu memeriksa data yang ada disana. Alisnya berkerut ketika tak melihat adanya nama pengirim dan jenis barang yang ada di dalam kotak ini.

"Isinya apaan?" Tanya Jendra yang baru masuk kamar.

"Nggak tau. Nggak ada tulisannya yang ada cuman alamat rumah kita sama nama gue" Balas Nandra dia menatap Jendra dengan pandangan bingung.

"Buka aja" Ucap Jendra

"Nggak berani. Kalo isinya bom gimana?" Jendra menghela nafas dengan perkataan tak masuk akal adiknya itu.

Daripada menunggu Nandra bergerak dia lebih dulu berjalan menuju laci meja belajarnya untuk mencari cutter di dalam sana. Saat menemukan benda yang ia cari, ia kembali mendekat ke arah Nandra.

"Gue buka boleh? Kalo lo nggak berani" Ucap Jendra, Nandra terlihat ragu tapi memutuskan untuk memberikan paket itu pada abangnya.

Jendra mulai memotong plester yang menutup paket itu.

"Bentar!! " Teriakan Nandra menghentikan gerakan tangannya. Jendra menatap adiknya dengan pandangan bertanya.

Bukannya mengatakan sesuatu dirinya malah menjauh dan berdiri di dekat pintu. Rajendra kembali menghela nafas, tentu saja dia paham dengan maksud adiknya itu.

"Ini kalo isinya beneran bom, gue mati duluan gitu?" Ucapnya ada sedikit nada kesal disana. Nandra yang mendengar itu hanya menyengir polos.

Tidak ingin berlama lagi dia kembali membuka paket itu. Saat boxnya sudah terbuka dia melihat satu bungkusan dengan bubble wrap yang terbilang tebal. Dirinya mulai ragu untuk membuka benda itu siapa tau isinya benar-benar sesuatu seperti bom.

"Apa isinya bang? " Tanya Nandra. Jendra tidak menjawab dia memberanikan diri untuk membuka bubble wrap itu.

Alisnya sedikit menyatu ketika melihat apa yang ada disana. Benda nya memang belum terlihat tapi tas yang membungkus benda itu memiliki nama merk yang sangat Jendra tau.

"Lo yakin nggak mesen apa-apa?" Tanya Jendra tanpa menoleh ke arah adiknya.

"Nggak ada. Lagian mana berani sih gue belanja online nggak bilang-bilang ke Bunda" Alasan Nandra cukup masuk akal. Tapi benda ini adalah salah satu benda yang hanya digunakan oleh Nandra.

Our FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang