Our Family
Ayah
Bunda🦊
🐶
🐻
🐰Tidak terasa beberapa bulan telah terlewat, mungkin sekitar satu atau dua bulan lagi keempat pemuda itu akan melaksanakan ujian kenaikan kelas. Waktu terasa berjalan begitu cepat bagi mereka.
Kehamilan Ana juga sudah memasuki usia tua, Jeffri dan orang tua mereka sudah bersiap dengan perlengkapan yang sekiranya diperlukan oleh Ana. Keempat anaknya juga menjadi sangat-sangat protektif pada sang Bunda.
Sekarang saja Ana tidak lagi mengerjakan pekerjaan rumah, semuanya dikerjakan oleh anak-anak dan suaminya. Disaat ia ingin membantu tak jarang dia terkena omelan oleh mereka, membuat Ana kembali ke mode istirahat.
Padahal dokter menyarankan untuk lebih banyak bergerak agar persalinannya lebih mudah nanti, tapi anak-anaknya memiliki cara lain agar dirinya tidak mengerjakan pekerjaan rumah tapi tetap bisa berolahraga ringan, yaitu mengganti kegiatannya dengan berjalan-jalan memutari komplek bersama salah satu dari mereka setiap sore.
Bahkan terkadang Hendra membawa Bundanya ketaman dengan alasan supaya Ana tidak bosan dan lebih banyak menghirup udara segar di taman yang dikelilingi banyak pohon.
.
.
.
0.0
.
.
.Siang ini Hendra dan teman sekelasnya sedang mengerjakan tugas kelompok dan sudah seperti default. Mahendra, Mahesa, Nandra, Keisha, ditambah Selena sudah menjadi anggota wajib kalau ada tugas kelompok.
Mereka yang tidak diperbolehkan menggunakan handphone di kelas biasanya, kali ini diperbolehkan guna mencari materi yang sekiranya diperlukan kalau-kalau tidak ada di buku pelajaran.
Disaat mereka semua sedang fokus tiba-tiba sebuah notifikasi masuk kedalam handphone milik Mahesa. Melihat siapa pengirimnya membuat dia langsung membaca pesan itu yang merupajan pesan dari mamahnya.
Isi pesan itu membuatnya terkejut.
"Kenapa?" tanya Keisha, Mahesa memandang kearah Keisha kemudian menoleh pada Hendra juga Nandra.
"Hen, Nan" mendengar namanya dipanggil kedua adik kakak itupun menatap Mahesa.
"Kenapa?" tanya Hendra
"nyokap gue ngechat, katanya Bunda masuk rumah sakit" balas Mahesa pelan.
"Hah!!!" Mereka berdua bangkit dari duduknya, dengan panik Nandra menelpon Ayah mereka sedang Hendra masih terdiam karena terkejut.
"Masuk rumah sakit kenapa?!" tanya Hendra panik.
"Udah mau lahiran katanya" jawab Mahesa. Hendra semakin panik.
"Hah?!" kali ini bukan hanya keduanya yang terkejut tapi juga Keisha dan Selena.
Mahesa menunjukkan teks yang dikirim oleh Mamahnya kepada mereka, Nandra membaca dengan seksama isi teks itu tapi belum sempat dia bereaksi kembali tiba-tiba saja tangannya ditarik oleh Hendra.
"Heh! mau kemana?!" teriak Mahesa tetapi Mahendra tidak menjawab dan mulai menjauh membawa adiknya. Nandra sendiri hanya mengikuti langkah kakaknya.
Ditempatnya Mahesa kembali mendapat pesan dari mamahnya untuk tidak memberi tahu keempat saudara itu dulu, mengingat mereka masih disekolah.
"Yah, mamah telat ngasih taunya" ucap Keisha ketika ia melihat isi pesan itu.
Keduanya sudah sampai didepan kelas Rendra dan Jendra. Kepala Hendra mengintip dibalik jendela dan bergegas masuk saat ia tak melihat ada guru disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Family
FanfictionTak sedarah tapi tumbuh bersama. Tak seibu tapi saling bergantung. Tak seayah tapi saling sayang. Lahir dari rahim yang berbeda tetapi di rawat oleh orang tua yang sama. Mereka ada untuk melengkapi satu sama lain.