Our Family
Ayah
Bunda
🦊
🐶
🐻
🐰Narendra si sulung Adhitama yang memiliki badan lebih kecil dan kurus di banding adik-adiknya. Di umur yang menginjak 12 tahun ini dia tengah berjalan mengendap di koridor sekolah dengan kotak bekal berada di pelukannya.
Kepalanya menoleh ke kanan dan ke kiri memastikan bahwa tak ada satupun adiknya berada di sekitar. Tadi pagi Bunda memanggil dia ke dapur dengan membawa kotak bekal miliknya padahal adik-adiknya sudah menunggu di luar untuk berangkat bersama.
"Kenapa?" Tanya Rendra
Ana tidak menjawab dan mengambil kotak bekal Rendra. Dia memasukkan satu telur mata sapi dan beberapa sosis tambahan untuk Rendra. Anak kecil yang melihat bahwa bekalnya di tambah seperti itu tentu saja merasa senang.
"Rendra kemarin udah pinter jaga adek-adek pas Bunda pergi belanja jadi ini hadiah buat kamu" bocah itu tersenyum lebar menampilkan gigi susunya yang rapi. Dia begitu kesenangan hingga memeluk kotak bekal itu.
"Makasih Bunda!" Pekiknya senang.
"Sama-sama yaudah sana. Adek-adek mu nungguin" dia mengangguk dan mengamit tangan Bundanya untuk di salim padahal tadi dia sudah melakukan itu bersama para adiknya.
Kembali ke saat sekarang.
Rendra sudah menemukan tempat persembunyian yang tepat untuk menikmati bekalnya sendiri tanpa di minta oleh adik-adiknya. Kalau ketiga nya tau mereka pasti akan meminta bekal miliknya apalagi sekarang ada tambahan sosis dan telur mata sapi favorit mereka semua. Beruntung mereka bertiga saat bel istirahat berbunyi di panggil untuk urusan ekskulnya.
Dia berhenti tepat di belakang gedung olahraga. Biasanya di sekitar sini memang sepi apalagi Rendra beberapa kali mendengar cerita menyeramkan soal sekolah tetapi anak itu tak perduli karena menurutnya selama kita tak mengganggu 'mereka' maka mereka juga tak akan menganggu kita.
Rendra mencari sesuatu yang bisa di gunakan untuk duduk. Mata rubahnya melihat sebuah koran yang berada tak jauh dari dirinya. Tanpa menunggu lagi dia mengambil koran itu dan melebarkannya untuk digunakan sebagai alas duduk.
Senyum senang tercipta di wajah mungilnya dengan perasaan gembira ia membuka kotak bekal miliknya merasa takjub dengan masakan Bundanya. Rendra menikmati makan siangnya di belakang sekolah sambil duduk lesehan di atas rerumputan bocah itu merasa tengah piknik sekarang. Mungkin dia akan meminta orang tuanya untuk piknik lagi minggu ini.
Narendra tengah menikmati makanannya sebelum sebuah bayangan menutupi arah matahari yang menyinarinya. Anak itu mengangkat kepalanya dia melihat ada 3 orang yang tengah berdiri di depannya. Rendra mengingat mereka, ketiganya adalah anak kelas sebelah yang beberapa kali mengejek dia dan adik-adiknya
"Ngapain disini?" Tanya orang yang berada di tengah.
"Nggak liat orang lagi makan?" Balas Rendra, tak ada rasa takut pada dirinya meskipun anak di depannya itu lebih besar dibanding dirinya.
"Kamu berani sama aku?!" Sepertinya karena melihat Rendra yang terlihat acuh membuat anak itu kesal.
Rendra mengabaikan anak itu dan terus melanjutkan makannya. Hingga salah seorang dari mereka merebut bekal Rendra dan menumpahkannya ke tanah
"AAKHH!!!" teriak Rendra menatap pada bekalnya yang sudah berhamburan. Pandangannya ia alihkan ke anak-anak didepannya meskipun harus sedikit mendongak karena perbedaan tinggi.
Rendra mendorong anak yang menumpahkan bekal miliknya. "Minta maaf!!" Ucapnya
Bukannya minta maaf dia malah membalas Rendra dengan mendorongnya hingga anak itu terjatuh ke tanah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Family
FanfictionTak sedarah tapi tumbuh bersama. Tak seibu tapi saling bergantung. Tak seayah tapi saling sayang. Lahir dari rahim yang berbeda tetapi di rawat oleh orang tua yang sama. Mereka ada untuk melengkapi satu sama lain.