Bonus Chapter...

1.8K 202 9
                                        

Ayah 
Bunda

🦊
🐶
🐻
🐰
🌷


Saat ini seluruh keluarga Adhitama dibuat diam oleh Rendra, pasalnya anak itu mengumumkan sesuatu yang cukup membuat semuanya tercengang. Keempatnya sudah mempersiapkan diri untuk menempuh pendidikan tinggi setelah lulus dari SMA dan pilihan yang diambil oleh si sulung cukup mengejutkan.

"Lo beneran mau ngambil bisnis Mas?" tanya Jendra dan diangguki cepat oleh Rendra.

Ya, Narendra baru saja mengumumkan bahwa dia akan memilih jurusan administrasi Bisnis dan Manajemen sebagai jurusan kuliahnya yang mana itu sangat bertentangan dengan passion anak itu.

"Bukannya DKV ato jurusan seni lain?" sekarang Nandra yang bertanya.

"Emang kenapa sih? gak boleh kalo gue ngambil bisnis?" 

"Ya bukan gitu sih"

Ana yang tengah menggendong Alesha dan Jeffri yang duduk disebelahnya pun ikut kebingungan sebenarnya. Bukan apa-apa tapi mereka tak pernah melihat Rendra tertarik dengan sesuatu yang berhubungan dengan bisnis, bahkan anak itu cukup abai dengan pekerjaan ayahnya yang merupakan seorang pembisnis.

"Mas coba jelasin ke ayah deh kenapa tiba-tiba banget mau ngambil bisnis" 

"Ya gak papa Yah, tiba-tiba aja mas tertarik" 

"Tapi passionmu kan di seni mas, gak mau ngambil jurusan yang berhubungan dengan seni aja" Rendra terdiam sesaat sebelum kemudian menggeleng pelan.

"Passion mas emang di seni dan bukan berarti seni gak ada hubungannya sama bisnis. Kalo dimasa depan Mas mau seriusin passion mas pasti juga perlu ilmu bisnis Yah. Mas gak mungkin jual hasil karya mas tanpa tau cara mengelola keungan dan lainnya kan, dan juga mas nggak mau kalau cuman fokus ke diri sendiri. Di masa depan rencananya mas mau buka klub, tempat les sama organisasi buat ngerangkul para seniman  lokal gitu, yaa mirip-mirip sama Om Bram lah" 

Penjelasan Rendra membuat keluarganya mulai mengerti, rencana masa depan anak itu benar-benar tertata mempelajari bisnis untuk membuat sesuatu yang berguna bagi banyak orang apalagi untuk pekerjaan seniman yang seringkali dianggap sebelah mata.

Setelahnya tak ada lagi yang bertanya mereka menyetujui pilihan Narendra. Toh impiannya sangat lah bagus tak ada alasan untuk mereka tidak mendukung si sulung. 

"Mas" panggil Hendra 

"Kenapa? mau protes juga"

"Suudzon mulu lo ama gue, padahal gue cuman mau minta temenin jajan doang" dahi Rendra mengernyit. 

"Random banget, jajan kemana?"

"Mang Jaja biasa, tahu tek" Rendra melihat kearah jam dinding, mumpung masih belum terlalu malam dia pun mengangguk menyetujui ajakan sang adik.

"ambil jaket sana" tanpa membalas Hendra segera bangkit dan menuju kekamarnya mengambil jaket miliknya.

"Bunda juga masuk ke kamar aja deh, Alesha udah ngantuk" ucap Ana, yang lain langsung mendekat kearah Ana dan mencium pipi adik bayi mereka satu-persatu. Kebiasaan yang mereka lakukan setelah Alesha lahir. Ana berdiri dan mulai melangkahkan kakinya kedalam kamar. 

Yang lain juga sudah mulai dengan kegiatan masing-masing. Ayah dan Jendra menyalakan PS di ruang tamu untuk main game karena malam ini malam minggu dan Nandra yang menjadi penonton.

"Nitip ke minimarket dong mas, cemilan sama minuman" ucap Nandra, Rendra berdeham sebagai jawaban.

Suara langkah kaki dari arah tangga membuat dia menoleh, adiknya sudah turun dengan hoodie terpasang dan sebuah jaket lain ditangan. Rendra berdiri dan mengambil jaket itu dari tangan Hendra.

Our FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang