Chapter 7 "Fact"

5.4K 466 3
                                    

Our Family

Ayah
Bunda
🦊
🐶
🐻
🐰

Hari ke hari, minggu ke minggu, bulan ke bulan, hingga tahun ke tahun pun terlewati. Tidak bisa dipungkiri bahwa bila kita menjalankan sesuatu dengan senang semuanya pasti akan terasa sangat cepat, sama halnya dengan keluarga Jeffri dan Ana. Kebahagiaan mereka berdua datang saat mengadopsi keempat balita laki-laki di sebuah panti asuhan yang tak sengaja ditemukan oleh Ana.

Setelah mengadopsi keempatnya kehidupan Ana dan Jeffri terasa lebih lengkap meskipun bukan anak kandung kasih sayang mereka berdua tidak kalah besar dibandingkan para orang tua lain terhadap anak kandung mereka.

Para balita gembul dan manis itu kini sudah beranjak besar meskipun masih terhitung anak-anak karna mereka baru masuk kelas 6 SD tapi tetap saja sebentar lagi mereka berempat akan memasuki sekolah menengah dimana masa remaja mereka akan di mulai.

Keadaan masih sama, Ana yang tiap pagi bangun untuk membangunkan para kurcacinya untuk sekolah, menyiapkan sarapan dan pergi bekerja.

Semenjak mengadopsi keempat balita itu, usaha ana semakin maju bahkan sekarang butiknya benar-benar terkenal dikalangan para pengusaha maupun artis.

Apabila dulu banyak orang yang menyayangkan pernikahan Ana dengan Jeffri, dimana Jeffri yang merupakan keturunan dari keluarga kaya raya harus menikah dengan gadis biasa seperti Ana. Sekarang malah mereka semua sibuk untuk terkagum pada Ana dan Jeffri sebagai pasangan yang sempurna. Ana berhasil membuktikan dirinya setelah beberapa hal tak enak yang ia terima saat awal-awal pernikahan.

~~~~

Weekend adalah waktunya santai bagi semua orang tak terkecuali kediaman Adhitama. Jeffri beserta keluarga kecilnya tengah berada di kediaman utama sejak tadi malam karna permintaan sang kakek yang mengatakan bahwa dirinya merindukan keempat cucu tampannya itu.

Ana sekarang tengah berada di dapur bersama dengan ibu mertuanya, menyiapkan makan malam. Biasanya sudah ada orang yang akan memasak dan menyiapkan makan malam tetapi malam ini mereka berdua sepakat untuk memasak makan malam sendiri.

"An" panggil ibu mertua Ana yang tengah memotong daun bawang mengalihkan pandangannya menuju ibu mertuanya.

"kenapa mah?" tanyanya

"kamu sama Jeffri kapan mau kasih tau anak-anak?" ucap ibu Jeffri, Ana mengernyitkan dahinya karna bingung apa yang dimaksud oleh sang ibu mertua.

"ngasih tau apa mah?" tanya Ana.

"fakta bahwa mereka bukan anak kandung kalian? Semakin kamu tunda untuk memberi tahu mereka semakin besar rasa kecewa mereka nantinya. Dan mamah nggak mau hubungan kalian sama anak-anak merenggang karna mamah juga sayang banget sama mereka. Tapi fakta tetaplah fakta" Ana terdiam ia menghentikan kegiatannya ucapan ibu mertuanya membuat dia tersadar padahal hampir betahun-tahun Ana melupakan fakta itu karna besarnya rasa sayang dirinya pada keempat anak laki-laki itu. Tapi seperti yang dikatakan ibu mertuanya fakta tetaplah fakta.

"mungkin nanti waktu mereka libur semesteran, Ana nggak mau ngengganggu mereka apalagi mereka udah kelas enam sekarang dan sebentar lagi UN. Tapi pasti Ana kasih tau kok mah, makasih udah ngingetin" tangan ibu mertuanya terulur mengusap rambut legam menantunya itu seraya tersenyum.

"yaudah, mamah bawa ini ke meja makan dulu" ucap beliau sambil mengangkat sebuah mangkuk besar berisikan sop yang ia buat bersama sang mantu. Sebenarnya tanpa mereka sadari dibalik dinding dapur ada seorang anak laki-laki yang dari tadi mendengarkan percakapan kedua wanita itu.

Hatinya sakit dan kecewa mendengar fakta itu tapi dia juga menemukan jawaban mengenai pertanyaan-pertanyaan yang selama ini bersarang dipikirannya pertanyaan mengapa dia dan ketiga saudaranya itu sangatlah berbeda dari segi fisik maupun personality dibandingkan adik kakak lain di luar sana.

Our FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang