Still Gorgeous

39 6 0
                                    

Screening time Emma meningkat drastis. Selain karena kelelahan akibat menangis, matanya jadi lebih sayu sebab menatap layar ponsel terlalu lama. Bahkan Kim dan Ben sudah mengingatkannya untuk berhenti memainkan ponsel selama guru menjelaskan minggu terakhir mereka, tapi ia hanya menjawab dengan sedih, "Ada masalah yang belum selesai, Ben, Kim."

"Soal Sean?" tanya Kim. Emma menggeleng. Ben dan Kim menoleh ke bangku lain di kelas biologi, Sean sedang sibuk mencatat.

"Oh, lalu apa?" tanya Ben. Mau tak mau, Emma menceritakan yang dialaminya. Norah masih meluapkan emosinya pada Emma, padahal Emma sudah tidak terlalu menggubrisnya. Namun, Norah malah meneror Emma agar mengangkat teleponnya dan menerima semua luapan sakit hatinya. Dia belum menceritakannya pada Alex, karena yakin keluarga mereka akan langsung heboh tak terkendali. Di balik maskernya, suara Emma terdengar hendak menangis.

"Kenapa baru cerita sekarang sama kita?" tanya Ben.

"Maaf." Hanya itu yang bisa ia katakan. Ia sulit mempercayai orang lain karena setiap cerita pribadi yang ia sampaikan sejak dulu, pasti satu kelas akan tahu (berkaca pada kasus Katherine, di kelas 10).

Kim mengusap bahu Emma. "Menurutku kamu harus tetap mengatakannya pada Albert, ok? Dia belum tentu marah. Percaya, deh."

"Iya, Emma. Apalagi kalau kamu baru saja disakitin sama Sean kayak gitu. Albert gak bakalan tega," imbuh Ben. Kedua temannya membuat Emma tersenyum setelah sekian lama.

"Aku akan berusaha yang terbaik," jawab Emma.

Kim menyentuh puncak kepala Emma. Dia sangat sayang kepada sahabat cantiknya itu. "Kamu tidak harus melulu memikirkan perasaan orang lain, Emma. Pikiran hatimu sendiri. Kamu cape selama ini menahan luka sendiri karena Norah, tapi Albert yang sebenarnya harus menanggungnya malah tidak tahu apa-apa. Albert yang punya masalah, bukan kamu."

Emma memeluk Kim dengan erat. Mereka berpelukan, membuat Ben iri. "Ikutan, dong!" Ben hendak memeluk Emma, tapi Kim berteriak nyaring, mendorong lengan besarnya. Lengkingan Kim membuat mereka bertiga terkekeh geli, George membawa bukunya untuk bergabung satu meja, jadilah tiga kursi dipakai berdempetan. Mereka tertawa seru, tidak memedulikan teman-temannya yang protes kebisingan. Sementara Sean, melirik mereka dengan sedih. Sudah tiga hari ini tidak ada satu pun teman se-circle-nya yang mengajaknya bicara. Mereka semua terlalu marah karena perlakuan Sean yang sebenarnya terjadi satu kali saja, tapi dampaknya melekat cukup lama.

🎨🎨🎨

Soal Mr. Taylor. Sang guru lelaki itu dengan amat cepat mengubah posisi hatinya menjadi kepada seorang wanita yang selalu menemaninya seperti lullaby di telepon sebelum tidur. Zoe baru saja menyelesaikan gelar doktoral jurusan sejarah tadi siang. Mr. Taylor tidak datang, tapi ia sekarang mengunggah foto Zoe dengan ucapan CONGRATS, I'M SO PROUD OF YOU! di story Instagramnya. Banyak kolega yang melihatnya, termasuk anggota keluarga yang sudah mencium bau-bau pasangan baru.

Setelah satu jam berlalu, Mr. Taylor menggulir nama-nama penontonnya sendiri sampai ke bawah dan mencari satu akun @emmacarlander_ . Ternyata gadis itu menontonnya juga. Entah kenapa, ada perasaan bersalah ketika Mr. Taylor sadar Emma sudah melihat unggahan itu, padahal sebenarnya Mr. Taylor punya hak penuh untuk merasa biasa saja terhadap apa yang ia publikasikan. Namun ia merasa perlu menghapus foto itu, tapi tetap saja tidak akan merubah apapun. Emma sudah menontonnya dan tidak ada kesempatan untuk mengulangnya lagi menjadi sebuah unggahan foto lukisan Mr. Taylor yang baru selesai.

Kepalanya menggeleng tegas, ia sudah hampir selangkah menuju komitmen lebih serius dengan Zoe. Akan tetapi, semenjak Emma dan Sean putus, ada rasa percaya diri yang tiba-tiba saja tumbuh lagi dari dalam hatinya. Untuk satu alasan yang sulit dijelaskan, ia seolah bersyukur Tuhan membukakan sifat asli Sean yang kasar, dan itu membuat Mr. Taylor merasa bahwa Sean sudah langsung di-blacklist oleh Emma dan keluarganya. Ada celah untukku untuk berjuang lagi, batinnya.

MR. ART HIMSELF [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang