Elle Est Ici

16 2 0
                                    

Dr. Brennet
We found you have primary amenorrhea.
The temporary cause is a disturbance of the hypothalamus in your brain
That's why your metabolism is so low and you often get sick.
And it doesn't rule out the chronic disease that you are suffering from causes you haven't menstruated at this ripe age.
We will find out the real cause. You don't need to worry.
We will also help you to grow organ function normally.
Don't get too carried away, OK?
You will surely recover.
Just wait, God will definitely help you.
I'm so sorry, my dear.
Keep thinking clearly.
Love.

Aku langsung membuka pesan Miller dengan tak sabar.

Miller
Dia tidak jadi menemuimu.
Dia bilang baru saja berkenalan dengan teman lamanya.
Maksudku, berbincang ulang dari 0 karena wanita itu pernah disukainya saat remaja.
Untunglah. Aku jadi ikut tenang.

Aku tidak tahu apa yang sedang kupikirkan. Aku bahkan tidak menyadari persisnya perasaan apa yang sedang bergemuruh di dalam dadaku. Aku sedang bersedihkah? Atau ini terlalu menyakitkan sampai aku tidak merasakan apa-apa?

I don't know what I'm thinking. I didn't even realize exactly what feeling is rumbling inside my chest. Am I sorrow right now? Or is it too painful that I don't feel anything?

Aku melihat Hikaru sudah tidur, kepalanya menoleh ke jendela. Aku menatap sekitar, suara obrolan hanya terdengar dari arah bangku belakang. Masih ada penumpang yang terjaga saat sebagian yang lain sudah terlelap.

Aku ingin minggat sebentar. Jadi aku mendorong tubuhku yang penuh komplikasi ini untuk berjalan ke koridor kursi. Aku melangkah menuju bagian belakang bus, untuk ke toilet atau memeriksa minuman di kulkas. Entahlah.

Suara-suara ribut yang tersisa ternyata dari bangku Alex dan Sean. Mereka sedang bermain games-kutebak Alex yang mengajarkannya pada Sean. Karena setahuku, Sean bukanlah seseorang yang menggemari permainan di ponsel.

"Mau kemana?" tanya Alex.

"Cuci tangan," jawabku.

Beberapa saat kemudian aku sudah berada di depan kaca wastafel. Memerhatikan diriku sendiri dan setiap kali mengingat pesan Dr. Brennet, lagi-lagi aku merasa tidak berguna. Dan perasaan buruk ini-yang selalu terulang setiap kali aku menerima informasi hasil lab-tidak akan membaik sampai aku bisa melupakannya. Namun sayangnya, aku tidak akan pernah lupa karena penyakit ini akan selalu kubawa kemana-mana. Dia bersarang di sini, di dalam tubuhku, dan akan berusaha menahanku untuk kembali melakukan aktivitas fisik yang selama ini kurindukan. Ah, aku teringat ajakan Hikaru. Undangan yang sangat menarik dan merupakan ide bagus. Sayangnya, situasi dan kondisi kini telah berubah. Tidak akan semudah dulu untuk melakukan apapun.

Aku menahan nafas tercekat. Desiran perih menyayatku hingga rasanya ada seutas benang kawat yang menggores-gores ujung kepalaku sampai ke jantungku yang kelelahan.

Krieet..

Pintu kamar mandi baru saja setengah terbuka. Aku buru-buru menekan sabun ke atas telapak tangan dan menggosok dengan sibuk.

Sosok lelaki jangkung dengan badan yang tidak terlalu berisi-terpantul di cermin. Ia baru saja mengelap tangan dengan tisu dan membuangnya ke tempat sampah di sebelah pintu.

Aku memainkan busa di tangan seraya menunggu Mr. Taylor kembali ke tempat duduknya.

Perasaanku bagai tersambar petir. Berita baik dari Miller bahwa aku akan selamat dari temannya yang tua itu tidak juga bisa mengobati kehancuran yang kualami. Aku melirik wajahku sendiri-yang masih segar, tak pucat, dan tidak tampak sakit sama sekali. Aku seperti memakai topeng setiap waktu. Aku merasa lebih sering tertawa akhir-akhir ini saat bersama teman-teman olimpiade. Namun, ketika aku kembali ke rumah nanti, akankah menatap wajah Miller membuatku 'sesak' lagi?

MR. ART HIMSELF [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang