3. Teman

4.6K 166 3
                                    

"Waaah Athe cantik banget

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Waaah Athe cantik banget. Barun, aku boleh cium pipi Athe gak?"

"Boleh, tapi hati-hati ya Le. Kata Mami pipi Athe sensitif."

"Huum, wahhh lembut banget pipinya."

"Iya kan? Pipi Adek emang lembut banget, wangi juga."

"Iyah, aku suka!"

"Adek juga seneng kamu cium, dia ketawa-ketawa. Tuh liat."

"Oh iya, kamu suka ya Kakak cium? Kamu lucu banget. Gemes!"

"Hai The!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hai The!"

Athe menoleh, gadis itu tersenyum pada seorang pemuda yang baru saja menghampirinya.

"Hai Sam.."

Samuel tersenyum dan duduk di depan Athe. Pemuda itu mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya. "Roti buat lo, kata Sania lo belum makan."

"Thanks Sam.." kata Athe.

"Iya."

"Btw, lo kok ke sini? Gak ada kelas kah?" tanya Athe sambil membuka bungkus roti pemberian Samuel tadi.

"Belom mulai, nanti agak siang kelas gue."

"Ohh.."

"Lo ngapain di sini sendirian? Temen-temen lo pada di kantin semua loh." kata Samuel.

Athe menghela nafas. "Lagi pengen nyari udara seger, di kantin rame banget. Berisik, pusing gue. Enakan di sini, lebih seger." kata gadis itu.

Samuel tertawa. Pemuda itu mengangguk. "Emang sih, kalo di sana rame banget."

"Iya kan? Emang lebih asik di sini sebenernya." kata Athe sambil tersenyum.

Samuel menatap Athe yang sedang makan roti. Cantik sekali. Pipi chubby gadis itu semakin terlihat lucu karena sedang mengunyah roti yang ada di dalam mulut.

Athe yang sadar kalau Samuel terus saja memandanginya menatap pemuda itu. Satu alisnya terangkat saat melihat Samuel yang tengah tersenyum. "Sam?" panggilnya.

Klandestin | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang