Jatuh cinta pada adik dari sahabat sendiri?
Ya, Aldrean mengalaminya. Jatuh cinta pada Athea yang merupakan adik dari sahabatnya sendiri. Aldrean jatuh cinta pada Athea bahkan sebelum dia tau apa arti 'cinta' itu sendiri.
"Kissin' and hope they cau...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.
.
"Emang bener kata Papi, The? Ale beliin ruko buat kamu?" tanya Barun menoleh pada Athe yang tengah duduk di sampingnya. Adiknya itu sedang menghias cake yang dia sendiri pun tidak tau apa namanya.
Mendengar pertanyaan Barun senyuman di bibir Athe otomatis mengembang. Gadis itu mengangguk. "Iya, rukonya yang di samping cafe Kak Ale itu." jawabnya senang. Tangannya dengan telaten menaruh buah kiwi dan juga blueberry di atas pound cake buatannya yang terlihat cantik.
Barun menopang dagu, helaan nafas pelan terdengar dari bibir pemuda itu. Matanya masih memandang Athe yang kini sudah mulai menghias potongan cake lain dengan menggunakan buah stroberi.
"Kamu yang minta ke Ale?" tanya pemuda itu.
Athe mengerutkan kening dan menatap Barun sekilas. Kepala gadis itu spontan menggeleng. "Enggak, aku gak pernah minta ke Kak Ale. Aku juga baru tau waktu dia bilang. Katanya dia emang sengaja beli ruko itu biar nanti kalo aku buka Bakery bisa di samping cafe dia.." jawabnya.
Barun menipiskan bibirnya, pemuda itu mengambil satu buah stroberi yang ada di depan Athe dan menggigitnya. "Kamu gimana? Seneng?"
Athe langsung tersenyum lebar dengan kepala yang mengangguk beberapa kali. "Banget. Aku gak nyangka kalo Kak Ale udah nyiapin tempat buat aku buka Bakery nanti. Dia bener-bener dukung impian aku Bang.." jawabnya dengan senyuman yang tak pernah hilang dari bibirnya.
"Nanti buat isi rukonya biar Abang aja yang ngurus, semua yang kamu butuhin buat Bakery itu biar abang yang beliin. Ale cukup beliin rukonya aja, kalo urusan perlengkapan sama alat-alat buat Bakery kamu biar abang sama Papi yang ngurus." kata Barun.
Athe mengangguk. "Iya Abang, makasih banget yaaa.." kata gadis itu tersenyum manis pada Barun.
Barun mengangguk. "Iya.." sahutnya.
Athe tersenyum melihat cake buatannya yang sudah selesai dia hias. Gadis itu langsung memberikan piring berisi tiga potongan cake dengan hiasan yang berbeda pada Barun. "Nih Bang, buat Abang, Mami sama Papi. Aku mau nganter ini ke rumah Kak Ale.." kata gadis itu.
Barun mengambil piring itu. "Mau ke Ale?"
"Iya, mau nganter ini. Tadi aku udah bilang ke Mama mau nganter kue kalo udah jadi. Ini mau langsung aku anter ke sana." jawab Athe.
Mereka berdua kemudian pergi dari dapur. Athe langsung menuju ke rumah Ale untuk mengantar kue buatannya itu. Sedangkan Barun membawa kue yang dia bawa ke ruang tengah, tempat dimana Papi Herman dan Mami Mona sedang duduk menonton televisi.
"Lho udah jadi kuenya?" tanya Mami Mona sambil menatap piring yang Barun bawa.
Barun mengangguk dan langsung menaruh piring yang dia pegang ke atas meja. Pemuda itu mengambil satu potong kue dan duduk di atas sofa single di samping sofa tempat Mami Mona dan Papi Herman duduk.