55. Kepo

1.6K 57 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

"Nanti gue jemput, jangan lupa chat gue." kata Ale setelah Athe turun dari motornya. Pemuda itu ikut turun dan membenarkan rambut Athe yang sedikit berantakan karena terkena angin saat perjalanan tadi.

Athe menipiskan bibir, gadis itu menatap Ale. "Tapi gue mau ke cafe Kak, gue jalan aja deh kayaknya." kata gadis itu.

"Tetep gue jemput, kasian lo kalo jalan. Gak tega gue kalo lo jalan, ntar gemeter lagi kaki lo.." kata Ale sambil tertawa menggoda Athe.

Athe mendengus dan langsung menabok lengan Ale kesal. "Ya itu gara-gara lo anjir. Udah ah, gue ke temen-temen dulu." kata gadis itu.

"Iya, yang bener belajarnya. Semangat ya istriku.." kata Ale sambil terkekeh pelan.

Athe mengangguk. "Iya, lo juga semangat kerjanya.." kata gadis itu.

Ale mengangguk. Pemuda itu menunduk dan mengecup kening Athe pelan. "Iya, duit masih ada nggak?" tanya pemuda itu.

"Masih kok, masih cukup.."

"Yaudah kalo gitu."

"Gue ke sana dulu, bye Kak..." kata Athe langsung berjalan meninggalkan Ale untuk menghampiri teman-temannya yang sudah menunggu.

Ale mengangguk dan melambaikan tangannya pada Athe. Pemuda itu tetap bediri di tempatnya sampai Athe benar-benar tidak terlihat lagi.

Setelah memastikan kalau istrinya itu sudah tidak terlihat, Ale kembali menaiki motornya dan meninggalkan tempat itu untuk menuju ke cafe.

Hanya butuh sekitar lima menit untuk sampai di cafenya karena memang jarak yang dekat. Setelah memarkirkan motornya Ale langsung masuk ke dalam cafe.

"Pagi semuanya.." sapanya pada semua karyawannya yang sudah terlihat rapi dan standby pada posisi masing-masing.

Cafe juga sudah terlihat rapi dan bersih, bangku-bangku yang ada di luar pun sudah berada pada tempatnya masing-masing. Kue-kue manis nan cantik sudah berada di etalase dan siap menggoda para pengunjung yang mungkin datang hari ini.

"Pagi Mas Ale.." sahut mereka semua sambil melihat Ale.

Ale tersenyum mendengar para karyawannya yang begitu bersemangat. "Pada semangat banget nih.." ucapnya sambil berjalan menuju ke ruangannya untuk menaruh barang.

Nita menatap Ale. "Iya dong Mas, kan Mas Ale juga semangat. Kita juga harus semangat dong." kata gadis itu.

Ale tertawa dan mengangguk-angguk. "Bener-bener, harus semangat. Gak boleh keliatan lesu di depan pembeli." kata pemuda itu masuk ke dalam ruangannya sebentar, tak lama dia sudah kembali keluar dan menuju ke tempat Nanda yang kini bersama dengan Guntur.

Guntur adalah barista yang beberapa waktu lalu menggantikan Ale selama tangan pemuda itu sakit. Karena pekerjaan pemuda itu yang bagus dan cekatan Ale memutuskan untuk menjadikannya karyawan di sana juga.

Klandestin | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang