14. Kenalan

2.9K 90 3
                                        

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

"The, ke cafe Kak Ale yuk. Udah lama gue gak dapet asupan kegantengan dia." ajak Maya sambil menggandeng tangan Athe.

Sania mengangguk. "Iya The, yuk ke sana. Sekalian gue mau nyobain cromboloninya. Kemaren lewat di fyp gue soal  cromboloni di cafe Kak Ale. Ada yang ukuran mini juga katanya." kata gadis itu.

"Lho emang iya ada cromboloni juga? Serius?" tanya Kinar.

Sania mengangguk. "Iya Nar, ada yang ukuran mini juga loh. Kemaren tuh lewat di fyp gue, di cafenya Kak Ale." jawab gadis itu.

Athe menghela nafas dan menatap teman-temannya itu. Dia mengangguk. "Yaudah ayok." ucapnya.

Maya dan Sania langsung menoleh, mereka tersenyum senang. "Yey! Yuk The!" ucap mereka.

Sania langsung mendekat dan memeluk lengan Athe, mereka berempat kemudian berjalan dari area taman kampus.

"Pada mau kemana?"

Keempat gadis itu berhenti dan langsung menoleh. Mereka menatap Samuel dan Heru.

"Eh Sam, udah selesai nugas?" tanya Maya, tadi dia sempat bertemu dengan Sam di perpustakaan dan pemuda itu sedang mengerjakan sesuatu.

Sam mengangguk. "Udah, lo pada mau kemana?" tanya pemuda itu.

"Mau ke cafe Kak Ale. Yuk ikut, di sana enak-enak lo makanannya, kue-kuenya juga enak." jawab Kinar.

"Kalo kita mah pesen minum doang sambil liatin Kak Ale juga udah enak. Yakan May?" sahut Sania sambil melirik ke arah Maya.

Maya balas melirik Sania dan mereka tertawa bersama. "Betul." sahut Maya.

Athe yang mendengar ucapan Maya dan Sania hanya bisa menghela nafas, gadis itu menggelengkan kepala pelan.

"Kak Ale siapa sih?" tanya Sam.

Maya langsung menoleh pada Sam. "Ih, ituloh Sam yang pernah jemput Athe. Yang ganteng, tinggi, mancung, putih, yang itu loh Sam." jawab gadis itu menjelaskan.

Kening Sam berkerut, berusaha mengingat-ingat. "Ah iya-iya, inget gue. Iya-iya, yang jemput Athe ya. Gue inget sekarang." kata pemuda itu sambil mengangguk-angguk.

Maya mengangguk. "Iya, yang itu pokoknya."

"Ayok Sam, Her, ikut kita aja. Enak kok di cafenya, luas terus juga nyaman." kata Sania kembali mengajak Sam dan Heru.

Sam menoleh pada Heru. "Gimana Her, mau ikut?" tanya pemuda itu.

Heru mengangguk. "Ayok, gue juga free hari ini. Nongkrong lah kita di sana." jawab pemuda itu itu.

Sam menoleh kembali pada Maya. "Oke deh May, kita berdua ikut."

"Sip, yuk kalo gitu. Gak jauh kok cafenya, kita jalan kaki aja." kata Maya.

Klandestin | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang