46. Gagal

1.1K 50 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

Athe, Sania, Kinar dan Maya tengah berkumpul di cafe Ale. Hari ini mereka akan melihat hasil dari ujian semester dan juga ujian praktek yang sudah dilakukan beberapa hari lalu. Athe sangat takut dan gugup dengan hasil ujiannya nanti.

"Duh gimana ya, gue takut banget sama nilai ujiannya. Ada banyak materi yang gue gak paham soalnya, jadi gue ada yang asal jawab aja waktu itu." kata Sania sambil menghela nafas pelan. Gadis itu menopang dagu sambil memakan kentang goreng.

Maya mengangguk, gadis itu juga terlihat lesu karena tidak yakin dengan hasil ujian semester mereka kali ini. "Gue juga, lebih takut ke nilai prakteknya sih. Lo pada kan denger sendiri waktu itu katanya ada yang salah sama resep gue. Takut banget anjir.." kata gadis itu.

Kinar menghela nafas, gadis itu sudah terlihat pasrah. "Gue mah pasrah aja, yang penting gak ngulang semester ini. Nilai pas-pasan juga gak masalah." kata gadis itu sambil menatap ketiga temannya.

Athe sendiri hanya diam, dia benar-benar takut kalau misal nilainya tidak sesuai yang diharapkan. Meskipun selama ini dia sudah benar-benar belajar dengan serius tapi tetap saja hasilnya belum tentu sesuai dengan apa yang dia harapkan. Jujur saja syarat dari Papi untuknya sangat berat, untuk mendapatkan nilai sempurna rasanya sangat susah sekali. Apalagi saingannya ada banyak.

"Gak makan?"

Athe tersentak kaget saat tiba-tiba ada yang memegang bahunya, gadis itu mendongak menatap Ale yang sudah berdiri di sampingnya. "Lho? Kok lo di sini?" tanya gadis itu heran.

Ale tersenyum dan menarik kursi kemudian duduk di samping Athe. "Bosen di rumah terus, Mama ngomel mulu." jawabnya mengambil minuman Athe dan langsung menyedotnya.

Athe mengerutkan kening heran. "Lo ke sini naik apa? Grab?" tanya gadis itu.

Tangan Ale masih memakai arm sling tidak mungkin juga pemuda itu membawa motor atau mobil sendiri. Jadi pasti Ale datang bersama seseorang.

"Sama Joan, noh dia lagi di sana." jawab Ale sambil menoleh ke arah Joan yang sedang membantu Nita membawakan pesanan pelanggan.

Athe melihat ke arah yang Ale maksud. Gadis itu dapat melihat Joan yang sedang menaruh pesanan pelanggan, tak sedikit yang tiba-tiba minta foto pada gadis itu. Sebagai seorang konten kreator yang sudah sering muncul di berbagai media sosial tidak heran jika banyak yang mengenal Joan dan meminta berfoto bersama gadis itu.

"Kok tumben Kak Jo ke sini? Kak Remon gak ada?" tanya Athe heran, biasanya Joan dan Remon sangat tidak bisa dipisahkan dan selalu bersama kemana-mana. Tapi hari ini tumben sekali Joan ada di sini tanpa adanya Remon.

"Remon masih ada urusan, nanti juga nyusul ke sini. Dia kan juga bisa bantu-bantu. Mayan lah dapet bantuan gratis." jawab Ale sambil terkekeh.

Sania menatap Joan yang sedang menaruh pesanan minuman pelanggan. "Kak Joan makin kesini makin ganteng keknya, bener-bener ya gak keliatan kalo dia cewek." kata gadis itu sambil menggelengkan kepala pelan.

Klandestin | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang