28. Keluarga

1.5K 72 6
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

"Aleee! Bangun! Ayo bantuin Mama! Leee!" Mama Selvi menggedor-gedor pintu kamar Ale, masih sangat pagi tapi wanita itu sudah sangat berisik.

"Aleee! Banguuuuun!" teriaknya lagi, tangannya masih terus menggedor-gedor pintu pintu kamar Ale.

Tak lama kemudian pintu kamar itu terbuka, Ale mengusap sambil menggaruk-garuk kepalanya. Pemuda itu hanya memakai boxer saja. "Masih pagi Ma, aku juga biasanya jam 6 bangun. Ada apa sih?" tanya pemuda itu.

Mama Selvi menghela nafas. Wanita itu berkacak pinggang. "Sana bantuin Papa kamu di bawah, lagi nyiapin buat barbequean tuh." kata wanita itu.

Ale menaikkan sebelah alisnya. "Hah? Barbeque? Tumben banget." kata pemuda itu.

"Udah lama kita gak barbequean bareng kan? Nanti Athe, Barun sama Mami Papinya juga ke sini. Kita barbequean bareng-bareng kayak dulu." kata Mama Selvi.

Sejak dulu memang mereka sering mengadakan acara seperti ini. Entah hanya sekedar kumpul-kumpul bersama sambil makan atau ya seperti ini, membuat barbeque bersama. Saat mereka semua masih sekolah sering sekali apalagi di akhir pekan. Semua akan berkumpul dan menikmati waktu bersama.

Namun setelah Ale, Barun, dan Athe mulai sibuk masing-masing kegiatan seperti ini jadi jarang sekali dilakukan.

"Mandi, terus pake baju. Kalo udah turun." kata Mama Selvi.

Ale mengangguk. "Iya Mah.." sahutnya.

"Mama tunggu di bawah ya, awas kalo kamu gak cepet turun." kata wanita itu memperingatkan.

"Iya Mamaku sayang.." kata Ale.

Mama Selvi mengangguk dan kembali turun ke bawah untuk menyiapkan semua keperluan bersama dengan Papa Johan.

Ale sendiri menutup pintu kamarnya dan langsung mengambil ponselnya, pemuda itu tersenyum melihat chat dari Athe lengkap dengan PAP dari gadis itu.

"Gemes banget sih! Tau gitu semalem gue gak pulang." kata Ale sambil berdecak.

Semalam dia memang diam-diam ke kamar Athe, tentu saja dengan memanjat tangga yang ada di balkon gadis itu. Menghabiskan sepanjang malam bersama dan baru pulang saat sudah jam 2.

Saat sedang berada di rumah seperti ini mereka jadi tidak bebas. Beda jika sedang di kost atau di apartemen. Itulah kenapa Athe ataupun Ale jarang pulang jika akhir pekan, mereka lebih suka menghabiskan waktu berdua entah di kost Athe atau di apartemen Ale. Yang penting mereka bisa berduaan tanpa ada yang mengganggu.

"Mandi ah, biar cepet ketemu Athe." kata Ale melempar ponselnya ke atas ranjang dan masuk ke dalam kamar mandi. Dia ingin segera bertemu dengan Athe.

Sekitar 10 menit kemudian Ale keluar dari kamar mandi, pemuda itu hanya memakai handuk saja di pinggang.

Klandestin | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang