34. Jujur

1.8K 77 3
                                        

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.


.

"Aduuh, Athe sama Ale mana ya? Kok belum dateng juga?" kata Mami Mona sambil melihat ke arah pintu.

"Sabar Mih, masih di jalan tadi kata Athe." sahut Barun sambil menepuk-nepuk pundak Mami Mona.

"Iya Run. Semua udah siap kan? Temen-temen kamu juga udah dateng semua?" tanya Mami Mona sambil menatap putranya itu.

Barun mengangguk. "Udah Mah, tuh udah pada ngumpul. Remon sama Joan dari tadi ngerekam, nanyain anak-anak ucapan buat Bri.." jawabnya sedikit terkekeh, pemuda itu melihat ke arah ruang tengah yang sudah diubah menjadi tempat pesta kecil-kecilan untuk ulang tahun Brigitta.

Semua teman-teman dekat mereka diundang, bahkan teman-teman Athe pun juga ikut diundang dan mereka juga sudah ada dalam perjalanan.

Sedari tadi Remon dan Joan sudah sibuk merekam dan mewawancarai teman-teman yang datang. Menodong mereka untuk memberikan ucapan dan juga doa untuk Brigitta.

"Ale sama Athe belum dateng juga Run?" tanya Amel yang sedang menggendong Kaila.

Barun menggeleng. "Belom, ntar lagi paling." jawabnya.

Amel menoleh ke arah sofa, tempat dimana Maya dan juga kedua temannya duduk. "Temen-temen Athe aja udah dateng loh, kok mereka malah belum ada ya?" kata wanita itu.

"Mungkin mampir dulu kemana gitu.." sahut Barun.

"Mama, Om Ale belum dateng ya?" tanya Kaila sambil menatap Amel.

Amel menggeleng. "Belum Sayang, sabar ya. Bentar lagi juga dateng kok.." kata wanita itu sambil mengusap kepala Kaila.

Wajah Kaila kembali tertekuk. Gadis kecil itu sedari tadi menunggu kedatangan Ale karena dia sudah sangat merindukan Omnya itu.

"Nah itu dia, mereka dateng." kata Mami Mona menunjuk ke arah pintu, Ale dan Athe baru saja masuk. Athe terlihat membawa paperbag berukuran lumayan besar di tangannya.

Kaila langsung menoleh, gadis kecil itu meronta minta diturunkan dari gendongan Amel. "Ma turun! Mau ke Om!" ucapnya.

Amel menghela nafas dan langsung menurunkan Ila dari gendongannya. Gadis kecil itu langsung berlari menghampiri Ale.

"Ooooom!" teriaknya begitu bersemangat.

Ale yang melihat betapa semangatnya keponakannya itu terkekeh. Dia langsung berjongkok saat Ila melompat ke gendongannya. "Kangeeeen Om!" kata Ila.

Ale berdiri sambil menggendong Ila, pemuda itu mengecup pipi chubby Ila gemas. "Om juga kangen banget sama kamu." balasnya.

Ila memeluk erat leher Ale. "Bener Om? Om juga kangen sama Ila?" tanyanya.

Ale mengangguk yakin. "Iya dong, kangen banget sama Ila cantik!" jawabnya sambil menciumi pipi sang keponakan gemas.

Ila terkekeh geli menerima ciuman-ciuman yang Ale berikan pada pipinya. "Geli Om.." ucapnya.

Klandestin | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang