.
.
"Theee! Sini dulu!" panggil Mami Mona dari arah dapur.
Athe yang sedang di ruang tengah menonton tv langsung berdiri dan menghampiri Maminya itu. "Kenapa Mih?"
Mami Mona menoleh pada Athe dan memberikan rantang pada gadis itu. "Nih anterin ke rumah Ale." kata wanita itu.
"Apaan ini Mih?" tanya Athe menatap rantang yang kini sudah dia pegang.
"Nasi sama lauk buat Ale. Mama sama Papanya belum pulang, Bi Jum juga lagi pulang kampung, anterin sana." jawab Mami Mona.
Athe menghela nafas dan mengangguk, gadis itu mengambil ponselnya yang ada di meja ruang tengah dan berjalan pergi untuk menuju ke rumah Ale.
"Mau kemana Neng?" tanya Bi Siti yang sedang menyapu di halaman depan.
Athe menoleh dan mengangkat rantang yang dia pegang. "Ke rumah Kak Ale, mau nganter makanan." jawab gadis itu.
Bi Siti yang mendengar jawaban Athe mendekat. "Neng, Neng gak ngapa-ngapain kan sama Mas Ale? Kemaren saya denger pas obrolan di ruang tengah itu. Yang kata Mas Barun, Neng tidur sama Mas Ale. Itu Neng gak ngapa-ngapain kan?" bisik wanita itu.
Karena dia sudah tau kalau Ale dan Athe memiliki kedekatan lain bahkan pernah dia pergoki berciuman tentu saja pikirannya sebagai orangtua agak khawatir dan curiga juga kalau misal Ale dan Athe ini sudah macam-macam.
Athe menyenggol pelan bahu Bi Siti. "Ih Bibi, enggak. Kak Ale tuh cuma nemenin aku. Beneran deh, serius." jawab gadis itu.
'Ya biarpun sambil grepe-grepe juga sih.' lanjutnya dalam hati.
Bi Siti menyipitkan matanya. "Serius Neng?"
Athe mengangguk. "Iya Bi. Kak Ale gak bakal berani macem-macem, lagian Bibi kan udah kenal banget sama dia. Pasti Bibi tau lah dia kayak gimana.." kata gadis itu berusaha meyakinkan Bi Siti.
Bi Siti menghela nafas pelan. "Ya emang Bibi kenal Mas Ale dari kecil, tapi kan sekarang dia udah gede. Terus waktu itu aja kalian berani cium-ciuman kayak gitu, kan bibi jadi takut kalo misal kalian kebablasan." kata wanita itu sambil menatap Athe.
Athe menggeleng. "Enggak Bi, Bibi tenang aja deh. Aku sama Kak Ale gak gitu kok. Dia gak bakal macem-macem, tenang aja."
"Mas Ale gak macem-macem, tapi kalo malah Neng yang macem-macem gimana?" kata Bi Siti.
Mata Athe melebar sebentar mendengar ucapan wanita paruh baya itu. "Ih Bibi, enggak lah. Paling ya cuma cium-cium aja. Gak yang lain." ucapnya berbohong.
Ya emang cuma cium-cium aja kan? Biarpun yang dicium udah dimana aja yang penting kan bener cium-cium aja, atau paling jauh ya sampe gesek-gesek hehe.
Bi Siti mencubit pelan lengan Athe. "Ya awalnya dari cium-cium itu Neng, lama-lama makin jadi itu. Aduh, jadi khawatir Bibi. Mana kalo di sana kost Neng deket sama tempatnya Mas Ale. Pasti kalian ini sering berduaan mulu.." tebak wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Klandestin | END
RomanceJatuh cinta pada adik dari sahabat sendiri? Ya, Aldrean mengalaminya. Jatuh cinta pada Athea yang merupakan adik dari sahabatnya sendiri. Aldrean jatuh cinta pada Athea bahkan sebelum dia tau apa arti 'cinta' itu sendiri. "Kissin' and hope they cau...