29. Obrolan

1.6K 79 9
                                        

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

Barun berjalan menghampiri Ale yang sedang tiduran di atas ranjangnya, pemuda itu menghela nafas dan menatap Ale.

"Le?" panggilnya.

Ale menoleh. "Apa?" sahutnya.

Barun ikut naik ke atas ranjang, pemuda itu duduk bersandar pada headbed. Kedua tangannya terlipat di depan dada. "Gimana menurut lo, Selena?" tanya pemuda itu.

Ale menaikkan sebelah alisnya, pemuda itu langsung bangkit dari posisi rebahannya dan ikut bersandar pada headbed. "Selena?"

Barun mengangguk. "Iya, dia gimana menurut lo?"

Ale berfikir sebentar, pemuda itu mengusap-usap dagunya. "Ya gak gimana-gimana, emang gimana?"

Barun berdecak mendengar jawaban Ale. "Bukan gitu maksud gue Le, menurut lo dia cewek yang gimana?" tanyanya.

"Ya dia baik, ya dia temen Brigitta. Brigitta gak mungkin temenan sama dia kalo emang dia gak baik, kan?" jawab Ale.

"Lo tertarik sama dia gak?" tanya Barun to the point.

"Tertarik dalam hal apa dulu  nih?" tanya Ale memastikan, dia tidak ingin nanti jawabannya malah di salah artikan oleh Barun.

Barun menarik nafas dan menghembuskannya pelan. "Ya suka gitu?"

"Suka sebagai temen mungkin iya, dia baik orangnya. Mau bantuin gue kenalan sama temennya yang expert soal es krim itu. Dia juga nyambung kalo diajak ngobrol.." jawab Ale.

"Suka sebagai yang lain?"

Ale menggeleng. "Enggak Run, gue gak ngerasa ada ketertarikan yang lain ke Selena. Gue cuma ngerasa kalo dia cocok jadi temen aja, gak buat yang lain." jawab pemuda itu.

"Serius Le? Dia baik loh, gak neko-neko juga anaknya." kata Barun.

Ale menghela nafas, pemuda itu menatap Barun. "Gue tau niat lo sama Bri, lo berdua mau bikin gue sama Selena deket kan? Lo sama Bri selalu ngajak Selena biar gue lebih akrab sama dia kan? Gue tau niat lo sama Bri baik, tapi sorry Run gue gak tertarik sama Selena lebih dari temen." kata pemuda itu jujur.

Barun berdecak pelan. "Padahal gue sama Bri berharap banget lo deket sama Selena, soalnya gue sama Bri udah kenal Selena dan bisa dipastiin kalo dia anaknya baek gak macem-macem." kata pemuda itu lemah.

Ale mengangguk-angguk mengerti. "Iya gue tau  niat lo sama Bri baik, tapi sorry banget Run. Gue beneran gak ada perasaan lebih ke Selena dan gak ada niatan buat menjalin hubungan sama dia."

Barun mengusap rambutnya pelan, pemuda itu mendongak menatap ke arah langit-langit. "Kenapa sih Le? Kenapa lo selalu nolak tiap gue sama Bri mau ngenalin cewek ke lo?" tanya pemuda itu penasaran.

Pasalnya selama mereka saling mengenal terlebih sejak mereka masuk dunia kuliah Ale tidak pernah lagi menjalin hubungan dengan perempuan. Paling jauh Ale hanya saling mengenal dan ya lumayan akrab dengan teman-teman kuliah mereka dulu namun tidak pernah ada yang sampai menjalin hubungan.

Klandestin | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang