09(CdL)

1.2K 157 31
                                    


Avin tidak lagi bisa memejamkan mata.
Padahal jarum jam sudah menunjukkan pukul empat subuh.
Ia tak bergerak.
Merasakan lengan kekar memeluk tubuhnya erat sejak semalam, tak dilepaskan hingga detik ini.
Saat Avin agak menjauh.
Lengan itu menariknya lagi dengan sangat posesif hingga menempel kembali.

Perlahan menoleh nya kesamping, pemuda tampan itu masih tertidur lelap disana.
Wajahnya sangat damai dan tidak ada jejak kejahatan seperti saat ia terbangun.

Avin menghela nafas, merasa takdir sangat semena-mena mempermainkan nya.
Menghempaskan nya dari satu jurang ke jurang kehidupan lain nya.
Menjadikan nya bulan-bulanan nasib.
Berharap sepenuh hati jika ini semua hanyalah mimpi, dan sebentar lagi. Lilis akan mendobrak pintunya, menyuruh nya segera bangun.

"Eemhhh..."

Lingga bergerak, menyisipkan kepalanya ke ceruk leher Avin.
Hembusan nafas hangat nya membuat Avin sadar seratus persen jika ini bukanlah mimpi.

"Lo keparat.!!" Ucap avin tiba-tiba, ketika satu hal lagi disadarinya

Mereka berdua hanya memakai celana pendek tanpa atasan.

Avin memejamkan mata, putus asa.
Bagian tubuhnya dari dada kebawah penuh dengan bekas kissMark merah kehitaman perbuatan lingga.
Beruntung anak itu tidak membuatnya di bagian leher yg pasti bisa di lihat oleh orang.
Tapi tetap saja, bagaimana nanti jika Vani atau siapapun memaksanya melepas baju lagi seperti kemarin.?
Avin tidak mampu membayangkan nya.
Sialan.! Lingga sialan.!!

"Lo biasa bangun sepagi ini.?"

Avin terkejut.
Ternyata lingga yg sedang mendekapnya erat itu sudah terbangun.
Diam tak menjawab, Avin masih berusaha mengumpulkan akal sehatnya untuk mencerna semua kejadian ini.

"Liat gue.." titah lingga

"Bisa kita menyudahi semua ini.? Bisa setelah ini Lo kembali ngga mengenal gue seperti sebelumnya.?"

"Jangan harap.!!"

"Gue bukan mainan.!!"

"Lo emang bukan mainan, Tapi Lo milik gue.!"



****



"Gue tau kamar mandinya bagus, tapi bisa ngga kalau kadar norak Lo di netralisir dikit.? Lo udah berjam-jam didalem sana.!"

Avin mengernyit kesal saat pintu kamar mandi di gedor keras dari luar, tapi pemuda itu cukup pintar untuk tidak kembali tertipu.
Karena jika pintunya dibuka, bajingan tengik diluar sana pasti menerobos masuk dan melakukan kejahatan tambahan.

Brakk...

"Lo ngga mati kan, didalem sana.?"

Pintu terbuka, wajah sebal Avin seketika berhadapan dengan lingga yg sedang menyeringai mesum.
Seringainya kian lebar ketika melihat rambut Avin yg masih basah.

"Muka Lo bikin gue muak.!"

"Ngga usah sok imut sama gue, badan Lo terlalu kurus buat Nerima serangan fajar.!"

"Gue bunuh Lo nanti.!" Ancam Avin

Lingga tertawa..
Sekarang Avin mengerti, mengapa begitu banyak perempuan yg tergila-gila pada manusia brengsek ini.
Melihat wajahnya saat tertawa, bahkan bunga-bunga di taman kalah indah.

"Bagus tato nya.!" Komentar lingga datar, ketika mengamati Avin yg kebingungan mencari seragam sekolahnya dan masih bertelanjang dada

Cinta Dan Luka (YoonMin) SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang