06(CdL)

1.2K 140 17
                                    


Lingga termangu di balkon kamarnya yg begitu megah dengan gelas wine yg berada di tangan nya. Pemandangan kota dimalam yg indah terhampar didepan nya, namun hal tersebut sama sekali tak bisa mengalihkan nya dari apa yg sedang pemuda itu pikirkan.

Pangeran muda keluarga Pradipta tersebut menyesap wine nya, tatapan matanya kosong menatap kedepan, jiwanya kembali berkelana pada kejadian dihalaman belakang sekolah tadi siang.

Bertemu kembali dengan bayangan bocah lusuh kurang gizi yg sedang tidak memakai baju.
Lingga menghabiskan minuman berwarna merah gelap itu dalam sekali teguk ketika bayangan itu kian jelas.
Tubuhnya kecil sekali.
Bahkan mungkin bisa direngkuh dengan sebelah tangan nya. Kulit seputih porselen, meski jelas sekali terlihat banyak bekas luka di dada dan punggung nya.

Entah bagaimana bocah itu mendapatkan bekas-bekas luka yg sekian banyak.

"Bangsat.! Banci Sialan.!"

Prangg...


Lingga membanting gelas kaca di tangan nya hingga pecah berkeping-keping.
Tak mengerti apa yg terjadi didalam dirinya.
Mengapa ia terus-terusan melihat tubuh itu didalam pikiran nya.?
Mengapa ia terus-terusan mendengar suara itu di telinganya.?

Mengapa kemarin kemarahan nya menyembur begitu saja.? Saat mata-mata jalang di halaman belakang ikut menatap kulit seputih porselen itu.?

"Brengsek Lo, Sialan.!!"

Lingga benar-benar marah pada dirinya sendir.
Seumur hidup, tak pernah ia mengizinkan seorang pun menguasai diri dan pikiran nya.
Termasuk kedua orang tuanya yg bangsawan.

Tapi.
Siapa bocah kecil brengsek ini.?!
Berani-beraninya ia membuat pangeran muda Pradipta hilang akal sehat.!

Dan yg membuat lingga lebih kesal adalah, Mengapa Hari esok rasanya lama sekali.?


***


Sementara itu di lain tempat .....


"Jalang sialan..!"

Avin sedang berada didalam kamarnya ketika teriakan umpatan kasar itu lagi-lagi terdengar, ia masih mengabaikan dan tidak mau perduli.
Namun kemudian.
Yg didengarnya tidak hanya suara adu mulut, jeritan ibu nya mendominasi, disertai suara sesuatu seperti pukulan.
Avin tersentak, apa terjadi sesuatu dengan ibu nya.?

Pemuda itu membuka pintu kamarnya dengan tergesa, dan pemandangan pertama yg ia lihat sungguh membuatnya ngilu.

Lilis di hajar oleh laki-laki berperut buncit yg tempo hari.
Wanita itu tersungkur di pojok ruang tengah, sementara si lelaki terus menendangnya.
Avin meraih apapun yg berada dalam jangkauan tangan nya, lalu melemparkan sampai mengenai belakang kepala lelaki itu.

"Berisik.!" Ucap Avin, dingin

Keputusan yg agak bodoh memang.!
Karena sekarang, laki-laki perut buncit itu justru beralih menatapnya, jelas sekali sedang berada dalam pengaruh alkohol.

Dengan matanya yg memerah, laki-laki itu menatap Avin kurang aja.
Langkahnya terhuyung-huyung.

"Dia bisa cari duit.! Suruh dia cari duit buat gue.!" Ucapnya pada Lilis

Wanita itu tidak menjawab, masih tersungkur di pojok ruangan dengan lebam dimana-mana.
Laki-laki itu berusaha meraih Avin dengan tangan gempalnya.

Cinta Dan Luka (YoonMin) SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang